Mohon tunggu...
Haiqal Ananta
Haiqal Ananta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang suka membaca berita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Maraknya Vape di Kalangan Muda

29 Mei 2023   00:07 Diperbarui: 29 Mei 2023   00:24 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Vape merupakan rokok yang mengeluarkan uap dari proses hasil pemanasan bahan kimia, yang awalnya merupakan alat bantu untuk para perokok tembakau aktif berhenti kecanduan merokok. 

Berbeda dengan rokok konvensional pada umumnya yang berasal dari daun tembakau, vape dirancang agar perokok dapat mengurangi dan berhenti merokok tembakau secara bertahap. Karena rokok memiliki dampak berbahaya yang bisa menjadi penyebab kanker dan berbagai penyakit pernafasan lainnya. Namun bukan berarti vape tidak memiliki dampak efek samping seperti rokok karena tidak terdapat kandungan nikotin, vape juga dapat menyebabkan penyakit pada sistem pernapasan seperti peradangan paru-paru dan asma.


Dengan harga yang relatif murah dan masih terjangkau di kantong menjadikan pengguna vape semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini yang perlu difokuskan karena harga vape di Indonesia yang murah jadi banyak pengguna vape yang berusia remaja 15-19 tahun. Vape sendiri saat ini sudah menjadi ajang trend untuk terlihat keren pada remaja--remaja seakan yang merupakan rokok alternatif beralih menjadi gaya hidup dan terkadang menjadi ajang bersosialisasi. Maraknya vape di kalangan remaja dan kemudahan akses bagi orang untuk membeli vape dengan tampilan menarik serta rasa--rasa yang ditawarkan bermacam -- macam semakin menarik bagi berbagai kalangan khususnya remaja.


Melihat hal ini, tentu suatu hal yang memprihatinkan bagi masyarakat Indonesia karena selain pengaruh buruk vape bagi penggunanya namun juga bagi orang sekitarnya. Karena asap dari vape sendiri juga dapat berdampak buruk bagi orang disekitar yang ikut menghirupnya, sama seperti rokok konvensional yang biasa kita jumpai sehari -- hari. Oleh karena itu, fenomena vape yang telah merajalela kini menjadi suatu kondisi yang sangat memprihatinkan. Paparan asap yang tak hanya buruk bagi pengguna vape namun juga orang disekitarnya.


Vape sendiri kini bukan merupakan alat bantu untuk berhenti merokok melainkan menjadi alat adiktif yang baru. Dengan memberikan efek kecanduan yang juga tinggi bagi penggunanya, dan packaging yang menarik serta varian rasa liquid yang banyak tentunya sangat menarik dimata konsumen terutama anak remaja. Meskipun mereka memiliki kecenderungan menjadi pengguna vape hanya karena mengikuti perkembangan jaman.


Tentunya dalam masalah ini vape juga memiliki sisi positif yaitu dapat mengurangi kecanduan rokok dan juga dapat mengurangi pengguna rokok karena beralih menggunakan vape. Vape juga tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan jauh bila dibandingkan dengan dampak negatif rokok pada kesehatan. Bila digunakan dengan bijak (di usia 18+) dan tidak berlebih tentunya akan banyak keuntungan yang dapat diperoleh khususnya bagi orang yang sedang berhenti kecanduan rokok. 

Namun yang menjadi permasalahan adalah remaja dibawah umur yang ikut menjadi pengguna vape, karena tentunya usia mereka belum cukup untuk menggunakan vape secara legal. Kerap ditemukan gerai -- gerai vape store yang masih menjual vape kepada anak dibawah umur tanpa melakukan pengecekan terhadap calon pembeli mereka. Sehingga dengan adanya kemudahan tersebut semakin banyak anak muda dibawah umur yang menjadi pengguna vape.


Sehingga dapat disimpulkan bahwa implikasi dari rokok elektrik sendiri atau biasa disebut dengan vape memang memiliki tujuan yang baik sebagai alat mengurangi kecanduan atas rokok konvensional. Meskipun begitu, vape juga tetap tidak baik bila digunakan secara tidak bertanggung jawab oleh anak dibawah umur. 

Perlu diberlakukan tindakan tegas oleh pemerintah untuk memberikan peraturan larangan keras vape diperjual belikan kepada anak remaja terutama yang masih dibawah umur. Karena meskipun vape cenderung lebi sehat dibanding rokok konvensional, vape tetap memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan tubuh dan juga bisa menjadi adiktif. Vape bukanlah suatu gaya hidup yang perlu di glamorisasi karena trend perkembangan jaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun