Mohon tunggu...
Hafiz Forever
Hafiz Forever Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Blogger, Writer ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kehendak Tuhan (Puisi)

31 Januari 2010   21:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:09 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini kehendak Tuhan, pikirku dalam hati
Ya, begitulah ...
Terbitlah terang setelah gelap memelukku dalam kelamnya

Ada kalanya rerimbunan menghalangi cahaya
Namun pada akhirnya ia akan menyapa
Tanpa diminta ataupun dipaksa

Ia datang seperti kicauan burung di pagi hari
Begitu polos dan jujur
Tak ada yang disembunyikan dalam kebimbangan

Seperti air dari hulu ke hilir
Matahari dari timur ke barat
Dan anggur yang jatuh ke bawah

Tanpa polesan dan ketakutan
Tanpa sungkan dan gelisah
Ia datang sembari tersenyum

Menghangatkan tubuh yang sedang menggigil
Maka tak salah jika aku selalu memeluk erat dirinya
Karena ia adalah penolong

Penolongku dari gelapnya penipuan
Manisnya kata dan harapan
Juga dusta yang dipolesi madu kematian

Ini kehendak Tuhan, pekikku dalam hati
Ya, terimalah ...
Terbitlah terang setelah gelap membekapku dalam hitamnya

nb : this poem sponsored by 'penolong' ... :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun