Mohon tunggu...
hafsatul laila
hafsatul laila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

berterima kasih pada diri sendiri itu nikmat yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Penyelesaian Masalah Kependudukan dalam Pengetasan Kemiskinan

20 Juni 2021   22:02 Diperbarui: 20 Juni 2021   22:34 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masalah kependudukan adalah permasalahan sosial yang dialami oleh suatu Negara yang tidak terlepas dari suatu pertumbuhan yang berhubungan dengan dinamika keadaan penduduk. Apabila pertumbuhan penduduk tinggi, maka akan menimbulkan masalah, sebab kapasitas wilayah suatu Negara terbatas dan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. 

Langkah --langkah strategis yang tepat dan berkelanjutan juga diperlukan untuk memecahkan masalah. Namun, dengan berbagai macam masalah sosial seperti kemiskinan, menimbulkan dampak terhadap suatu peristiwa dengan bertambahnya jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan upaya mengatasi masalah tersebut.

Problem kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah Indonesia sebagai sebuah Negara. Tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan kemiskinan. 

Kemiskinan merupakan fenomena yang terjadi hampir di seluruh Negara berkembang. Kemiskinan muncul karena ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

Masalah kesenjangan pendapatan dan kemiskinan tidak hanya dihadapi oleh Negara berkembang, namun Negara maju sekalipun tidak terlepas dari permasalahan. Kemiskinan Indonesia disebabkan oleh pola pikir masyarakat nya, persaiangan dunia kerja, kurangnya kreasi dan inovasi, pendidikan, dan kurangnya lapangan pekerjaan.

Program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini hasilnya masih belum sesuai harapan semua pihak. Pemerintah masih sebagai penguasa fasilitator dalam penanganan kemiskinan, dilakukan secara sentralistik oleh pemerintah pusat yang diwakili BAPPENAS, dengan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Garis kemiskinan Indonesia mencapai Rp 454.652 per kapita per bulan. 

BPS mencatat selama bulan September 2019 hingga maret 2020, garis kemiskinan di Indonesia mengalami kenaikan 3,20 %, atau dari Rp 440.538 per kapita (perbulan September 2019) menjadi Rp 454.652 per kapita ( per bulan pada maret 2020). Kini angka kemiskinan Indonesia kembali menyentuh angka 10,19 % pada September 2020. Kemiskinan yang terjadi yakni kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pangan, air minum dan perumahan. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya alam ataupun sumber modal.

Bagaimana cara penyelesaian kependudukan dan pengetasan kemiskinan? Dalam teori ekonomi mengatakan bahwa untuk memutus mata rantai lingkaran setan kemiskinan dapat dilakukan peningkatan keterampilan sumber daya manusianya, penambahan modal investasi, dan mengembangkan teknologi.

Lantas apa yang dapat dilakukan? Program-program penggulangan kemiskinan diarahkan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi antarnegara bagian, seperti apatis, apolitis,fatalistic, ketidakberdayaan. Karena kemiskinan bersifat multidimensional, maka program pengetasan kemiskinan tidak hanya memperioritaskan aspek ekonomi tapi memperhatikan dimensi lain.

Sumber Referensi

Sunarto, K. penggantar sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun