Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ramadan dan Harga Gula yang Tak Kunjung Turun

29 April 2020   23:09 Diperbarui: 30 April 2020   06:58 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalahnya, harga gula kini tengah melambung. Sebelum Ramadan, harga gula pasir di pasar maupun toko kelontong sempat melambung. Rata-rata sudah ada di kisaran Rp 18.000 ataupun Rp 18.500 per kilogramnya. Malah pernah sampai Rp 20 ribu per kilogramnya.

Padahal, sebelumnya, harga gula pasir di pasaran, sempat awet di harga kisaran Rp 12 ribu. Kalaupun naik, kenaikannya hanya 500 rupiah ataupun 1000 rupiah saja.

Dengan harga Rp 18 ribu per kilogram dan membandingkan dengan harga sebelumnya, namanya ibu-ibu tentu akan berpikir panjang untuk membelinya dalam jumlah besar.

Lha wong, bila ada komoditas sama tapi beda selisih harga 2000 saja, bagi istri saya itu dianggap keuntungan besar. Mungkin bagi kebanyakan laki-laki, beda 2000 saja kok dipikirin.

Menjelang puasa, sempat ada harapan harga gula bakal sedikit turun. Sebab, di beberapa daerah, pemerintah daerahnya melakukan operasi pasar untuk menekan harga kebutuhan pokok.

Sekaligus untuk memberikan kemudahan bagi warga yang terdampak wabah coronavirus disease (Covid-19). Karena memang, wabah ini sangat berdampak terhadap daya beli masyarakat.

Yang terjadi, hingga memasuki bulan Ramadan, harga gula ternyata tidak kunjung turun. Gula tetap 'betah' di harga 18 ribu sekian. Informasi yang saya dapat, di beberapa supermarket, ritel hingga minimarket, kabarnya menjual gula dengan harga 12 ribu. Tetapi pembeli dibatasi hanya boleh membeli 2 kg atau 1 kg saja.  

Stok gula berkurang jadi penyebab harga melambung?

Sebenarnya, mengapa harga gula sempat melambung tinggi menjelang Ramadan lalu dan tetap bertahan hingga kini. Saya sempat mendapatkan jawaban ketika berbincang dengan salah satu anggota dewan untuk keperluan liputan dan editing majalah dewan.

Informasinya, stok gula memang sempat berkurang. Kekurangan suplai gula kepada masyarakat disebabkan musim panen yang mundur karena hujan. Sehingga, proses produksi dari pabrik gula menjadi terhambat.

Meski, keterlambatan itu kemudian cepat diatasi pemerintah. Seperti di Surabaya, dinas terkait di Pemkot Surabaya, memanggil produsen-produsen gula pasir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun