Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liverpool yang Kini Seperti "Zombie" dan Seruan "Klopp Out"

8 Maret 2021   14:18 Diperbarui: 8 Maret 2021   14:40 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi sendu Mohamed Salah ketika Liverpool kalah 0-1 dari Fulham di pertandingan pekan ke-28 Liga Inggris, Minggu (7/3) tadi malam. Liverpool kalah berutun dalam enam pertandingan di kandang. Mereka terancam gagal lolos ke Liga Champions/Foto: https://www.football24.news/

Dalam obrolan di Podcast Sky Sports beberapa waktu lalu, komentator pakar, Gary Neville, menyebut pemain-pemain Liverpool kini seperti "mayat hidup" di lapangan. Seperti sekumpulan zombie.

Komentar pedas itu disampaikan Gary menyoal kekalahan Liverpool dari Everton di Anfield pada 21 Februari lalu.

Itu kekalahan ketujuh Liverpool di Premier League musim ini. Sekaligus, itu untuk kali pertama, Liverpool kalah dari tetangga mereka, Everton di Anfield dalam periode 22 tahun.

"They just look beaten, almost like zombies on the pitch. Walking around thinking the same thing," ujar Gary.

Bagi banyak fans Liverpool, komentar Gary itu mungkin sekadar dianggap bentuk kebencian. Sebagai mantan pemain Manchester United yang merupakan rival Liverpool, Gary dianggap 'tidak netral' dalam memberikan ulasan. Komentarnya hanya nyinyir.

"Lupa" Caranya Menang, Liverpool Terancam Gagal Lolos ke Liga Champions

Namun, meski sering nyinyir, bila mau melihatnya secara obyektif, komentar Gary itu memang ada benarnya.

Kini, ketika tampil di lapangan, pemain-pemain Liverpool bak karyawan yang baru saja mendapat kabar bakal dirumahkan. Jadinya, mereka bekerja sekadar memenuhi kewajiban. Miskin motivasi. Tidak kreatif. Tertekan.

Begitulah gambaran penampilan Liverpool di Liga Inggris, sejak pergantian tahun 2021. Faktanya, Liverpool seperti lupa caranya menang. Setelah kekalahan dari Everton, Liverpool sempat bangkit dengan menang 2-0 atas Sheffield United.

Namun, kemenangan itu rupanya sekadar kamuflase. Mereka tidak sungguhan bangkit. Malah, Liverpool lantas kalah beruntun di kandang. Kalah 0-1 Chelsea (5/3). Dan, Minggu (7/3) tadi malam, Liverpool dipermalukan Fulham 0-1.

Bermain di Anfield dengan dukungan riuh fans yang dulunya jadi garansi Liverpool untuk menang, kini malah sebaliknya. Slogan "This Is Anfield!" yang konon sakti, rupanya sudah memudar.

Nyatanya, kini mudah saja bagi tim-tim Premier League untuk menang di sana. Termasuk tim yang tengah berjuang mentas dari zona degradasi seperti Fulham.

Kekalahan dari Fulham itu yang keenam beruntun di Anfield. Sebelumnya, Burnley, Brighton & Hove Albion, Manchester City, Everton, dan Chelsea, semuanya bisa mengalahkan Liverpool di Anfield.

Entah bagaimana lagi komentar Gary Neville menyoal kekalahan Liverpool dari Fulham tadi malam. Entah apa lagi sebutan yang lebih menyedihkan  selain zombie.

Tapi yang jelas, Liverpool kini dalam situasi memprihatinkan. Mohamed Salah dan kawan-kawan kini ada di peringkat 8 dengan raihan 43 poin dari 28 pertandingan.

Posisi Liverpool di klasemen bisa semakin turun. Sebab, Aston Villa yang kini ada di peringkat 9, sudah mengumpulkan 40 poin dan baru melakoni 26 pertandingan.

Bila seperti itu, Liverpool terancam gagal finish di empat besar alias tidak lolos ke Liga Champions musim depan. Kecuali bila mereka menang beruntun di 10 pertandingan sisa. Kecuali mereka jadi juara Liga Champions yang artinya otomatis kembali tampil di Liga Champions musim depan.

Nah, bila gagal lolos ke Liga Champions, dampaknya bisa panjang bagi Liverpool. Niatan Si Merah untuk memperkuat tim musim depan, bakal sulit. Sebab, akan sulit membujuk pemain bintang bergabung bila tidak main di Liga Champions.

Satu contoh, bila rumor Kylian Mbappe bakal merapat ke Anfield itu benar, rasanya sulit akan menjadi kenyataan. Sebab, Mbappe tentunya akan memilih tim yang bermain di Liga Champions.

Bukan hanya Karena Cedera Pemain

Sebenarnya, apa penyebab penampilan ambyar Liverpool di musim ini?

Banyaknya pemain yang cedera menjadi alasan. Musim ini, pemain-pemain inti Liverpool seperti kaca yang mudah pecah. Dikit-dikit cedera. Utamanya pemain belakang mereka.

Malah ada yang menyebut Liverpool seperti kena kutukan di musim ini. Bek Ozan Kabak yang baru bergabung diharapkan jadi tembok baru di lini belakang, malah uga mengalami cedera. Menyusul Virgil van Dijk, Joe Gomez, dan Joel Matip yang entah kapan kembali tampil.

Toh, Gary Neville tidak sepakat bila cedera pemain itu menjadi satu-satunya alasan dari penampilan buruk Liverpool. Bukan pula karena Anfield tanpa penonton sehingga Liverpool jadi kalahan karena kurang motivasi kala bermain di sana.

Lalu apa?

"Kita tahu, banyak pemain mereka cedera. Kita tahu, mereka bermain tanpa dukungan fans di stadium. Kita tahu ada Covid dan juga banyak pertandingan yang dimainkan. Tapi, itu juga menimpa hampir semua tim," ujar Gary Neville.

Gary benar. Cedera pemain tentu saja berdampak pada penampilan tim. Tapi, Liverpool masih punya skuad juara. Mereka masih punya Mo Salah, Sadio Mane, Roberto Firmino. Di laga melawan Fulham, Diogo Jota sudah kembali bermain. Termasuk gelandang Naby Keita.

Pendek kata, dengan pemain-pemain bintang yang mereka miliki, tidak seharusnya Liverpool kalah beruntun di Anfield. Tidak seharusnya mereka begitu kesulitan mencetak gol. Semua itu tidak akan terjadi bila mereka bermain dengan semangat seperti musim lalu. Semangat selalu menang demi meraih gelar.

Sekali ini, Liverpool perlu mendengarkan omongan Gary Neville. Dia berujar begini:

"Bukan kapasitas saya untuk menasihati Liverpool atau Klopp. Tapi, mereka perlu berpikir melakukan sesuatu yang berbeda. Mereka butuh ide baru menjalani sisa musim yang membuat mereka depresi," sambung Gary yang menyebut Liverpool masih punya peluang lolos ke Liga Champions.

Frustrasi, Beberapa Fans Liverpool Mulai Mendesak Klopp Mundur

Dalam hal ini, saya sepakat dengan Gary. Liverpool tidak bisa terus meratapi cederanya pemain sebagai biang penampilan buruk. Tapi, ini soal mental pemain. Kelelahan akut. Juga kebosanan. Pemain seolah kebingungan ketika turun ke lapangan.

Bila musim lalu, akun Instagram resmi Liverpool mudah sekali memajang pemain mereka ketika gol tercipta, kini situasi sebaliknya. Pun, bila tertinggal, sulit sekali untuk menyamakan skor.

Yang jelas, kekalahan demi kekalahan yang dialami Liverpool, membuat fans mereka mulai frustrasi. Beberapa dari mereka mulai menggaungkan tagar #Kloppout.

Di akun Instagram resmi Liverpool, ada 15 ribu lebih komentar yang merespons postingan kekalahan Liverpool dari Fulham semalam. Beberapa menyerukan agar Klopp mundur. Malah mendesak direksi agar memecat pelatih Jerman ini.

Beberapa fans menyerukan Steven Gerrard agar ditunjuk menggantikan Klopp. Apalagi, mantan skipper Liverpool itu baru saja membawa klub yang dilatihnya, Glasgow Rangers, jadi juara di Liga Primer Skotlandia.

Namun, masih banyak fans Liverpool yang percaya pada Klopp. Mereka yang mendukung Klopp, menyebut fans yang meminta Kloppp mundur sedang mengidap gejala amnesia "short memories". Mudah lupa.

Mereka lantas menyebut fakta, Klopp telah banyak berjasa mengembalikan Liverpool menjadi tim hebat. Klopp hanya butuh lima musim untuk membawa Liverpool juara Liga Champions, juara Kejuaraan Dunia antar klub, dan juara Premier League setelah 30 tahun.

Ah, entah akan seperti apa perkembangan 'drama' di Liverpool ini dalam beberapa pekan ke depan. Yang jelas, Liverpool memang harus bangkit. Masih ada 10 pertandingan sisa di Premier Leauge.

Yang terdekat, Liverpool akan away menghadapi Wolverhampton pada 16 Maret mendatang. Namun, sebelumnya, Liverpool akan tampil menjamu Rb Leipzig pada laga leg II bababk 16 besar Liga Champions pada 11 Maret mendatang.

Di pertandingan leg I pada 17 Februari lalu, Liverpool unggul 2-0. Seharusnya, mereka bisa lolos ke perempat final demi menghidupkan peluang juaar di kompetisi ini.

Andai mereka juga tampil ambyar dan gagal lolos, entah apa lagi yang bisa dibanggakan dari Liverpool musim ini. Fans mereka mungkin hanya bisa berdoa agar situasi buruk segera berakhir. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun