Mohon tunggu...
hafizatun maulidani
hafizatun maulidani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya selalu tertarik dengan suatu yang baru, selain itu saya gemar menulis cerpen dan renang

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gunung Jae: Bangkitkan Ekonomi Desa Sedau

13 Juni 2025   16:22 Diperbarui: 13 Juni 2025   16:22 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Di tengah kehidupan modernisasi, Gunung Jae hadir sebagai oase ketenangan dan keindahan alami yang mempesona. Terletak di Desa Sedau, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, destinasi wisata ini kini tak hanya menyuguhkan panorama alam yang menakjubkan, tetapi juga menjadi motor penggerak kesejahteraan masyarakat setempat.

Gunung Jae menawarkan pemandangan menakjubkan berupa danau tenang yang dikelilingi bukit dan hamparan sawah hijau sejauh mata memandang. Menariknya, danau ini dulunya merupakan bekas area pertambangan yang kini disulap menjadi daya tarik wisata yang luar biasa.

Dengan tiket masuk hanya Rp5.000, para pengunjung bisa menikmati berbagai fasilitas seperti gazebo, toilet umum, musholla, colokan listrik, hingga area penyewaan tenda lengkap dengan wahana perahu. Bagi mereka yang ingin lebih lama menikmati ketenangan Gunung Jae, tersedia tenda dengan harga sewa antara Rp35.000--Rp50.000, termasuk biaya pemasangan.

Namun keindahan ini tak hanya dinikmati oleh para pelancong. Kehadiran Gunung Jae sebagai destinasi wisata telah membawa dampak positif yang signifikan terhadap ekonomi masyarakat Desa Sedau. Sebelum berkembangnya tempat ini, mayoritas warga menggantungkan hidup dari bertani, menjual tuak manis, dan memproduksi gula aren. Kini, mereka turut berkontribusi langsung dalam ekosistem wisata dengan membuka warung makan, menyewakan tenda, dan menjual hasil produksi lokal di sekitar area wisata.

Dalam proses pengelolaannya, Gunung Jae dikelola sepenuhnya oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan pemerintah daerah. Tanah wisata sendiri merupakan aset milik Pemerintah Daerah Lombok Barat dan Balai Wilayah Sungai (BWS), dengan fasilitas dibangun menggunakan dana dari Alokasi Dana Desa (ADD).

Admin pengelola, Dani, menyebutkan bahwa pokdarwis yang terdiri dari 21 orang bertugas menjalankan berbagai peran dalam pengelolaan harian wisata ini. Pendapatan dari wisata ini pun cukup besar, dengan kisaran Rp150 juta per bulan pada musim cerah, dan mengalami penurunan menjadi sekitar Rp15 juta saat musim hujan. Dana tersebut dialokasikan sebesar 65% untuk operasional pokdarwis, dan 35% untuk BUMDes yang kemudian disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk bantuan ekonomi bergulir.

Menariknya, sebagian besar pengelola wisata dulunya merupakan warga yang menganggur. Kini, berkat adanya Gunung Jae, mereka memiliki pekerjaan tetap dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun demikian, ada sejumlah catatan penting terkait keselamatan pengunjung. Akses jalan menuju lokasi wisata masih belum memadai dan dalam kondisi rusak. Selain itu, belum tersedianya tim penyelamat di area wahana perahu menjadi kekhawatiran tersendiri, terutama bagi pengunjung yang membawa anak-anak atau tidak bisa berenang.

Masyarakat berharap agar pemerintah daerah dan pengelola lebih serius dalam menangani masalah ini, misalnya dengan memperbaiki infrastruktur jalan dan menyediakan fasilitas keselamatan seperti pelampung dan tim penyelamat di lokasi wisata.

Gunung Jae adalah bukti nyata bahwa pengelolaan wisata yang tepat tidak hanya mempercantik lanskap alam, tapi juga memperkuat sendi-sendi ekonomi masyarakat. Dengan pengembangan yang berkelanjutan dan perhatian pada aspek keselamatan, destinasi ini berpotensi menjadi ikon wisata baru di Pulau Lombok.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun