Setelah Piala Sudirman, tim bulutangkis Indonesia akan langsung terjun di Piala Thomas dan Piala Uber yang digelar di Aarhus, Denmark pada 9-17 Oktober 2021.
Seharusnya, Piala Thomas dan Piala Uber diselenggarakan tahun lalu. Namun, dimundurkan ke tahun ini karena adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Bagi yang belum tahu, Piala Thomas adalah kejuaraan beregu putra. Sedangkan Piala Uber merupakan kejuaraan beregu putri. Di ajang ini, setiap negara peserta akan mempertandingkan tiga nomor tunggal dan dua nomor ganda.
Indonesia juga sudah lama tidak bisa juara Piala Thomas dan Piala Uber.
Di Piala Thomas, Indonesia merupakan negara yang paling sering juara, 13 kali. Namun, itu terjadi di masa lalu. Kali terakhir Indonesia juara Piala Thomas terjadi pada 2002 silam. Ketika Hendrawan menjadi penentu kemenangan 3-2 atas Malaysia di Guangzhou.
Sementara di Piala Uber, Indonesia malah sudah merasakan paceklik gelar selama 25 tahun. Kali terakhir tim putri Indonesia juara Piala Uber 1996 ketika mengalahkan China 4-1 di Hong Kong.
Bagaimana peluang Indonesia di tahun ini?
Di atas kertas, Indonesia punya peluang untuk meraih Piala Thomas tahun ini. Pasalnya, Indonesia memiliki skuad tunggal dan ganda yang berada di ranking 10 besar dunia.
Memang, ranking BWF tidak selalu bisa menjadi garansi seorang pemain bisa meraih kemenangan kala melawan pemain yang rankingnya ada di bawahnya. Namun, setidaknya, itu bisa menjadi gambaran kekuatan tim Piala Thomas Indonesia.
Ginting, Jonatan, Marcus, Kevin, Hendra, dan Ahsan akan menjadi kekuatan utama. Untuk tunggal putra ketiga, beberapa nama seperti Karono atau Bobby Setiabudi bisa dipilih. Pemain muda ini mulai diterjunkan di turnamen-turnamen BWF.
Sementara untuk nomor ganda, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto yang menempati ranking 7 dunia, bisa menjadi pelapis The Minnions--julukan Marcus/Kevin dan The Daddies--julukan Hendra/Ahsan.