Mohon tunggu...
Muhamad Noor Hafidzal
Muhamad Noor Hafidzal Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : Hafidzalll_

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni) 🚀

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Kita sebagai Orangtua Sudah Memperhatikan Anak dalam Belajar?

21 Oktober 2020   21:08 Diperbarui: 21 Oktober 2020   21:21 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
organicauthority.com

Kepada orang tua, apakah anak kita faham tidak sih dengan apa yang sudah di sampaikan pembelajaran pembelajaran yang  telah di beritahukan oleh guru, dan pembelajaran yang mana kah itu?
"Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan" (HR. Ibnu Abdil Barr)
Siapa dan dimana orang  yang tidak kenal dengan hadist di atas itu, hadist yang memang langsung berhubungan dengan pembelajaran Sekolah Dasar maupun menengah dan seterusnya, hal yang memang benar benar mengikat langsung dengan belajar dan hal yang harus di miliki oleh setiap orang /manusia.
Secara garis besar belajar adalah suatu kegiatan untuk menggali informasi, mengali pengetahuan, dan yang lainya, dan belajar atau menimba ilmu itu tidak ada batasanya maupun itu orang tua anak anak, remaja dan lainya itu. Semua orang berhak untuk belajar dan menggali ilmu untuk pengetahuan pengetahuan yang ia cari, semua tak akan sia sia. Tidak ada ilmu yang sia sia.
Banyak nya sumber sumber belajar  segala macam macam bahan yang di gunakan untuk bisa mendapatkan ilmu atau hal hal yang kita pelajari. Banyak nya sumber sumber belajar berupa yang paling umumnya dengan buku, gambar, narasumber, cerita, tempat tempat khusus yang memang akan menjadi pelajaran untuk kita, permainan, dan pengalaman, pengalaman adalah suatu pembelajaran yang sangat sangat baik menurut saya pribadi. Tidak hanya itu banyak belajar belajar atau menimba ilmu yang sangat banjir ilmu, dan balik dengan diri kita sendiri, bagaimana kita yg menanggapi ilmu tersebut.
Dalam pembelajaran pada anak kita wajin harus mengetahui bagaimana macam pendekatan belajar pada anak kita. Terutama orang tua dan guru saat ingin mengajarkan anak anak.
Pendekatan Kontekstual, pendekatan ini lebih mengacu pada inisiatif guru atau orang tua untuk bisa menghubungkan dengan kondisi di lingkungan sehari-hari anak. Tak hanya itu, yang dapat dilakukan juga mendorong anak untuk mengaitkan pengetahuan anak sebelumnya yang sudah didapat dengan cara mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh : ketika anak berantem atau berkelahi adalah hal yang tidak baik untuk dirinya dan lingkungan, maka kita sebagai guru menerapkan atau memberi pengetahuan kepada anak anak untuk tidak berkelahi. Hal yang akan terjadi adalah anak akan berkelahi dan tidak tau tentang apa apa dan akan menyebabkan kerugian pada fisiknya. Setelah itu kita ajarkan anak anak untuk tidak berkelahi, dan di selesaikan dengan cara yang baik baik, biasanya anak anak yang berkelahi akan main tangan atau memukul apapun itu.
Pendekatan Konstruktivisme, pendekatan ini memiliki fokus tersendiri dalam pembelajaran yakni pada tingkatan membangun kreatifitas anak. Kreativitas agar anak bisa membangun dan berani mengutarakan gagasan dan dapat diterapkan di dunia nyata. Guru atau orang tua hanya sebagai pengarah kebijakan dalam pendekatan ini.
Contoh : anak anak yang akan menceritakan bagaimana dan apa saja yang mereka lihat dan mereka amati sejak itu dan mereka akan menceritakan bagaimana dana pa saja yang selesai mereka lihat dan mereka amati sejak itu. Mulai dari hal yang kecil dan hal yang apapun mereka lihat dan amati.
Pendekatan Deduktif, pendekatan yang menggunakan logika dalam berfikir untuk menyelesaikan masalah dan selanjutnya membuat kesimpulan. Dideskripsikan dalam kata
Contoh : Anak biasanya bingung antara membedakan huruf  ,,  secara garis besar ketiga huruf tersebut memilik bentuk yang sama namun secara khusus ada perbedaan dalam jumlah titik yang dimiliki.
Penedekatan Indukif, pendekatan ini merupakan kesimpulan dari akivitas berfikir dari elemen dengan karakter khusus.
Pendekatan Konsep,  dalam pendekatan ini anak dibimbing untuk memahami suatu konsep secara mendalam agar mereka terhindar dari kesalahan konsep.  Konsep sendiri merupakan penggolongan yang mempunya suatu kesamaan.  
Sehingga anak diarahkan untuk memahami suatu materi dengan menggunakan konsep yang ada dalam materi tersebut.  
Pendekatan Proses, pendekatan ini berfokus agar anak bisa menjiwai sebuah proses bukan akan hasil yang dicapai. Dengan demikian anak anak terlatih akan daya pikir dan psikomotor yang ada dalam dirinya.
Pendekatan Open-Ended, merupakan masalah atau soal yang dirancang bisa memiliki jawaban banyak  yang benar. Pendekatan ini betujuan utama untuk menekankan anak agar tahu proses jawaban bisa didapat. Anak akan termotivasi untuk meningkatkan kapasitas berpikir mereka dengan jawaban dan penemuan baru, dapat meningkatkan daya kreatif dan mindset dengan cara problem posing secara sinkron.
Pendekatan Saintifik,  disiapkan untuk anak agar bisa dengan aktif membangun keterampilan,  pengetahuan dengan cara observasi,  bertanya,  menalar,  mengumpulkan data,  meneliti dan menyimpulkan. Dengan diterapkan dalam berbagai materi atau kondisi karena pada prosesnya harus ada nilai dan sifat yang tersusun dengan matang.
Pendekatan realistik,  berawal dari setelah anak mengatasi masalah yang sudah ada.  Dengan hal demikian anak akan terbangun untuk bisa mengatasi berbagai masalah,  dapat disebut juga dengan RME (Realistic Mathematics Education). Yang terfokus pada hal yang nyata atau realistis untuk anak.
Pendekatan Sains,  Teknologi dan Masyarakat. Pendekatan ini merupakan kombinasi dari keterampilan proses, pendekatan konsep, inquiry,  pendekatan lingkungan dan discovery.  Bertujuan agar anak bisa menentukan setiap keputusan dengan tepat ketika terjadi masalah yang ada pada masyarakat yang ada di lingkungan.
Dengan berlandaskan filosofi pendekatan konsruktivisme yakni anak dapat merangkai konsep sesuai dengan apa yang sudah ia ketahui.
Jadi mana nih bun kira-kira pendekatan yang cocok untuk anak kita ?
Selain jenis pendekatan, dalam belajar juga terdapat model pembelajaran. Dimana hal ini biasa banyak diterapkan dalam dunia pedidikan, walaupun juga banyak yang dapat diterapkan saat anak belum memasuki dunia sekolah.
Menurut Agus Suprijono (2009: 46) model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan  pembelajaran di kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancang dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Udin Saripudin Winataputra,1997:78).
Model pembelajaran menurut Soekamto dalam Trianto (2009:22) adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Selain jenis pendekatan, dalam belajar juga terdapat model pembelajaran. Dimana hal ini biasa banyak diterapkan dalam dunia pedidikan, walaupun juga banyak yang dapat diterapkan saat anak belum memasuki dunia sekolah.
Model pembelajaran merupakan langkah awal untuk proses belajar mengajar yang akan dilakukan.
Menurut Agus Suprijono (2009) metode belajar di bagi menjadi :
1. Pembelajaran berbasis langsung
Dalam hal ini kita sebagai orang tua atau guru terlibat langsung dan aktif dalam menyampaikan suatu ilmu pada anak kita.  Pembelajaran ini dirancang untuk penguasaan pengetahuan prosedur,  pengetahuan faktual, serta berbagai keterampilan lainnya.  
2. Pembelajaran Cooperative
Pembelajaran cooperative memiliki pemahaman lain yakni belajar bersama.  Sehingga tidak melibatkan anak lain untuk mencapai tugas atau tujuan yang telah ditentukan.  Pembelajaran ini memang dirancang untuk melatih kekompakan atau kerjasama antara satu dengan yang lain.  
3. Pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan konsep Jerome Bruner.  Pembelajaran yang lebih menekankan dalam aktivitas penyelidikan.  Mencari jawaban akan masalah yang tengah dihadapkan.  
4. Pembelajaran kontekstual
Konsep kontekstual ini membatu guru atau orang tua untuk mengaitkan materi dengan keadaan pada lingkungan luar atau dunia nyata.
Masih banyak model pembelajaran yang ada, namun beberapa model pembelajaran diatas paling sering kita temui dalam dunia bangku sekolah.  
Tidak semua anak dapat menerima model pembelajaran yang kita terapkan. Ada yang nyantol dengan berbasis masalah,  ada yang lebih faham dengan berbasis kelompok dan sebagainya.
Semua tergantung bagaimana kondisi pemikiran dan daya pengetahuan anak tersebut.
Jangan menyamakan pola pemikiran anak ya bunda,  bisa jadi anak memiliki pola pemikiran tersendiri untuk memahami suatu ilmu yang dia dapat.

http://fitrianovitasari6.blogspot.com/2014/12/pengertian-fungsi-jenis-jenis-dan.html#:~:text=Sumber%20belajar%20(learning%20resources)%20adalah,belajar%20atau%20mencapai%20kompetensi%20tertentu
https://www.tripven.com/pendekatan-pembelajaran/
http://hayatinurrrrrr.blogspot.com/2016/12/jenis-jenis-model-pembelajaran.html
http://istyas.wordpress.com/2009/12/04/sumber-belajar/
http://bukunnq.wordpress.com/2011/04/23/sumber-belajar-jenis-jenis-sumber-belajar-dalam-pendiidikan-fungsi-sumber-belajar-kriteria-memilih-sumber-belajar-bagaimana-memanfatkan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-prosedur-merancang-sumb/
http://agus-sadikin.blogspot.com/2012/12/pengertian-sumber-belajar.html
http://ariedanarmy.blogspot.com/2012/01/fungsimanfaat-sumber-belajar.html
http://rachmimaulanaputri.blogspot.com/2012/12/sumber-belajar-dan-alat-permainan-http://nurul-pai.blogspot.com/2013/01/sumber-belajar.html
tk_14.html
http://sumberbelajaraudtrisnaatika.blogspot.com/2012/11/sumber-belajar-aud.html
www.wawasanpendidikan.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun