Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Benar Kan, Chelsea Baik-baik Saja bersama Frank Lampard!

29 September 2019   16:50 Diperbarui: 29 September 2019   16:53 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frank Lampard bersama penyerang muda Chelsea, Tammy Abraham. Penampilan Chelsea bersama Lampard terus membaik di Liga Inggris musim 2019/2020/Foto: dition.cnn.com

Bila ada tim besar yang paling diremehkan (the most underrated team) sebelum Liga Inggris musim 2019/20 dimulai, Chelsea-lah timnya. Salah satu penyebabnya, tim "Singa Biru" asal London ini 'mager' di bursa transfer. Malas gerak.

Ketika tim-tim tetangganya seperti Tottenham Hotspur dan Arsenal boros belanja pemain baru, Chelsea tidak begitu. Chelsea hanya bisa menonton tetangganya 'belanja'. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa. 

Lha wong Chelsea dijatuhi sanksi oleh FIFA dilarang mendatangkan pemain di dua aktivitas transfer: musim panas 2019 dan musim dingin 2020. Ya, Chelsea dilarang membeli pemain baru. 

Penyebabnya, Chelsea dinyatakan terbukti bersalah atas 29 insiden yang melanggar pasal 19 terkait transfer para pemain di bawah usia 18 tahun. Hukuman ini dijatuhkan setelah FIFA mengadakan penyelidikan tiga tahun terhadap transfer lebih dari selusin pemain yang dilakukan Chelsea.

Celakanya lagi, ketika tak bisa membeli pemain baru, Chelsea justru ditinggal Eden Hazard yang pindah ke Real Madrid. Padahal, Hazard merupakan 'aset' Chelsea paling berharga. Dan memang, dengan hukuman tersebut, Chelsea masih bisa menjual para pemainnya. Namun, mereka tidak akan bisa mendaftarkan pemain-pemain barunya. Kecuali Christian Pulisic yang sudah didaftarkan pada Januari lalu.

Selain diam di bursa transfer, faktor lain yang membuat Chelsea diremehkan adalah kehadiran Frank Lampard sebagai manajer (sebut saja pelatih untuk lebih memudahkan). Lampard diragukan bisa menggantikan Maurizio Sarri yang pindah ke Juventus. Di musim sebelumnya, di era Sarri, Chelsea masuk empat besar Liga Inggris dan jadi juara Europa League 2019.

Memangnya kenapa dengan Lampard? 

Bukankah dia hebat sebagai pemain. Legenda Chelsea. Bukankah dia juga cukup sukses melatih tim Derby County di musim lalu?

Benar. Dia memang sukses melatih Derby County. Namun, semua tahu, Derby hanyalah tim yang tampil di Divisi Championship (satu level di bawah Premier League) di Inggris. Persaingan di Championship dan Premier League jelas beda jauh. Karenanya, mudah menyebut Lampard minim pengalaman melatih.

Apalagi, sudah bukan rahasia lagi, selama ini ada banyak mantan pemain hebat yang ketika menjadi pelatih, ternyata tidak sehebat saat bermain. Sudah banyak contohnya. Sebut saja Thierry Henry yang musim lalu gagal bersama AS Monaco.

Semua itu lantas menjadi alasan, Lampard diragukan. Lebih tepatnya, Chelsea diragukan bisa tampil oke di bawah Lampard di Premier League musim 2019/20 ini.

Chelsea sempat 'puasa kemenangan' di awal musim

Nah, keraguan terhadap Chelsea dan Lampard itu seolah langsung menemukan pembenaran di pekan pertama Premier League 2019/20. Ketika Chelsea dihajar 0-4 oleh Manchester United di Old Trafford pada 11 Agustus. Kekalahan telak yang mengirim Chelsea di dasar klasemen itu membuat para peragu Chelsea merasa benar.

Padahal, bila melihat pertandingan di Old Trafford itu (bukan hanya skor akhir), permainan Chelsea sejatinya tidak buruk-buruk amat. Sebelum dihukum penalti, Chelsea menguasai pertandingan. Mereka menciptakan banyak peluang di awal pertandingan.

Tiga hari kemudian, Chelsea tampil di Piala Super Eropa melawan tim juara Liga Champions, Liverpool. Memang, Chelsea kembali takluk. Kali ini lewat adu penalti 5-4 setelah bermain 2-2. Namun, mereka tampil mengejutkan. Bahkan, mengejutkan Liverpool yang memang diprediksi jadi juara. Pendek kata, penampilan Chelsea menuai pujian banyak pundit.

Toh, fans Chelsea benar-benar diuji kesabarannya demi melihat timnya meraih kemenangan pertama di era Lampard. Di pekan kedua Liga Inggris atau laga ketiga resmi Lampard bersama Chelsea, lagi-lagi kemenangan itu belum datang. Meski unggul lebih dulu, Chelsea harus puas bermain 1-1 dengan tamunya, Leicester City.

Namun, dari situ, saya meyakini, bahwa Chelsea akan baik-baik saja di musim 2019/20 ini. Fans Chelsea tak perlu khawatir. Sebab, meski belum menang, tapi penampilan Chelsea jauh dari kata buruk. 

Malah, Frank Lampard seperti sudah punya 'jurus' demi membawa The Blues tetap berada di 'habitatnya'. Di papan atas Liga Inggris.  Jurus itu terlihat dari bagaimana Lampard menurunkan 11 pemain pilihannya di lapangan.

Lampard berani memainkan pemain-pemain muda yang ternyata tampil dashyat

Salah satu 'jurus' Lampard adalah keberaniannya menampilkan pemain-pemain muda yang dicomot dari akademi klub. Beberapa dari mereka sempat dipinjamkan ke klub lain. Sebut saja bek Fikayo Tomori (19 tahun), gelandang Mason Mount (20 tahun) dan penyerang Tammy Abraham (21 tahun). Ketiganya berkewarganeraan Inggris.

Lampard berani memainkan mereka sebagai pemain inti. Demi memainkan Abraham, dia bahkan menepikan penyerang kenyang pengalaman, Olivier Giroud. Malah, Christian Pulisic yang sempat digadang-gadang jadi penerus Hazard juga dicadangkan. Dia juga menepikan Matteo Kovacic demi memberi tempat untuk Mason Mount.

Lampard bersama Mason Mount/Foto: FourFourTwo
Lampard bersama Mason Mount/Foto: FourFourTwo

Butuh keberanian memainkan anak-anak muda minim pengalaman di kompetisi seketat Liga Inggris. Dan Lampard berani melakukannya. Dia percaya pada mereka. Dan, keberanian Lampard berbuah manis. Ketiganya tampil oke. Mount bahkan menjadi pencetak gol ke gawang Leicester.

Pada akhirnya, kemenangan itu datang juga. Pada 24 Agustus 2019, Chelsea menang 2-3 di markas Norwich City. Anak-anak muda yang dipercaya Lampard, tampil menggila. Abraham mencetak dua gol. Satu gol oleh Mount. Abraham kembali mencetak dua gol saat Chelsea di tahan Sheffield United 2-2 pada 31 Agustus.

Dan di pekan kelima, trio anak muda ini memperlihatkan bahwa mereka-lah masa depan Chelsea. Gol awal Tomori, hat-trick Abraham dan gol penutup Mount, membawa Chelsea menang 5-2 atas tuan rumah Wolverhampton.

Dari sini, media-media Inggris mulai latah. Mereka membandingkan tiga anak muda ini dengan para legenda Chelsea. Tomori dianggap titisan John Terry. Mount disebut penerusnya Lampard di lini tengah. Dan Abraham dipuji sebagai replikanya Didier Drogba.

Singkat kata, Sabtu (28/9) tadi malam, Chelsea kembali menang. Chelsea mengalahkan Brighton & Hove Albion 2-0 pada pekan ketujuh Liga Inggris. Kali ini giliran pemain senior yang 'bicara'. Dua gol dicetak Jorginho dari penalti dan sepakan Willian Borges.

Kemenangan ini membawa The Blues kini ada d peringkat 6 dengan 11 poin. Chelsea kini bahkan sudah ada di atas Manchester United yang tercecer di peringkat 11 dengan 8 poin. Meski, United baru memainkan 6 pertandingan.

Lalu, sejauh mana Chelsea bisa melangkah di Liga Inggris musim ini ?

Merujuk pada konsistensi Liverpool yang terus menang di 7 pertandingan. Juga Manchester City yang sudah mengumpulkan 16 poin. Rasanya sulit bagi Chelsea untuk bicara juara. Meski, segalanya masih bisa terjadi. Lha wong Liga Inggris musim 2019/20 baru berjalan 7 laga. Masih ada 31 pertandingan.

Namun, bila Chelsea terus tampil stabil. Bila anak-anak muda yang dipercaya Lampard itu terus tampil oke, apapun masih mungkin terjadi. Minimal, Chelsea bisa finish di peringkat empat besar seperti musim lalu untuk merebut 'tiket' ke Liga Champions.

Ah ya, bicara Liga Champions, Lampard juga tidak mampu mengawalinya dengan baik. Di penampilan perdananya sebagai pelatih, Chelsea kalah 0-1 dari Valencia di kandang sendiri pada matchday perdana pada 18 September silam.

Fans Chelsea tentunya berharap, Lampard bisa menemukan kebangkitan di Liga Champions, seperti halnya di Premier League. Kalah telak di pekan perdana, tahu-tahu kini sudah ada di peringkat 6.

Kesempatan datang pada pekan depan. Chelsea akan away ke Prancis. Jorginho dkk meladeni Lille OSC pada matchday II Liga Champions pada Rabu (2/10) malam waktu setempat. Kedua tim butuh menang setelah kalah di laga pertama. Bila Chelsea dipecundangi Valencia, Lille dihajar Ajax 3-0 di Amsterdam.

Kali ini, Lampard pastinya ingin menang. Saat melawan Valencia, timnay bisa dibilang sedang apes. Mount cedera di menit ke-16. Lantas, penalti di menit ke-87, gagal dimaksimalkan Ross Barkley. Sebelumnya, sempat terjadi drama rebutan penalti. Jorginho dan Willian sempat maju. Karena memang, Barkley bukanlah penendang utama.

Kemenangan atas Lille akan penting bagi Chelsea bila ingin melangkah jauh di kompetisi ini. Lampard yang pernah membawa Chelsea jadi juara Liga Champions 2012, tentu ingin seperti Zinedine Zidane. Sukses jadi juara Liga Champions saat menjadi pemain dan pelatih di klub yang sama.

Pada akhirnya, meski bukan pendukung Chelsea, saya optimistis, The Blues akan baik-baik saja bersama Lampard. Sebagai pecinta bola yang sadar semakin 'berumur' karena tahu-tahu pemain idola dulu kini telah menjadi pelatih, saya berharap dia sukses menjalani profesi barunya.

Seperti juga rekan seangkatan Lampard yang kini menjadi pelatih. Sebut saja Steven Gerrard, Ole Solskjaer, dan Xavi Hernandez. Bukankah akan menarik bila kelak melihat mereka beradu strategi di laga final Liga Champions. Siapa tahu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun