Mohon tunggu...
Muhamad Noor Hafidzal
Muhamad Noor Hafidzal Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : Hafidzalll_

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni) 🚀

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Anak dalam Segi Konflik

26 September 2020   11:02 Diperbarui: 26 September 2020   11:17 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terjadi saat konflik?

Anak-anak hampir selalu akan menjadi korban jika terjadi konflik dengan orangtua mereka. Mereka tidak memiliki otoritas untuk membawa keinginan dan emosinya dipahami orangtua mereka, sedangkan orangtua dengan segudang pengetahuan dan pengalamannya memiliki otoritas penuh untuk selalu 'menang' dalam konflik. 

Beberapa orangtua mengaku menyesal sesaat setelah konflik berakhir dengan 'kemenangan' mereka. Kemudian mecoba memperbaiki hubungan dengan berbagai hal, mulai menjalin komunikasi yang lebih lembut sampai memberikan hadiah.Memang hadiah membuat anak kembali tersenyum gembira, namun senyum itu, yakinlah bukan karena anak merasa selesai dengan konflik sebelumnya, namun perasaan suka karena mendapatkan mainan.

Hampir semua manusia ingin memiliki keturunan namun, tidak semuanya siap untuk menjadi pengasuh pada anak-anaknya kelak.

Mengapa kerap kita mendengar tentang keluhan orang tua dalam mengasuh anak-anak mereka? karena anak-anak tidak banyak mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan hal serupa atau keluhan tentang hubungan mereka dengan orang tua mereka

Konflik dalam pengasuhan antara orangtua-anak merupakan hal biasa dalam kehidupan. Ia adalah jejak yang membuktikan dinamika hubungan diantara keduanya. Banyak diantaranya menjadi sebuah titik balik kuatnya hubungan orangtua-anak, namun tidak sedikit yang menjadi sebaliknya.

Siklus konflik

Untuk mendpatkan pemahaman yang kaya tentang konflik pengasuhan, kita mulai dari bagaimana orangtua dan anak biasanya memandang, berpikir, merasakan dan kemudian berperilaku sebagai respon dari peristiwa yang penuh tekanan dan situasi penuh masalah. 

Mengacu pada Life Space Crisis Intervention (LSCI--sebuah lembaga yang konsentrasi pada intervensi krisis rentang kehidupan) konflik antara orangtua-anak terjadi karena perbedaan pandangan, pikiran, perasaan dan respon perilaku antara keduanya. Itulah mengetahui siklus tersebut sangat penting bagi kita yang keseharian berhadapan dengan anak, entah itu anak kita sendiri ataupun siswa di sekolahan

Pikiran dan peresepsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun