Barisan Ansor Serbaguna (Banser) adalah salah satu organisasi semi-militer di bawah naungan Gerakan Pemuda Ansor, yang merupakan badan otonom dari Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Dikenal sebagai garda terdepan penjaga nilai-nilai kebangsaan dan keislaman, Banser memiliki sejarah panjang dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta menjadi pengawal setia ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Banser didirikan secara resmi pada tahun 1937, meskipun embrionya sudah muncul sejak tahun 1934 melalui pendirian "Ansor Nahdlatul Oelama" di Malang. Seiring dengan semakin gencarnya ancaman penjajah dan gerakan-gerakan radikal yang mengancam persatuan bangsa, GP Ansor merasa perlu membentuk pasukan khusus yang bertugas menjaga para ulama dan aktivitas organisasi. Maka, Banser pun lahir sebagai sayap pengamanan dari GP Ansor, dengan semangat perjuangan dan loyalitas tinggi terhadap bangsa dan ulama.
Sejak masa penjajahan hingga pasca kemerdekaan, Banser aktif dalam berbagai medan perjuangan. Pada masa agresi militer Belanda, anggota Banser turut membantu perjuangan rakyat dan TNI. Dalam peristiwa G30S/PKI tahun 1965, Banser berperan besar dalam menangkal penyebaran ideologi komunis yang bertentangan dengan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Hingga kini, Banser tetap eksis dan berkembang menjadi kekuatan sosial yang diperhitungkan.
Banser menjunjung tinggi nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah, yang berpaham moderat, toleran, dan seimbang antara kehidupan duniawi dan ukhrawi. Dalam menjalankan tugasnya, Banser selalu berpegang pada prinsip hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman). Banser tidak hanya menjadi penjaga kegiatan-kegiatan NU dan GP Ansor, tetapi juga menjadi mitra strategis negara dalam mengamankan Pancasila, UUD 1945, dan keutuhan NKRI dari berbagai ancaman, baik radikalisme, intoleransi, maupun separatisme.
Selain itu, Banser menekankan pentingnya kedisiplinan, kerelawanan, dan pengabdian. Para anggota Banser dilatih secara khusus melalui berbagai pelatihan seperti Diklatsar (Pendidikan dan Latihan Dasar), Susbalan (Kursus Banser Lanjutan), hingga Susbanpim (Kursus Banser Pimpinan). Dengan bekal pelatihan tersebut, Banser siap diterjunkan di berbagai situasi, baik dalam pengamanan, penanggulangan bencana, hingga kegiatan sosial kemasyarakatan.
Peran Banser sangat luas dan tidak terbatas hanya pada pengamanan kegiatan keagamaan. Dalam kehidupan sosial, Banser kerap turun langsung membantu masyarakat yang terkena musibah, seperti banjir, gempa bumi, dan bencana alam lainnya. Banser memiliki unit khusus seperti Bagana (Banser Tanggap Bencana), Basada (Banser Husada), Banser Lalu Lintas (Balantas), hingga Banser Anti Narkoba dan Banser Penanggulangan Terorisme.
Ketika terjadi bencana di berbagai wilayah, Banser sering kali menjadi pihak pertama yang hadir di lapangan untuk mengevakuasi korban, memberikan bantuan logistik, dan membangun posko darurat. Semua dilakukan dengan semangat relawan, tanpa mengharapkan imbalan. Sikap ini membuat Banser semakin dicintai oleh masyarakat dan menjadi simbol solidaritas serta gotong royong.
Di bidang keamanan, Banser juga aktif dalam menjaga rumah ibadah lintas agama. Dalam berbagai kesempatan, Banser terlihat membantu pengamanan perayaan Natal di gereja, sebagai bentuk nyata toleransi antarumat beragama. Sikap ini menunjukkan bahwa Banser bukan hanya milik umat Islam, melainkan milik bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Seiring dengan perkembangan zaman, Banser dihadapkan pada tantangan yang kompleks. Radikalisme berbasis agama, hoaks, dan polarisasi politik menjadi tantangan nyata yang berpotensi mengoyak persatuan bangsa. Banser dituntut untuk tetap konsisten menjaga nilai-nilai toleransi dan kebhinekaan, serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah bangsa.
Banser juga harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi. Modernisasi organisasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta penguatan jaringan komunikasi menjadi hal yang penting untuk menjawab tantangan zaman. Banser diharapkan tidak hanya menjadi kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan intelektual dan moral yang bisa membimbing masyarakat menuju kehidupan yang lebih harmonis.