Mohon tunggu...
Hadits Al Hasan
Hadits Al Hasan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Perkenalkan nama saya Hadits Al Hasan. Seorang manusia biasa yang bercita - cita menjadi seorang pribadi yang luar biasa. Saya merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Saya memiliki hobi yakni membaca, menulis yang seperti bagian dari hidup saya. Tentu saja itu bukanlah satu hal yang luar biasa, akan tetapi saya akan berusaha untuk menggapainya guna bisa membahagiakan orang tua saya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pasif dan Reaktif

20 Maret 2024   10:05 Diperbarui: 20 Maret 2024   10:17 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ada 2 tipikal manusia yang seringkali membuat diriku resah. Pemikiran mereka yang cenderung membahayakan selalu menghantuiku. Selalu terlintas dalam pikiranku untuk menuliskan hal ini. Tipikal manusia yang kumaksud adalah manusia pasif dan manusia reaktif. Dua aliran pemikiran yang berlawanan namun kebanyakan dimiliki oleh setiap insan manusia yang bebas dan merdeka. Bebas dalam artian sebatas di atas kertas. Kenyataannya, mereka terpenjara oleh pikiran mereka sendiri.

Manusia pasif adalah manusia yang seringkali menyerah kepada keadaan yang terjadi tanpa adanya usaha untuk melakukan sesuatu guna mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Selalu seperti itu, mereka selalu mengangkat tangan seakan menyerah kepada keadaan dan berlindung dibalik dogma agama yang mereka yakini.

Marx tidaklah salah mengatakan bahwa agama itu adalah sebuah candu, sedangkan Nietzsche juga tidaklah tabu mengatakan bahwa tuhan telah mati. Tuhan telah mati karena kita telah membunuhnya. Membunuhnya bukan berarti kita telah melakukan satu tindakan fisik kepadanya. Akan tetapi, kita telah membunuhnya dengan menggunakan pikiran kita sendiri.

Pikiran pasif adalah pikiran yang lahir dari pemasrahan diri atas segala sesuatu. Sebuah perjuangan yang sia - sia melawan sebongkah penindasan. Maka tidak mengherankan jika rakyat di negeri ini selalu di injak - injak. Karena mereka lebih mengutamakan kesabaran kelas daripada kesadaran kelas.

Yang kedua adalah pemikiran reaktif. Pemikiran reaktif sendiri merupakan pemikiran yang mencirikan seseorang berwatak keras yang seringkali tidak menerima perbedaan pendapat. Nasionalisme merupakan suatu bentuk pemikiran reaktif yang disebarkan melalui propaganda - propaganda yang disiarkan lewat berbagai media.

Sejak masa sekolah, kita diajarkan tentang bagaimana pahlawan kita berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Dengan sekelumit kisah dan lika - liku perjalanan oleh para pendirinya. Seringkali di dalamnya diceritakan tentang manusia - manusia yang dianggap berkhianat kepada bangsa dan negara. Di dalamnya mereka seringkali berakhir dengan tragis. Entah itu di penjara, dibuat menderita, atau bahkan menghilangkan nyawanya.

Tapi sering kita lupa tentang apa yang sebetulnya mendalangi mereka melakukan apa yang disebut sebagai tindakan "pengancaman" dan "pengkhianatan" kepada bangsa dan negara. Seakan kenyataan pahit yang ada di belakangnya di tutupi oleh kisah kepahlawanan dan perjuangan. Berkat itu semua, banyak pikiran manusia yang tertutup dan menganggap bahwa pendapat yang berbeda dengan apa yang mereka yakini merupakan hal yang salah dan tidak bisa di toleransi. 

Merdeka tapi menutup diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun