Mohon tunggu...
Haerul Anwar
Haerul Anwar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belajar Mensyukuri Nikmat Allah SWT

20 Desember 2018   16:23 Diperbarui: 20 Desember 2018   16:33 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita sering mendengar orang-orang mengatakan bahwa hidup ini seperti roda yang berputar, kadang dibawah dan kadang diatas juga. Memang seperti itulah hidup ini selalu berjalan dan berputar seperti roda yang berputar.

 Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan beganti tahun dan seterusnya. Kita juga kadang sedih, senang, menangis dan bahagia, akan tetapi kita lupa disetiap untuk bersyukur kepada yang menciptakan dan memberikan kita rasa itu yaitu Allah SWT. 

kita lebih banyak mengeluh daripada bersyukur, disaat sedih dan mendapatkan yang kita tdak butuhkan kita berdoa kepada Allah untuk diberikan apa yang kita inginkan. Namun disaat bahagia, hidup serba tercukupi, keinginan yang selalu terpenuhi kita lupa kepada Allah untuk mensyukuri nikmatnya.

Oleh sebab itu belajar bersyukur dan berterima kasih merupakan bagian pentig dalam hidup ini. Kita sering mengucapkan kata terima kasih kepada sesama manusia akan tetapi lupa berterima kasih kepada Allah yang layak untuk tempat berterima kasih dan bersyukur. Nabi juga mengajarkan kita bagaimana cara berterima kasih dan bersyukur kepada Allah. 

Pendidikan sejak dini tentang akhlak perlu untuk diajarkan sejak dini kepada anak-anak agar disaat dewasa mereka tahu caranya bergaul dengan masyarakat. Peran orang tua merupakan yang paling utama serta paling berperan penting dalam mendidik anak tentang bagaimana akhlak yang baik.

saya sering mendengar orang tua, keluarga, kakak, teman, dan sahabat saya berkata setiap orang itu punya nasibnya masing-masing ada yang miskin, ada yang susah, senang, dan ada orang yang menginginkan sesuatu pasti terpenuhi. Namun mereka yang kita lihat serba terpenuhi itu belum tentu memiliki kebahagia yang kita rasakan. 

Coba belajar untuk melihat yang lain juga, masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung kita, mash banyak orang yang tidak dapat sekolah, bahkan makan saja susah. Namun yang kelihatan susah itu belum tentu tidak bahagia, bisa jadi mereka lebih bahagia daripada orang yang kaya. Intinya Allah itu memberikan kita apa yang kita butuhkan bukan apa yan kita inginkan. Seperti itulah kata orang orang yang memberikan nasihat kepada saya.

Mengutip dari bukunya "Jalaluddin Rumi" yang berjudul (Fihi Ma Fihi: Mengarungi kebijaksanaan samudera Kebijaksanaan) mengatakan bahwa pada hakikatnya, tak ubahnya seperti buih dilautan, dan airnya adalah ilmu-ilmu para wali; lalu dimana mutiara itu berada ? dunia ini tidak lain dan tidak bukan hanyalah buih yang dipenuhi jerami. Akan tetapi karena gulungan ombak dan harmoni irama samudera yang setia menemani sang gelombang, buih itu mewujud menjadi sebentuk keindahan. 

Allah menciptakan segala sesuatu dengan berpasang pasangan seperti laki dengan perempuan, siang dengan malam, susah dengan senang, sulit dengan bahagia dan seterusnya., tanpa adanya hal tersebut hidup tak akan indah. Hidup ini ujian, jadi untuk lulus dalam ujian kita harus terus belajar, belajar dan terus belajar hingga waktu yang ditentukan.

Tulisan ini salah satu hasil dari renungan hati penulis disaat sendiri dan kesepian, serta hasil dari perjalanan hidup mengarungi luasnya jagat raya ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun