Mohon tunggu...
Hadi Tanuji
Hadi Tanuji Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Analis Data, Konsultan Statistik, Pemerhati Hal Remeh Temeh

Aktivitas sehari-hari saya sebagai dosen statisika, dengan bermain tenis meja sebagai hobi. Olah raga ini membuat saya lebih sabar dalam menghadapi smash, baik dari lawan maupun dari kehidupan. Di sela-sela kesibukan, saya menjadi pemerhati masalah sosial, mencoba melihat ada apa di balik fenomena kehidupan, suka berbagi meski hanya ide ataupun hanya sekedar menjadi pendengar. Sebagai laki-laki sederhana moto hidup pun sederhana, bisa memberi manfaat kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ramadan Hemat, Finansial Sehat: Bedakan Keinginan dan Kebutuhan agar Kantong Tidak Jebol

15 Maret 2025   20:59 Diperbarui: 16 Maret 2025   04:05 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manajemen finansial dengan menentukan skala prioritas (Sumber: ruangmenyala.com)

Ramadan selalu menjadi momen spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan penuh berkah ini bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih kesabaran serta mengendalikan hawa nafsu, termasuk dalam hal keuangan. Sayangnya, sering kali Ramadan justru menjadi ajang konsumsi besar-besaran. Berbagai diskon, promo makanan berbuka, hingga persiapan Lebaran membuat pengeluaran membengkak tanpa disadari. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara keinginan dan kebutuhan agar kita bisa menjalani Ramadan dengan lebih hemat dan tetap menjaga kesehatan finansial.

Bijak mengelola keuangan agar tidak jebol (Sumber: bisnis.com)
Bijak mengelola keuangan agar tidak jebol (Sumber: bisnis.com)

Keinginan vs. Kebutuhan: Mana yang Harus Didahulukan?

Salah satu kunci utama dalam mengatur keuangan selama Ramadan adalah memahami perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan adalah segala sesuatu yang kita inginkan, tetapi tidak selalu dibutuhkan. Sementara itu, kebutuhan adalah hal-hal yang harus dipenuhi agar kita bisa menjalani kehidupan dengan layak.

Misalnya, berbuka puasa dengan air putih dan makanan sederhana sudah cukup untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Namun, sering kali kita tergoda dengan berbagai menu berbuka yang berlimpah, mulai dari es campur, kolak, hingga makanan cepat saji yang menggoda lidah. Apakah semua itu benar-benar dibutuhkan? Atau hanya keinginan sesaat yang dipicu oleh mata yang lapar?

Hal yang sama juga berlaku menjelang Lebaran. Baju baru, sepatu baru, hingga dekorasi rumah baru seolah menjadi kewajiban. Padahal, jika pakaian tahun lalu masih bagus dan layak pakai, apakah kita benar-benar perlu membeli yang baru? Ataukah ini hanya bagian dari tren sosial yang sebenarnya bisa dihindari?

Cara Bijak Mengatur Keuangan Selama Ramadan

Agar Ramadan tetap hemat dan finansial tetap sehat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1.  Buat Anggaran Khusus Ramadan

Sebelum Ramadan dimulai, buatlah daftar pengeluaran yang benar-benar diperlukan, seperti kebutuhan berbuka dan sahur, zakat, dan sedekah. Dengan anggaran yang jelas, kita bisa mengontrol pengeluaran agar tidak berlebihan.

2.  Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan

Saat belanja, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah saya benar-benar membutuhkan ini?" Jika jawabannya lebih condong ke "ingin", sebaiknya tahan dulu. Fokuskan pengeluaran pada hal-hal yang memang diperlukan.

3.  Manfaatkan Diskon dengan Bijak

Ramadan dan menjelang Lebaran biasanya dipenuhi dengan berbagai promo menarik. Memanfaatkan diskon bukanlah hal yang salah, asalkan kita hanya membeli barang yang memang dibutuhkan.

Godaan diskon selama ramadan harus disikapi dengan bijak (Sumber: Momsmoney.id)
Godaan diskon selama ramadan harus disikapi dengan bijak (Sumber: Momsmoney.id)

4.  Kurangi Jajan di Luar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun