Mohon tunggu...
hafid ahmad
hafid ahmad Mohon Tunggu... -

penjelajah sejati

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mr President dan Kekeringan

5 Agustus 2015   15:35 Diperbarui: 5 Agustus 2015   15:35 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa cuaca panas akan terus menerjang Indonesia sampai November 2015. Ini akan menyebabkan kekeringan di berbagai wilayah. Penyebab panjangnya musim panas tersebut diakibatkan oleh El Nino.
Presiden Jokowi dalam sempat mengelar rapat terbatas pada akhir Juli lalu untuk membahas masalah kekeringan panjang sebagai dampak El Nino. Saat itu Presiden meminta laporan terkini tentang dampak El Nino secara nasional dari Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Kepala LAPAN.

Presiden Jokowi juga meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) untuk benar-benar mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Dia bahkan meminta untuk menangkap dan mengadili pelaku yang sengaja membakar lahan atau hutan.

Presiden Jokowi mencatat ada 10 wilayah yang menjadi langganan kebakaran hutan, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Tiga hari sebelumnya, Wapres JK juga meminta Menpan Amran Sulaiman untuk menyusun tiga skenario dalam menghadapi bencana kekeringan yang datang. “Tadi pagi saya bicara panjang lebar dengan Menteri Pertanian, saya minta bikin tiga skenario,” demikian JK. Diterangkan lebih jauh dalam berita tersebut, tiga skenario yang dimaksud JK adalah rencana yang akan dilakukan pemerintah mengantisipasi dampak El Nino ringan, moderat dan berat.

Indonesia sendiri terletak diantara dua benua, dan dua samudra serta terletak di sekitar garis khatulistiwa. Itu adalah faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan di Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO).

ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino). Berdasarkan analisis iklim 30 tahun terakhir menunjukkan bahwa, ada kecenderungan terbentuknya pola iklim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Dampak terjadinya perubahan iklim terhadap sektor pertanian adalah bergesernya awal musim kemarau yang menyebabkan berubahnya pola tanam karena adanya kekeringan.

Penyimpangan iklim, menyebabkan produksi uap air dan awan di sebagian Indonesia bervariasi dari kondisi sangat tinggi ke rendah atau sebaliknya. Ini semua menyebabkan penyimpangan iklim terhadap kondisi normalnya. Jumlah uap air dan awan yang rendah akan berpengaruh terhadap curah hujan, apabila curah hujan dan intensitas hujan rendah akan menyebabkan kekeringan.

Dampak terjadinya kekeringan antara lain adalah produksi tanaman turun/rendah/puso bahkan menyebabkan tanaman mati sehingga merugikan petani. Karena produksi rendah secara riil mengalami kerugian material maupun finansial yang besar dan bila terjadi secara luas, akan mengancam ketahanan pangan nasional. Itu akan menyebabkan terganggunya hidrologis lingkungan yang berakibat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau.

Sekarang kita tunggu upaya pembantu Presiden untuk memecahkan masalah kekeringan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun