Di Desa Duwet Krajan, roda ekonomi berputar berkat keberadaan berbagai usaha rumahan dan pedagang lokal. Namun, sebagian besar dari mereka masih mengandalkan transaksi uang tunai, menciptakan kesenjangan dengan gaya hidup "cashless" yang semakin digemari, terutama oleh generasi muda. Menyadari tantangan ini, Kelompok Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya hadir membawa solusi inovatif: pengenalan dan implementasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Tim PKM FEB UB melihat bahwa digitalisasi pembayaran adalah kunci untuk menghubungkan para pelaku UMKM dengan tren transaksi modern.
Melalui sosialisasi dan pendampingan, tim PKM FEB UB membantu para pelaku usaha untuk mendaftar serta menggunakan QRIS. Mereka menjelaskan bahwa sistem pembayaran ini menawarkan banyak manfaat. Transaksi menjadi jauh lebih cepat dan efisien bagi pembeli. Di sisi lain, keamanan pun meningkat bagi pedagang karena risiko kehilangan uang tunai dapat diminimalisasi, dan setiap transaksi tercatat secara otomatis. Hal ini sangat membantu mereka dalam mengelola dan melacak pemasukan, serta memberikan kesan profesional yang membangun kepercayaan pelanggan.
Dengan bimbingan langsung dari mahasiswa PKM, kini para pelaku UMKM di Desa Duwet Krajan tidak lagi tertinggal dalam inovasi pembayaran. Mereka semakin percaya diri untuk melayani konsumen dari berbagai kalangan, termasuk wisatawan dan anak muda. Program ini berhasil menjembatani kesenjangan digital, membuka peluang baru, dan membuktikan bahwa digitalisasi adalah kunci untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan bagi setiap usaha, apa pun jenisnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI