Mohon tunggu...
Hafidz kertas
Hafidz kertas Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa, manusia yang belum merdeka

Pembaca berita

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengawal Perfilman di Indonesia di Masa New normal

12 Juni 2020   22:24 Diperbarui: 12 Juni 2020   22:16 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Direktorat perfilman, musik, dan media baru menggelar diskusi secara virtual melalui aplikasi zoom. Diskusi yang membahas " mengawal film nasional saat tayang di New normal" ini dihadiri oleh direktur jenderal Kebudayaan yang diwakili oleh Edi Suwardi, pula ada  pengamat perfilman dan wartawan senior jan Widjaja, artis kenamaan Acha Septriasa, Sidi Saleh seorang sineas, dan lain-lain.

Dalam kesempatan itu, Edi Suwardi menyampaikan bahwa pihaknya akan tetap memberikan dukungan terhadap industri perfilman di Indonesia. Selain itu dia menyampaikan hal penting yang harus dilakukan oleh para produser film, di antaranya untuk tetap berkarya meski melalui konsep digitalisasi.

" bagi para produser agar tidak hanya berhenti di situ saja, namun juga bisa kita lakukan dengan inovasi dan kreasi - kreasi melalui digitalisasi, " ucap Edi.

Dalam kesempatan yang sama,  Lola Amaria selaku produser menyampaikan bahwa industri perfilman memang sedang mengalami keterpurukan dalam tiga bulan ini. Pasalnya, industri perfilman berhenti memproduksi dalam waktu tersebut.

" Ada yang sudah berjalan satu minggu, ada yang produksinya kurang satu, dan itu harus dihentikan," ucapnya.

Sementara, Sidi Saleh lebih menyoroti persoalan per-bioskob-an yang memang saat ini masih tidak beroperasi. Menurutnya, aktivitas bioskop itu merupakan aktivitas fisik, dengan hal itu ada kaitannya dengan Pemerintah.

" persoalan bioskop, berarti persoalan aktivitas fisik, aktivitas fisik itu berkaitan dengan Pemerintah," ujarnya.
" ia, persoalannya kebijakan menjaga jarak fisik ini akan punya inline antara penyediaan dan ketersediaan produk film, " lanjutnya.

Djonny syafruddin turut menyampaikan bahwa komunikasi Cina dalam bisnis bioskop harus ditiru, agar saling menguntungkan sesama pengusaha bioskop dan produser film.

" dalam bisnis bioskop harusnya ada komunikasi seperti orang Cina, agar saling menguntungkan sesama pengusaha bioskop dan produser film, " kata Djonny.

Termasuk kerja sama dengan pemerintah agar ada ruang dan bantuan bagi anak muda yang ingin membuat film Indonesia," pungkasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun