Mohon tunggu...
Muhammad Hafidzin Maulana
Muhammad Hafidzin Maulana Mohon Tunggu... belum kerja

saya lebih suka berdiskusi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Metode Supervisi Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Bandung

19 Juni 2025   08:30 Diperbarui: 16 Juni 2025   22:27 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar Ilustrasi penerapan metode Supervisi akademik)

Oleh: Muhammad Hafidzin Maulana Rahman 

Mahasiswa Kls II.C MPI S2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Supervisi akademik merupakan salah satu instrumen penting dalam pengembangan profesionalisme guru dan peningkatan mutu pembelajaran yang berkelanjutan. Di MIN 1 Bandung, kepala madrasah memegang peran sentral dalam memastikan kegiatan supervisi dilaksanakan secara terstruktur, terarah, dan sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan. Melalui penerapan metode supervisi yang tepat, kepala madrasah mampu mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran secara sistematis, sehingga kegiatan supervisi tidak hanya menjadi aktivitas administratif, tetapi juga menjadi sarana strategis untuk mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Hasil dari pelaksanaan supervisi ini berdampak langsung pada meningkatnya kompetensi guru, hasil belajar siswa, serta tercapainya standar mutu pendidikan yang diharapkan oleh lembaga.

Pertama: Jenis dan Metode Supervisi yang Diterapkan; Supervisi akademik di MIN 1 Bandung diterapkan melalui tiga metode utama, yaitu supervisi klinis, supervisi kelompok, dan supervisi kolaboratif. Supervisi klinis dilakukan secara individual melalui tahapan pra-observasi, observasi di kelas, dan pasca-observasi, serta terbukti efektif dalam menangani permasalahan spesifik pembelajaran seperti penggunaan metode mengajar, pengelolaan kelas, dan asesmen siswa. Sementara itu, supervisi kelompok dilaksanakan dalam bentuk pelatihan, workshop, dan diskusi bersama antar guru, baik dalam lingkup mata pelajaran yang sama maupun lintas mata pelajaran, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan pedagogis secara kolektif dan memperkuat kerja sama antarpendidik. Adapun supervisi kolaboratif menekankan kemitraan antara kepala madrasah dan guru, di mana guru dilibatkan secara aktif dalam menentukan fokus supervisi serta merumuskan solusi atas permasalahan pembelajaran, sehingga memperkuat hubungan profesional yang terbuka, saling percaya, dan saling mendukung dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran.

Kedua: Langkah-langkah Penerapan Supervisi di MIN 1 Bandung; Kepala madrasah menyusun rencana supervisi tahunan dengan memperhatikan analisis kebutuhan guru, hasil evaluasi sebelumnya, serta prioritas pengembangan kompetensi yang dibutuhkan, di mana perencanaan ini mencakup penentuan jadwal, sasaran supervisi, dan penyiapan instrumen observasi. Supervisi kemudian dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, melalui observasi langsung terhadap proses pembelajaran di kelas, dengan memperhatikan berbagai aspek seperti strategi mengajar, interaksi guru dan siswa, pemanfaatan media pembelajaran, serta evaluasi yang dilakukan oleh guru. Setelah proses observasi, kepala madrasah dan guru melakukan diskusi reflektif, di mana umpan balik diberikan secara konstruktif yang mencakup penguatan terhadap kelebihan serta saran perbaikan atas kelemahan yang ditemukan. Berdasarkan hasil evaluasi dan umpan balik tersebut, kepala madrasah menyusun tindak lanjut berupa pelatihan, pendampingan guru, atau studi banding yang dirancang untuk memastikan terjadinya perbaikan berkelanjutan dalam mutu pembelajaran di madrasah.

Ketiga: Dampak Penerapan Supervisi terhadap Kualitas Pembelajaran; Hasil penerapan metode supervisi akademik di MIN 1 Bandung menunjukkan berbagai dampak positif yang signifikan dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Guru menjadi lebih terampil dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta menunjukkan peningkatan kemampuan dalam memanfaatkan media pembelajaran dan teknologi secara efektif. Selain itu, supervisi akademik juga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa, terutama dalam aspek literasi dan numerasi. Di sisi lain, terbentuk budaya reflektif dan kolaboratif di kalangan guru melalui kegiatan komunitas belajar, yang mendorong mereka untuk saling berbagi pengalaman dan strategi pembelajaran. Dampak positif lainnya adalah meningkatnya motivasi guru untuk terus mengembangkan diri secara profesional sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam menciptakan pembelajaran yang bermutu.

Keempat: Faktor Pendukung dan Hambatan; Faktor pendukung dalam pelaksanaan supervisi akademik di MIN 1 Bandung meliputi kepemimpinan kepala madrasah yang visioner dan komunikatif, dukungan penuh dari guru terhadap program supervisi, ketersediaan instrumen serta jadwal supervisi yang jelas, dan terciptanya lingkungan kerja yang kondusif serta kolaboratif. Namun, di sisi lain, pelaksanaan supervisi juga menghadapi beberapa hambatan, seperti keterbatasan waktu kepala madrasah akibat beban administrasi yang padat, tingkat kesiapan guru yang masih bervariasi dalam menerima kritik dan saran, serta kebutuhan akan pelatihan lanjutan bagi kepala madrasah dalam menguasai teknik supervisi modern.

Penerapan metode supervisi yang tepat di MIN 1 Bandung telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran di lingkungan madrasah. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan secara sistematis, berbasis data, dan berorientasi pada pembinaan serta pengembangan kompetensi guru menjadi fondasi utama dalam mewujudkan madrasah yang bermutu dan berdaya saing. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peran strategis kepala madrasah sebagai pemimpin pembelajaran yang mampu mengarahkan, membimbing, dan memotivasi guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional. Namun, untuk menjaga kesinambungan dan efektivitas program supervisi tersebut, diperlukan komitmen bersama dari seluruh pihak, termasuk guru, tenaga kependidikan, dan pemangku kepentingan lainnya, serta peningkatan kapasitas kepala madrasah dan guru dalam menerapkan praktik supervisi yang tidak hanya profesional, tetapi juga humanis dan membangun budaya kolaboratif di lingkungan madrasah.

Keterangan:

Tulisan ini disajikan dari riset mini individu sebagai Tugas Remedial UTS dalam Mata Kuliah Pengawasan dan Evaluasi Pendidikan, Prof. Dr. H. Ahmad Rusdiana, MM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun