Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Ucok/Melati, Makna SP2, dan Gelar Perdana di Final yang "Tak Baik untuk Kesehatan Jantung"

21 Oktober 2019   05:49 Diperbarui: 21 Oktober 2019   09:07 3801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praveen Jordan dan Melati Daeva, akhirnya juara setelah lima kali kalah di final. Tadi malam, mereka juara di Denmark Open 2019/Foto: badmintonindonesia.org

Malah, Ucok dan Melati seperti ingin membuktikan, bahwa mereka bisa memberikan kebanggaan untuk Indonesia. Bukan sekadar kabar kurang enak didengar. Terlebih Ucok, dia ingin memperlihatkan dirinya punya 'aset penting'. Aset bernama smash keras yang bahkan disebut-sebut yang paling dashyat di jajaran pemain pria Pelatnas PBSI.

Cerita mereka di Denmark Open yang digelar di Kota Odense, diawali kemenangan atas ganda Inggris, Ben Lane/Jessica Pugh di babak pertama (15/10). Lantas, mengalahkan ganda Tiongkok Lu Kai/Chen Lu di putaran kedua lewat rubber game 18-21, 21-15, 21-13.

Tantangan berat terjadi di perempat final (18/10). Ucok dan Melati bertemu ganda rangking 1 dunia asal Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Sebelumnya, dalam enam pertemuan, Ucok dan Melati selalu kalah. Yang terjadi di Odense, Ucok dan Melati ternyata bisa "pecah telur". Mereka menang rubber game 21-18, 16-21, 22-20 atas pasangan juara dunia 2018, 2019 itu.

Toh, kemenangan itu tidak membuat mereka berpuas diri. Sebab, masih ada lawan berat lainnya yang masih tersisa. Yakni, pasangan Tiongkok lainnya, Wang Yilyu/Huang Dongping yang kini menempati rangking 2 dunia.

Skenario pertemuan Ucok dan Melati melawan Yilyu/Dongping itu pun benar-benar terjadi. Ucok/Melati menang mudah di semifinal atas ganda Taiwan, Wang Chi-lin/Cheng Chi-ya, 21-12, 21-12. Sementara Yilyu/Dongping mengalahkan ganda Korea Selatan lewat rubber game.

Bagi Ucok dan Melati, Yilyu dan Dongping juga seperti Siwei/Yaqiong. Keduanya sama-sama menjadi mimpi buruk bagi mereka. Bahkan, Yilyu dan Dongping mimpi yang jauh lebih buruk.

Sebab, tahun ini, mereka tiga kali bertemu di final. Yang terjadi, Ucok/Melati selalu merasakan pedihnya kalah di final dari mereka. Yakni di India Open 2019 Super 500 pada akhir Maret pada awal Juni, Australia Open dan Japan Open Super 750 pada akhir Juli lalu.

Final yang membuat jantung dag dig dug, akhirnya juara setelah lima kali kalah
Namun, setelah kemenangan atas Siwei/Yaqiong di perempat final, Ucok dan Melati punya keyakinan kuat. Bahwa, selalu ada yang pertama di lapangan. Mereka juga ingin mengalahkan Yilyu/Dongping untuk kali pertama.

Mereka ingin meraih gelar pertama di Denmark sekaligus mengakhiri 'kutukan' di final. Sebelumnya, sejak dipasangkan pada awal 2018 silam, keduanya sudah lima kali tampil di final, tapi selalu kalah.

Dan, Ucok/Melati membuktikan tekad kuatnya di final Denmark Open 2019 tadi malam. Tampil di final kedua dari serangkaian lima laga final, Praveen dan Melati menunjukkan nyali besar mereka menghadapi Wang Yilyu dan Dongping. Praveen seperti sudah berdamai dengan dirinya sendiri yang acapkali "banjir error". Sementara Melati tak memedulikan flu yang menyerangnya.

Bila dalam tiga final sebelumnya, Ucok dan Melati selalu kalah straight game dari Yilyu dan Dongping, kali ini ceritanya berbeda. Di game pertama, setelah saling kejar-mengejar poin, ganda campuran Indonesia melesat di angka 18-18. Tiga poin beruntun berhasil diraih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun