Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Esensi Peringatan Hari Kemerdekaan Sebagai "Pemanasan" menuju Piala Thomas/Uber 2020

18 Agustus 2020   15:15 Diperbarui: 18 Agustus 2020   15:13 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih ganda campuran Pelatnas PBSI, Richard Mainaky bersama Pitha Haningtyas Mentari dan Winny Oktavina Kandow (kiri) seusai upacara HUt Kemerdekaan RI di Pelatnas PBSI, Senin (17/8) kemarin/Foto: badmintonindonesia.org

Nah, bicara kekompakan dan strategi yang dimainkan, membandingkan lomba balap karung atau tarik tambang dengan pertandingan bulutangkis tentu kurang relevan. Tidak apple to apple. Meski, semangatnya sama.

Karenanya, tidak hanya mengadakan lomba-lomba Agustusan, PP PBSI juga bersiap menggelar simulasi Piala Thomas dan Piala Uber. Kemungkinan waktunya pada September nanti.

Sebelumnya, pada pertengahan Juni hingga akhir Juli lalu, PP PBSI bekerja sama dengan Mola TV, menggelar kompetisi "home tournament". Maksudnya, para pemain Pelatnas dari lima sektor (tunggal putra/putri, ganda putra/putri, dan ganda campuran), bermain dengan rekan sesama Pelatnas.

Meski bertajuk turnamen internal, pelaksanaanya digelar selayaknya turnamen BWF. Ada empirenya. Ada hakim garisnya. Plus menerapkan protokol kesehatan. Nah, dengan digelar seperti itu, para pemain diharapkan bisa merasakan atmosfer pertandingan sesungguhnya.

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org beberapa waktu lalu, Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto mengatakan, berangkat dari sukses penyelenggaraan Mola TV PBSI Home Tournament tersebut, PBSI akan kembali menggelar kejuaraan serupa, kali ini dengan format beregu Piala Thomas dan Uber.

Menurutnya, tim Indonesia butuh wadah untuk melatih kesiapan jelang perebutan supremasi bergengsi tersebut. "Kami perlu simulasi untuk mematangkan kesiapan pemain kami," jelas Budiharto dikutip dari https://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/9232.

Ya, bagaimanapun, persiapan pemain tampil di turnamen beregu memang berbeda dengan turnamen perorangan. Dalam turnamen beregu, para atlet tidak bermain untuk dirinya sendiri (meski mereka bermain untuk negara), tetapi untuk tim.

Nah, ketika bermain untuk tim, pemain perlu memperkuat kekompakan, rasa percaya satu sama lain, juga team work. Sebab, kemenangan dihitung secara kolektif.

Termasuk pelatih harus memiliki strategi yang tepat perihal siapa yang dimainkan dengan merujuk pada lawan yang dihadapi. Kita tentu masih ingat, ketika tim putra Indonesia juara Kejuaraan Badminton Asia Beregu (BATC) 2020 dengan mengalahkan Malaysia 3-1 pada 16 Februari 2020 lalu di Manila.

Kala itu, poin penentu kemenangan diraih ganda putra Mohammad Ahsan yang secara mengejutkan dipasangkan dengan Fajar Alfian di pertandingan keempat. Mereka mampu menang straight game atas Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.

Nah, bukan tidak mungkin, di Piala Thomas/Piala Uber nanti, strategi seperti itu akan kembali dipakai. Pelatih bisa memutuskan siapa pemain yang paling siap dimainkan dan punya peluang menang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun