Kita semua tahu bagaimana luar biasanya Ancelotti menyelesaikan paruh pertama dengan semua keterbatasan yang ada dalam skuad, termasuk badai cedera. Belum selesai semua permasalahan cedera kemarin, di awal paruh kedua ini kembali dipastikan skuad kembali dilanda badai cedera.
Dengan padatnya jadwal sepakbola masa ini, memang bisa dibilang wajar tiap tim mengalami beberapa cedera dalam satu musim, karena itu skuad klub-klub terbaik Eropa harus tebal, tiap posisi harus bisa diisi oleh dua pemain. Masalahnya, hal seperti ini sudah terjadi dua kali dalam semusim menimpa skuad los Blancos.
Satu hal yang membedakan, badai cedera ini jauh lebih buruk dibandingkan sebelumnya. Tiga pemain Alaba, Militao, dan Courtois yang biasanya selalu menjadi tembok terakhir pertahanan dipastikan absen setidaknya sampai bulan Maret, itu juga cuma Militao, dua lainnya masih diragukan untuk bisa dimainkan hingga akhir musim. Selain itu, Rudiger yang beberapa bulan terakhir bermain luar biasa juga absen kabarnya hanya cedera ringan, tetapi masih belum bisa dipastikan sampai kapan.
Sementara itu, Nacho dalam beberapa pertandingan terakhir jelas tak menunjukkan dirinya sebagai sosok yang bisa diandalkan. Untuk menambah semua masalah, cedera ini bukan hanya menimpa pemain skuad utama, tetapi juga pemain bertahan dari akademi. Mudahnya, Ancelotti sekarang harus memaksa semua pemain tersisa untuk bermain sebagai bek tengah, karena sangat tidak mungkin untuk tidak menggunakan bek tengah.
Terlepas dari itu semua, kita harus ingat semua itu hanya bek tengah. Selain itu, ada nama Vini Jr di sana yang juga diragukan bisa tampil dalam beberapa pertandingan ke depan. Dengan semua permasalahan mampukah Ancelotti mengurus skuad untuk tetap berada di jalur yang benar.Â
Bagaimana skuad sudah dibangun
Harus diakui sekali lagi kredit harus dikeluarkan untuk don Carlo, bagaimana dia mengubah permainan tim jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya, tim dengan permainan paling cair sejak terakhir kali juara hattrick UCL.
Masih segar dalam ingatan bagaimana skuad ini awalnya dibangun untuk Vini Jr, tetapi awal musim bukan waktu yang mudah untuknya, lebih banyak cedera dibandingkan bermain. Pada momen yang bersamaaan, Jude Bellingham tumbuh subur bersama skuad dengan performa historical-nya di musim pertama.
Bukan soal bagaimana Bellingham bisa menyatu dengan tim, tetapi soal bagaimana cara berpikir tim mulai berubah. Real Madrid kini mulai bermain dengan semua lini, sangat berbeda dibanding dengan sebelumnya yang memusat di sisi kiri. Selalu ada pemain entah itu Carvajal atau Vasquez di sana, mengisi ruang di kanan memanfaatkan lebar lapangan. Tidak hanya mengisi, keduanya juga kadang berkontribusi menyelamatkan tim, paling baru ketika laga kontra Almeria.Â
Memang tak bisa dibantah tim ini masih kekurangan pemain, terbukti dari nomor punggung 9 dan 16 yang sampai sekarang masih kosong. Selain itu, tim ini juga bisa dibilang tidak sebagus materi skuad musim lalu secara kualitas. Bagaimanapun, Real Madrid yang sekarang dengan permainan yang lebih matang, pola permainan jauh lebih jelas. Tentu, besar harapan penggemar sepakbola untuk menonton tim ini lebih lama.
