Mohon tunggu...
Hadi Tanuji
Hadi Tanuji Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Analis Data, Konsultan Statistik, Pemerhati Hal Remeh Temeh

Aktivitas sehari-hari saya sebagai dosen statisika, dengan bermain tenis meja sebagai hobi. Olah raga ini membuat saya lebih sabar dalam menghadapi smash, baik dari lawan maupun dari kehidupan. Di sela-sela kesibukan, saya menjadi pemerhati masalah sosial, mencoba melihat ada apa di balik fenomena kehidupan, suka berbagi meski hanya ide ataupun hanya sekedar menjadi pendengar. Sebagai laki-laki sederhana moto hidup pun sederhana, bisa memberi manfaat kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Makan Secukupnya, Sampah Seminimalnya: Ramadan Bijak untuk Bumi

14 Maret 2025   00:05 Diperbarui: 14 Maret 2025   07:10 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaga bumi agar lestari (Sumber: IDFoS Indonesia)

Ramadan adalah bulan penuh berkah, tetapi sering kali juga menjadi bulan yang penuh limbah. Setiap tahunnya, produksi sampah makanan meningkat drastis selama bulan puasa. Kebiasaan membeli makanan secara berlebihan untuk berbuka, penggunaan plastik sekali pakai, serta makanan yang terbuang karena tidak habis dikonsumsi menjadi penyebab utama meningkatnya jumlah sampah.

Sampah (Sumber: Antara)
Sampah (Sumber: Antara)

Padahal, esensi puasa adalah menahan diri, termasuk dalam konsumsi. Sayangnya, banyak orang justru tergoda membeli lebih banyak makanan dan minuman dari biasanya, dengan alasan ingin memanjakan diri setelah seharian berpuasa. Akibatnya, banyak makanan yang tidak habis dan akhirnya terbuang. Hal ini tidak hanya merugikan secara ekonomi tetapi juga menambah beban lingkungan akibat limbah makanan dan plastik yang terus meningkat.

Fakta menunjukkan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat adanya peningkatan sampah sisa makanan selama Ramadan sebesar 10 hingga 20 persen. Peningkatan ini menunjukkan perlunya sosialisasi lebih lanjut untuk mengurangi sampah makanan dan menerapkan gaya hidup minim sampah.

Diet Sampah di Bulan Ramadan

Mengurangi sampah selama Ramadan tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi juga mencerminkan nilai kesederhanaan yang diajarkan dalam Islam. Berikut beberapa langkah sederhana untuk menerapkan diet sampah selama Ramadan:

  • Masak Secukupnya

Banyak orang tergoda untuk memasak atau membeli makanan dalam jumlah besar untuk berbuka, tetapi sering kali makanan tersebut tidak habis dan akhirnya terbuang. Solusinya adalah memasak dalam porsi yang cukup dan tidak berlebihan. Selain itu, menyusun menu yang lebih terencana dapat membantu menghindari pemborosan bahan makanan. Pilih bahan makanan yang tahan lama dan dapat diolah menjadi berbagai hidangan agar tidak mudah terbuang.

  • Kurangi Penggunaan Plastik

Sampah plastik (Sumber: yiari.or.id)
Sampah plastik (Sumber: yiari.or.id)

Gunakan wadah sendiri saat membeli makanan atau minuman di luar. Hindari penggunaan plastik sekali pakai seperti kantong plastik, sendok garpu plastik, dan sedotan. Banyak restoran dan pedagang makanan kini menyediakan opsi untuk membawa wadah sendiri, yang tidak hanya lebih ramah lingkungan tetapi juga menjaga kebersihan makanan. Selain itu, memilih bahan kemasan yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali juga merupakan langkah bijak untuk mengurangi limbah plastik selama Ramadan.

  • Pilih Makanan yang Lebih Ramah Lingkungan

Makanan ramah lingkungan (Sumber: kompas.com)
Makanan ramah lingkungan (Sumber: kompas.com)

Konsumsi makanan segar dan alami yang tidak menghasilkan banyak limbah kemasan, seperti buah-buahan, sayuran, dan makanan buatan sendiri. Hindari makanan kemasan yang menggunakan banyak plastik atau kaleng, karena sampah jenis ini sulit terurai dan bisa mencemari lingkungan. Selain itu, memilih makanan lokal yang tidak membutuhkan transportasi jarak jauh dapat mengurangi jejak karbon dan mendukung perekonomian lokal.

  • Simpan dan Manfaatkan Sisa Makanan

Jika ada makanan yang tersisa, simpan dengan baik untuk sahur atau konsumsi di hari berikutnya. Jika tidak bisa dikonsumsi, pertimbangkan untuk mengubahnya menjadi kompos. Misalnya, sisa sayuran dan buah dapat dijadikan pupuk organik untuk tanaman di rumah. Dengan cara ini, kita tidak hanya mengurangi limbah makanan tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar.

Simpan makanan untuk dimakan lagi (Sumber: Alodokter)
Simpan makanan untuk dimakan lagi (Sumber: Alodokter)

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga menyoroti bahwa sampah makanan yang dibiarkan menumpuk dapat menghasilkan gas metana, yang memiliki efek pemanasan global 30 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida. Oleh karena itu, pengelolaan limbah organik dengan baik sangat penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap bumi.

  • Berbagi Daripada Membuang

Berbagi makanan daripada membuang (Sumber: satuharapan.com)
Berbagi makanan daripada membuang (Sumber: satuharapan.com)

Jika memiliki makanan berlebih, lebih baik dibagikan kepada tetangga, teman, atau orang yang membutuhkan. Selain mengurangi sampah, ini juga meningkatkan nilai sosial dan ibadah selama Ramadan. Banyak komunitas dan masjid yang mengadakan program berbagi makanan untuk fakir miskin atau mereka yang membutuhkan. Bergabung dalam kegiatan seperti ini tidak hanya membantu sesama tetapi juga mengajarkan nilai kepedulian dan empati kepada keluarga dan anak-anak.


Manfaat Diet Sampah di Bulan Ramadan

Mengurangi sampah bukan hanya tentang menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat lain, seperti:

  • Hemat Pengeluaran

Dengan membeli dan memasak secukupnya, kita bisa menghemat biaya makanan selama Ramadan. Hal ini juga membantu mengelola anggaran rumah tangga dengan lebih baik sehingga dana yang tersedia bisa dialokasikan untuk hal yang lebih bermanfaat.

  • Menjaga Kesehatan

Mengurangi makanan berlebihan, terutama gorengan dan makanan manis, dapat menjaga tubuh tetap sehat. Terlalu banyak konsumsi makanan berlemak dan bergula dapat menyebabkan kenaikan berat badan serta meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes dan kolesterol tinggi. Dengan mengatur porsi makan yang sesuai, kita dapat menjalani Ramadan dengan lebih sehat.

  • Meningkatkan Kesadaran Lingkungan

Ramadan adalah momen refleksi, termasuk dalam cara kita berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Dengan mengurangi sampah, kita turut serta dalam menjaga bumi agar tetap bersih dan lestari untuk generasi mendatang.

Diet sampah selama Ramadan adalah langkah sederhana namun berdampak besar. Dengan makan secukupnya dan mengelola sampah dengan bijak, kita tidak hanya menjalankan ibadah dengan lebih baik tetapi juga menjaga bumi tetap lestari. Ramadan bukan tentang konsumsi berlebihan, tetapi tentang menahan diri dan berbagi. 

Mari jadikan Ramadan ini lebih bermakna dengan mengurangi limbah dan menjalani hidup yang lebih sederhana. Setiap langkah kecil yang kita lakukan dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan dan masa depan yang lebih hijau.

Referensi

https://www.antaranews.com/berita/4023585/klhk-sebut-terjadi-peningkatan-sampah-sisa-makanan-selama-puasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun