Malam Ramadan itu terasa berbeda. Temanku tiba-tiba mengajakku sholat tarawih di sebuah masjid yang terletak di tepi jalan besar. Dengan semangat ia berkata,
“Berangkat sholat tarawih di masjid tepi jalan, kuy!”
Aku tersenyum sambil menjawab,
“Aku izin dulu ya ke orang tuaku.”
Setelah sedikit berbincang, kami pun sepakat. Aku berencana pergi menggunakan motor dan mengajak abangkan ikut.
Sesampainya di rumah, aku dan abang meminta izin. Dengan hati-hati aku berkata,
“Ma, boleh aku pergi sholat tarawih di masjid tepi jalan?”
Wajah orang tua menegang. “Jangan, lebih baik di mushola dekat rumah saja.”
Namun aku terus memohon. Setelah beberapa saat, akhirnya orang tua berkata,
“Baiklah, tapi hati-hati di jalan.”