Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

"Heart Attack" saat Main Bulutangkis, Ini Kronologis Meninggalnya Markis Kido

15 Juni 2021   06:26 Diperbarui: 15 Juni 2021   10:10 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pahlawan bulutangkis Indonesia, Markis Kido meninggal dunia ketika bermain bulutangkis di Tangerang, tadi malam/Foto: badmintonindonesia.org

Dilansir dari badmintonindonesia.org, Markis Kido yang akrab disapa Uda, berpulang saat sedang bermain bulutangkis di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang.

Selama ini, Kido memang setiap hari Senin malam rutin bermain bulutangkis dengan sebuah tim di sana.

Candra Wijaya, mantan pemain pelatnas yang hadir di lapangan tersebut, menggambarkan momen terakhirnya dengan Kido di akun Instagramnya.

Candra yang duduk di pinggir lapangan, mengaku melihat Kido terjatuh. Menurutnya, Kido tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri saat baru bermain setengah gim. Saat itu sekitar jam 18.30 WIB.

"Score ketika itu masih 15-8 (game 30) atau baru saja pindah lapangan, tidak ada tanda-tanda aneh atau hal mencurigakan dari gerak-gerik Kido saat itu. Namun tak lama kemudian saya terkejut, panik dan segera lari masuk ke lapangan karena melihat Kido sudah dalam posisi aneh telungkup ke depan," tulis Candra.

Melihat kondisi itu, Candra dan teman-temannya segera melakukan tindakan dan menolong sebisa mungkin. Tidak berpikir panjang, beberapa menit kemudian, mereka langsung membawa Kido ke rumah sakit terdekat.

Menurutnya, Markis Kido tak sadar diri tetapi masih bernafas ketika dimasukan ke dalam mobil. Namun, tak lama setelah masuk ke IGD, Candra mendapat kabar Kido sudah meninggal.

Karenanya, dia merasa sedih dan sangat terpukul karena usahanya dan teman-temannya untuk menolong Kido tidak berhasil.

"Gw sudah berusaha sebisnya tapi mungkin ini sudah kehendak atau jalan Nya yang terbaik buat elu. Selamat jalan Do, elu adalah Patriot Olahraga, meninggal di lapangan itu adalah sebuah kehormatan".

"Kita semua merasa kehilangan, pergilah dalam damai.Untuk keluarga yang ditinggalkan, kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, semoga diberi kekuatan dan ketabahan," pungkas Candra Wijaya.

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Ibunda Kido, Zul Asteria menyebut awalnya mengira Kido stroke. Menurutnya, putranya itu memang punya darah tinggi. Dia menduga Kido terjatuh dan pembuluh darahnya pecah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun