Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Hendra/Ahsan Kembali dan Peremajaan di Pelatnas PBSI, Siapa yang Terdegradasi?

22 Desember 2019   09:27 Diperbarui: 22 Desember 2019   14:38 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatnas PBSI Cipayung| Sumber: https://badmintonindonesia.org/

Turnamen BWF World Tour Finals yang digelar di Guangzhou, Tiongkok dan berakhir pada 15 Desember 2019 lalu, menjadi penutup rangkaian BWF World Tour di tahun ini. 

Itu turnamen penutup tahun. Namanya penutup, tentunya tidak akan ada lagi turnamen di sisa tahun 2019 ini.

Namun, meski sudah tidak ada turnamen, bukan berarti tidak ada lagi kabar mendebarkan yang ditunggu pecinta bulu tangkis Indonesia. Justru, jelang pergantian tahun, ada momen yang membuat para badminton lover (BL) penasaran.

Yakni, kabar perihal promosi dan degradasi atlet-atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk tahun 2020 mendatang.

Ya, Jumat (20/12) kemarin, Pengurus Pusat (PP) PBSI resmi mengeluarkan pengumuman yang ditunggu-tunggu oleh pecinta bulu tangkis di tanah air tersebut. Pengumuman promosi dan degradasi bagi pebulu tangkis di Pelatnas. 

Degradasi diberlakukan bagi pemain pelatnas yang selama tahun 2019 dinilai kurang berprestasi maksimal sesuai target yang ditargetkan PBSI, maupun dianggap tidak memenuhi syarat lainnya. Ada pula pemain yang memilih mundur dari pelatnas. 

Sementara promosi masuk ke Pelatnas diberikan kepada pemain di luar Pelatnas yang berprestasi di tahun 2019. Termasuk promosi naik tingkat bagi pemain junior ke level senior.

Nah, mengacu pada Surat Keputusan nomor SKEP/106/0.3/XII/2019, PP PBSI telah menentukan sebanyak 105 pemain yang dipanggil masuk pelatnas. 

Pemain sebanyak itu terbagi dalam kelompok utama dan pratama. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2019 lalu, pemain pelatnas berjumlah total 98 atlet.

Kok sekarang lebih banyak pemainnya?

Dalam wawancara dengan Badminton Indonesia, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti menyampaikan bila penambahan jumah pemain itu lebih banyak dari kelompok pratama. 

Kabid Binpres PP PBSI, Susy Susanti, menjelaskan perihal promosi degradasi di pelatnas PBSI. Beberapa pemain muda masuk kelompok utama. Pasangan senior, Hendra/Ahsan juga kembali/Foto: badmintonindonesia.org
Kabid Binpres PP PBSI, Susy Susanti, menjelaskan perihal promosi degradasi di pelatnas PBSI. Beberapa pemain muda masuk kelompok utama. Pasangan senior, Hendra/Ahsan juga kembali/Foto: badmintonindonesia.org
Menurutnya, banyakan pemain-pemain muda di pelatnas ini sesuai dengan misi PBSI untuk lebih banyak membina dan mempersiapkan pemain muda demi regenerasi yang berkesinambungan.

"Pertimbangannya kami banyak merekrut pemain muda, karena memang kami sedang menyaring bibit-bibit muda yang potensial untuk dibina di pelatnas," ujar Susy dikutip dari Badminton Indonesia .

Dengan peremajaan, sektor yang 'jalan di tempat' diharapkan berubah lebih baik
Sejatinya, tujuan PBSI untuk merekrut anak-anak muda itu bagus. Terutama di beberapa sektor yang selama ini memang terkesan jalan di tempat alias kurang berprestasi, sehingga membutuhkan penyegaran. 

Dengan hadirnya anak-anak muda, diharapkan prestasinya bisa berubah.

Salah satunya ada di sektor ganda putri. Tahun depan, pasangan senior ganda putri, Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris tidak akan ada lagi di Pelatnas. 

Selama tahun 2019, Rizki (29 tahun) dan Della (27 tahun) memang terbilang belum mampu memenuhi harapan PBSI.

Sebenarnya, Rizki/Della bukannya tanpa prestasi. Di tahun 2019, mereka meraih medali perunggu di Kejuaraan Asia. Itu pencapaian yang sama dengan tahun 2018 lalu. 

Tak hanya itu, mereka juga juara di Vietnam Open 2019 Super 100 dan runner-up Indonesia Masters Super 100.

Tetapi memang, sebagai pasangan ranking 19 dunia, seharusnya mereka bisa lebih dari itu. Seharusnya, mereka mampu bersaing di level yang lebih tinggi. 

Apalagi, mereka menjadi pasangan yang diprioritaskan untuk berburu tiket tampil di Olimpiade bersama Greysia Polii/Apriani Rahayu.

Rizki dan Della tak mampu bersaing di jajaran ganda putri top dunia yang persaingannya di tahun ini sangat ketat. Ganda putri Korea dan Tiongkok mampu bangkit memutus dominasi ganda putri Jepang.

Posisi Rizki/Della di Pelatnas digantikan anak-anak muda yang sepanjang tahun 2019 meraih prestasi lumayan keren. Ada pasangan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi yang menjadi runner-up Kejuaraan Dunia Junior 2019 di Rusia.

Juga ada pasangan Nita Violina Marwah/Putri Syaikah Ulima yang lama menduduki peringkat 1 ganda putri dunia di level junior.

Juga ada pasangan Siti Fadia Silva/Ribka Sugiarto yang di tahun ini mulai rutin diturunkan di BWF World Tour. Bahkan, meraih gelar di Indonesia Masters Super 100 dengan mengalahkan Rizki/Della. Menarik ditunggu penampilan mereka di tahun depan.

Hendra/Ahsan kembali, Leo/Daniel masuk ke level utama
Perubahan juga terjadi di sektor ganda putra. Pasangan Berry Angriawan (28 tahun) dan Hardianto (26 tahun), tidak akan lagi berada di Pelatnas di tahun 2020 mendatang. 

Pasangan asal PB Djarum ini memang tidak mampu tampil maksimal sepanjang tahun 2019 ini. Jangankan gelar, lolos ke final pun mereka tidak pernah.

Padahal, di tahun 2018, Berry dan Hardianto yang dijuluki "Bento" oleh BL, berhasil menjadi juara di Australian Open Super 300 dan runner-up di New Zealand Open Super 300.

Untuk mengisi posisi Berry/Hardi, PBSI mengorbitkan pasangan muda yang selama tahun 2019 ini tampil keren. Yakni Daniel Martin dan Leo Rolly Carnando. Ya, pasangan yang sama-sama berusia 18 tahun ini bakal 'naik kelas' ke level Utama.

Kita tahu, di tahun ini, Daniel dan Leo yang juga hasil didikan PB Djarum Kudus, berhasil menjadi juara Asia Junior 2019 dan Juara Dunia 2019 di sektor ganda putra. 

Kedua gelar tersebut diraih dengan mengalahkan juara dunia 2018 asal Tiongkok, Di Zijian/Wang Chang. Leo dan Daniel bahkan dianggap sebagai masa depan ganda putra Indonesia.

Menariknya, di ganda putra, PBSI kembali memasukkan nama pasangan senior, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di jajaran pemain Pelatnas. 

Kita tahu, di tahun ini, Hendra (34 tahun) dan Ahsan (32 tahun) bermain sebagai pemain profesional. Meski, masih difasilitasi untuk berlatih di pelatnas.

Siapa sangka, ketika banyak orang menganggap mereka habis, Hendra/Ahsan malah meraih tiga gelar "kelas berat" di tahun ini. Mereka juara All England yang merupakan turnamen bulu tangkis tertua. 

Mereka juara di Kejuaraan Dunia dan menjadi gelar juara dunia ketiga mereka. Lalu, akhir pekan lalu menjadi juara di BWF World Tour Finals. Itu belum termasuk lima kali masuk final BWF World Tour.

PBSI pastinya punya tujuan jangka panjang dengan memanggil kembali Hendra/Ahsan di Pelatnas. Pertama, tentu karena Olimpiade 2020 mendatang. 

Dengan berada di Pelatnas, tentu akan lebih simple bila mengirim mereka ke Olimpiade. Kedua, kehadiran legenda seperti mereka di pelatnas, tentunya akan bagus untuk memotivasi pemain-pemain muda.

Selain Hendra/Ahsan dan Leo/Daniel, ganda putra pelatnas untuk kelompok utama diisi oleh Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf. 

Ada pula nama Bagas Maulana, Muhammad Shohibul Fikri, Sabar Karyaman dan Moh Reza Pahlevi.

Tidak hanya di sektor ganda, PBSI juga melakukan 'peremajaan' di sektor tunggal. Semisal di tunggal putra, PBSI memasukan nama Gatjra Piliang (20 tahun) dan Karono Suwarno (19 tahun). 

Sementara Bobby Setiabudi dan Christian Adinata yang penampilannya sempat mencuri perhatian di Kejuaraan Dunia junior, masuk di kelompok pratama.

Sedangkan di sektor tunggal putri, nama Putri Kusuma Wardani masuk di kelas utama. Penampilan enerjik Putri KW (17 tahun) ketika tampil di Kejuaraan Dunia junior 2019 lalu, diharapkan bisa menjadi nafas baru di sektor tunggal putri yang selama ini terkesan stagnan. 

Kehadirannya bisa mendorong Gregoria Mariska, Ruselli Hartawan, Fitriani, dan Choirunnisa yang diharapkan bisa lebih bagus di tahun depan

Singkat kata, bila melihat keputusan PBSI di sektor tunggal dan ganda tersebut, kita boleh berharap, pemain-pemain muda Indonesia bisa melejit di tahun 2020 mendatang. Selain punya skill, bimbingan pemain senior tentu akan bagus bagi karier mereka.

Tidak bisa menyenangkan semua pihak, netizen gaduh di lini masa
Toh, seberapa bagus keputusan PBSI tersebut, tentunya tidak bisa menyenangkan semua pihak. 

Dari respon warganet, utamanya para pecinta bulutangkis di kolom-kolom komentar di akun-akun media sosial yang perhatian pada bulutangkis Indonesia, suara warganet masih terbelah dalam menyikapi kabar tersebut.

Beberapa mendukung keputusan PBSI, tetapi tidak sedikit yang mempertanyakan. Semisal mempertanyakan mengapa Della dan Rizki yang sejatinya juga meraih prestasi lumayan di tahun 2019, tetapi tahun depan tidak lagi menghuni pelatnas.

Lucunya, malah ada netizen yang mempertanyakan mengapa Angga Pratama, Rian Agung Saputro, dan Ricky Karanda Suwardi tidak lagi ada di Pelatnas. 

Padahal, mereka sudah didegradasi periode lalu. Termasuk tidak adanya nama Ihsan Maulana Mustofa di tunggal putra. Padahal, dia memang sudah resmi mengundurkan diri pada Oktober lalu.

Nah, yang menarik adalah perdebatan netizen perihal Fitriani. PBSI mempertahankan Fitriani sebagai pemain utama di tunggal putri. 

Ada warganet yang mempertanyakan kepantasan Fitri. Meski, ada banyak yang mendukung pemain asal Garut berusia 20 tahun ini tetap berada di pelatnas.

Beberapa netizen menganggap penampilan Fitriani hanya 'jalan di tempat' selama tahun 2019. Terlebih penampilannya di SEA Games 2019 pada bulan lalu, jauh dari harapan. Dia gagal menyumbangkan poin di nomor beregu.

Sementara mereka yang membela Fitriani, menyebut justru hanya dia, tunggal putri Indonesia yang mampu meraih gelar di tahun 2019. Dan kenyataannya memang begitu. 

Fitriani meraih gelar juara di Thailand Masters Super 300 di awal tahun 2019. Sementara tunggal putri lainnya belum mampu meraih gelar. Masih sekadar merepotkan pemain top dunia.

Terlepas dari perdebatan itu, PBSI pastinya punya pertimbangan sendiri dalam menentukan nama-nama pemain yang bertahan dan akan masuk pelatnas. 

Di antaranya dilihat dari segi prestasi, potensi, usia, dan juga target baik di jangka pendek maupun jangka panjang

Nah, seolah menanggapi kegaduhan para BL di kolom komentar akun-akun media sosial perihal promosi degradasi pelatnas PBSI tersebut, utamanya pemain yang tidak lagi ada di pelatnas, Susy Susanti mengatakan bahwa ada beberapa pemain senior yang sudah resmi mengundurkan diri dari pelatnas dan ingin berkarier profesional.

"Ada beberapa pemain senior yang mengundurkan diri karena tidak mampu bersaing dan tidak memenuhi target dari PBSI. Mereka ingin berkarir secara profesional di luar pelatnas," tutur Susy.

Lalu, bagaimana selanjutnya?

Dikutip dari Badminton Indonesia, para pemain pelatnas 2019 telah dipulangkan ke klub masing-masing, terhitung 16 Desember 2019. Sementara pemain pelatnas yang masuk proyeksi 2020, akan berlatih kembali pada 6 Januari 2020.

Kecuali bagi mereka yang akan mengikuti kejuaraan Malaysia Masters 2020 pada Minggu kedua Januari yang merupakan turnamen pembuka tahun depan. 

Mereka akan kembali ke pelatnas lebih awal, sesuai dengan jadwal yang diprogramkan masing-masing pelatih.

Pada akhirnya, penetapan promosi/degradasi pemain oleh PBSI tersebut bisa dilihat dari banyak sisi. Namun, sisi yang terpenting adalah bagaimana agar bulu tangkis Indonesia semakin berprestasi di tahun 2020 mendatang ini. Apalagi, tantangan 2020 akan lebih dahsyat seiring digelarnya Olimpiade.

Sebagai pecinta bulu tangkis, harapan saya tidak muluk-muluk. Di tahun depan, semoga bukan hanya satu dua pemain saja yang menonjol. 

Tapi, pemain-pemain muda juga mampu mengeluarkan potensi terbaik mereka. Sehingga, peremajaan yang dilakukan PBSI, benar-benar membuahkan hasil bagus. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun