Hafizh Nabil Ilham
Prodi Kewirausahaan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas
d'BestO merupakan sebuah outlet makanan cepat saji spesifik Ayam goreng dan menu-menu seperti Burger dan lain-lainnya. Usaha franchise yang terkenal ini ternyata dimiliki oleh Dua Dokter hewan lulusan dari ITB, yaitu ibu Evalinda Amir dan bapak Setyajid. Pada awalnya usaha ayam goreng cepat saji milik Eva ini bernama "KuFC" (kentuku fried chicken) yang didirikan pada tahun 1994, hingga pada tahun 1997 memiliki omset 5 juta sehari, tidak lama pada saat itu Indonesia mengalami krisis perekonomian ditahun 1998, sehingga berdampak pada usaha KUFC ini dan akhirnya mengalami kebangkrutan, setelah mengalami kebangkrutan dan nama yang tidak  layak paten selama 17 tahun, barulah pada tahun 2009 namanya berubah menjadi "d'BestO" yang berasal dari kata "The Bes to" dalam bahasa Jawa dan usaha ini sudah menyebar diseluruh Indonesia.Â
Salah satu kunci sukses utama d'BestO terletak pada pemahaman mendalam terhadap selera konsumen Indonesia. Berbeda dari kompetitornya, d'BestO lebih mementingkan ayam goreng dengan cita rasa yang disesuaikan dengan lidah lokal dengan rasa yang lebih berbumbu, gurih, dan memiliki harga yang lebih terjangkau. Dengan pendekatan ini, ia mampu menarik berbagai kalangan masyarakat, dari pelajar hingga keluarga.Â
Selain itu, inovasi produk dan model bisnis yang fleksibel menjadi senjata utama d'BestO untuk terus berkembang. Mereka tidak hanya mengandalkan ayam goreng sebagai menu andalan, tetapi juga menawarkan variasi produk seperti burger, nasi, kentang, dan camilan lain yang sesuai dengan lidah masyarakat. Pendekatan ini membuat d'BestO bisa terus bangkit di tengah perubahan tren makanan cepat saji.Â
Di sisi strategi bisnis, d'BestO fokus pada bisnis berbasis kemitraan (franchise). Dengan membuka peluang usaha bagi mitra lokal, ia (Evalinda Amir) tidak hanya memperluas jaringan secara cepat tetapi juga membangun hubungan kuat dengan komunitas setempat. Hingga saat ini sudah 165 outlet d'BestO yang tersebar diseluruh Indonesia. Strategi ini memungkinkan pertumbuhan bisnis yang stabil dan membuka lapangan kerja di berbagai daerah.Â
Namun, yang membedakan d'BestO dari banyak pesaingnya adalah komitmen terhadap kualitas, pelayanan, konsisten, dan pengalaman pelanggan. Mereka memastikan bahwa setiap gerai mempertahankan standar rasa, kebersihan, dan pelayanan yang konsisten. Hal ini membangun loyalitas pelanggan dan menciptakan pengalaman makan yang menyenangkan di setiap cabang.Â
Kisah d'BestO membuktikan bahwa brand lokal bisa bersaing dan bahkan menguasai pasar yang didominasi merek global. Dengan kombinasi keberanian memulai, inovasi berkelanjutan, dan strategi bisnis yang adaptif, d'BestO menjadi contoh nyata bahwa kesuksesan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang dijalankan dengan tekad dan visi yang jelasÂ
- Awal Berdirinya dan Perubahan NamaÂ
Sebelum dikenal sebagai d'BestO, bisnis ini bernama Kentuku Fried Chicken (KuFC). Nama ini kemudian diubah untuk membedakan diri dari merek terkenal lainnya dan menciptakan identitas yang lebih unik.