Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Bulutangkis Bangun dari "Hibernasi", Indonesia Bisa Memanen Gelar di Thailand

6 Januari 2021   08:37 Diperbarui: 6 Januari 2021   14:00 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan siap tampil di turnamen di Thailand. BWF kembali menggelar turnamen bulutangkis setelah 'tertidur panjang' di tahun 2020 lalu akibat pandemi/Foto: (AFP/FABRICE COFFRINI)/Kompas.com

Apa kabar bulutangkis Indonesia?

Di tahun-tahun sebelumnya, periode awal tahun menjadi momen 'perkenalan' bagi penghuni baru di Pelatnas PBSI di Cipayung. Namanya penghuni baru, ada yang memang benar-benar baru alias baru pertama dipanggil masuk pelatnas. Utamanya atlet muda.

Juga wajah-wajah lama yang tetap dipertahankan di pelatnas karena memang merekalah tulang punggung bulutangkis Indonesia untuk berprestasi di kancah dunia.

Sebelumnya, di akhir tahun, PBSI biasanya mengumumkan nilai 'rapor' para pemain pelatnas. Bagi mereka yang nilai rapornya bagus, akan tetap dipertahankan. Bahkan mungkin 'naik kelas'.

Namun, bagi yang nilainya merah, mereka harus rela keluar dari pelatnas. Terdegradasi. Nilai merah itu bisa karena mereka dinilai tidak disiplin alias melanggar peraturan di pelatnas. Bisa juga karena tidak berprestasi meski telah diikutkan ke sejumlah turnamen selama setahun.

Namun, itu romansa masa lalu. Tahun ini, pandemi Covid-19 mengubah rutinitas di pelatnas tersebut. Pasalnya, tahun 2020 lalu ibarat tahun hibernasi bagi bulutangkis. Bukan hanya Indonesia, tapi dunia.

Di awal tahun lalu, beberapa turnamen bulutangkis BWF memang sempat digelar hingga awal Maret. All England Open 2020 menjadi event terakhir sebelum wabah virus datang menyerang.

Setelah itu, tidak ada lagi bulutangkis. Semua turnamen dibatalkan. Tidak ada Indonesia Open yang setiap tahun ditunggu para BL (badminton lovers). Termasuk cabor bulutangkis di Olimpiade Tokyo 2020 yang paling ditunggu, juga ikut dibatalkan.

Memasuki tahun 2021, bulutangkis mulai terbangun dari tidur panjangnya. Waktunya terbangun dari hibernasi. Mulai pekan depan, atlet-atlet bulutangkis dunia, termasuk dari Indonesia, akan tampil di tiga turnamen BWF beruntun yang digelar di Bangkok, Thailand.

Ada turnamen Yonex Thailand Open Super 1000 yang digelar 12-17 Januari, lalu Toyota Thailand Open Super 1000 yang digelar 19-24 Januari, juga BWF World Tour Finals pada 27-31 Januari 2021.

Tim Indonesia Berangkat Tanpa Minions, Kevin Sanjaya Terpapar Covid-19

Dilansir dari badmintonindonesia.org, tim bulutangkis Indonesia sudah berangkat ke Bangkok, Senin (4/1) siang kemarin. Tim Indonesia berkekuatan 40 orang yang terdiri dari pemain, pelatih teknik, pelatih fisik, dokter, terapis, dan massaeur.

Berbeda dengan tur-tur ke mancanegara sebelumnya, tim Indonesia kali ini tidak memakai pesawat komersial. Mereka menggunakan pesawat sewaan. Ini merupakan upaya menjaga kesehatan dan keselamatan pemain dari paparan virus Covid-19.

Dan memang, turnamen bulutangkis pertama yang digelar (masih) di masa pandemi ini menerapkan protokol ketat. Setelah tiba di Bangkok, tim Indonesia langsung menjalani pemeriksaan kelengkapan dokumen seperti dokumen kesehatan dan dokumen imigrasi.

Tidak selesai di situ, ketika tiba di hotel, tim Indonesia langsung menjalani swb test PCR pertama. Nah, kemarin merupakan masa karantina pertama. Sebelum hasil tes swab keluar, semua penghuni hotel dilarang ke luar kamar. 

Dari 40 orang yang berangkat ke Thailand tersebut, tidak ada nama pasangan ganda putra ranking 1 dunia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya. Mereka sebenarnya direncanakan tampil. Namun, keduanya lantas batal berangkat.

Pembatalan ganda putra yang identik dengan julukan Minions tersebut dikarenakan dari hasil swab test PCR yang dijalani, Kevin Sanjaya menunjukkan hasil positif. Dia pun dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Dikutip dari badmintonindonesia.org, pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi menyebut bilapun tes usap terakhir Kevin hasilnya negatif, dirinya menilai mereka tidak laik untuk bertanding karena persiapannya tidak cukup.

"Makanya, keputusannya jelas. Kevin tidak kita bawa ke Bangkok dan harus menjalani isolasi mandiri biar memulihkan kesehatannya dulu," papar Herry IP.

China-Jepang tidak ikut, Indonesia berpeluang mendominasi  

Meski tanpa Marcus/Kevin, tim Indonesia--bila memang semuanya dinyatakan sehat untuk tampil--berpeluang membawa gelar dari tiga kejuaraan di Thailand tersebut.

Pasalnya, di awal pekan ini, Jepang batal mengirimkan pemain-pemainnya ke kejuaraan ini. Jepang membatalkan tampil setelah tunggal putra ranking dunia mereka, Kento Momoto diketahui positif Covid-19.

Kabar itu lantas direspons federasi bulutangkis Jepang dengan membatalkan keberangkatan semua pemain nasionalnya ke Thailand. Sebelumnya, pada akhir Desember lalu, tim China lebih dulu memastikan mundur dari tiga turnamen di Thailand.

Nah, tidak hadirnya pemain-pemain Jepang dan China di tiga turnamen BWF awal tahun ini, menjadi kabar bak seperti bunyi jingle iklan permen, 'manis asam asin rame rasanya'.

Ya, di satu sisi, tanpa pemain China dan Jepang, turnamen ini jelas akan terasa asam. Kurang meriah. Persaingan bakal kurang seru. Utamanya di beberapa sektor, seperti ganda putra, tunggal putra, ganda putri, dan juga ganda campuran. 

Maklum, selama ini, pemain-pemain Jepang dan China cukup mendominasi dan menjadi rival utama bagi Indonesia di nomor tersebut.

Namun, di sisi lain, ketiadaan pemain Jepang dan China jelas menjadi 'berkah' bagi pemain-pemain Indonesia. Sebab, pesaing berat di beberapa sektor tidak akan tampil.

Ambil contoh di sektor ganda putra, tidak ada juara All England 2020 asal Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Juga Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Termasuk pasangan "menara kembar" China, Li Junhui/Liu Yuchen yang selama ini menjadi pesaing utama ganda putra Indonesia.

Ketidakhadiran ganda Jepang dan China itu membuat ganda putra top Indonesia, Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, berpeluang juara.

Di sektor ganda campuran, juga tidak ada pasangan ranking 1-2 dunia asal China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping. Juga pasangan juara All England 2018 asal Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Artinya, ini kesempatan bagi pasangan ganda campuran top Indonesia, Praven Jordan/Melati Daeva, Hafiz Faizal/Gloria Widjaja dan pasangan ganda campuran Indonesia lainnya untuk berprestasi di awal tahun.

Begitu juga di sektor tunggal putra. Tidak adanya Kento Momota dan juga Chen Long, seharusnya memperbesar peluang Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie. Meski, masih ada Chou Tien Chen (Taiwan) dan juga pemain-pemain Eropa seperti Viktor Axelsen (Denmark).

Lalu, Bagaimana Target Pemain-pemain Indonesia?

Mengutip pernyataan Rionny Mainaky, sang Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI yang baru, tim merah putih menganggap penting tiga kejuaraan ini. Skuad merah putih berangkat ke Thailand dengan penuh optimisme dan semangat tinggi.

"Meski tiga turnamen tersebut bukan sebagai ajang kualifikasi yang memperebutkan poin menuju Olimpiade Tokyo, kami tetap menganggap begitu penting kejuaraan ini," ujar Rionny dikutip dari badmintonindonesia.org.

Namun, terlepas dari harapan untuk tampil bagus dan meraih gelar di turnamen pertama yang digelar setelah bulutangkis tertidur lama, kita patut berharap semua yang berangkat tetap dalam kondisi sehat bugar. Berangkat sehat. Pulang sehat. Syukur bila bisa juara. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun