Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita dan "Kado Hidup" yang Dirindukan Setiap Orang

5 Agustus 2019   08:52 Diperbarui: 6 Agustus 2019   02:31 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita dan kado terbaik dalam hidup/Foto: riuhimaji.com

Memang, ada kegiatan di perumahan yang tidak dilakukan di akhir pekan. Semisal rapat, kajian di masjid, ataupun ajakan olahraga bareng. Tapi pesertanya minim. Yang ramai adalah permohonan izin tidak bisa datang yang disampaikan lewat grup chatting WhatsApp.

Padahal,  ketika berkumpul bersama seperti kemarin, suasananya sungguh sejuk. Sembari bekerja bakti, ada banyak obrolan. Dari bincang-bincang yang serius, berbagi cerita pekerjaan dan hobi, hingga tawa yang meledak karena guyonan.

Bila seperti itu, apa yang lebih menyenangkan selain mendapati kenyataan bahwa kita sebenarnya tinggal dalam satu area bersama orang-orang yang menyenangkan. Dari situ, saya serasa mendapatkan 'kado ulang tahun'. Kado berupa memiliki tetangga yang baik.    
   
Bukankah setiap kita yang tinggal mendiami suatutempat, berharap memiliki tetangga yang baik-baik. Termasuk kita yang tinggal di perumahan yang katanya "tidak butuh tetangga" karena lebih senang berdiam diri di rumah selepas pulang bekerja ataupun di akhir pekan. 

Namun, se-ekslusif dan se-elit apapun perumahannya, rasanya tidak ada orang yang menetap di dalamnya, bersedia tingga; di sekeliling orang-orang yang semaunya, egois, tukang fitnah dan sederet sifat buruk lainnya.

Ah ya, di akhir kerja bakti, saya cukup terkejut ketika ada beberapa bapak lantas menyalami saya sembari mengucapkan selamat ulang tahun dan doa mulia. Saya terkejut, kok bisa tahu. Lha won saya tidak pernah menyampaikan 'pengumuman'. 

Ternyata, mereka tahunya dari pemberitahuan di media sosial karena menjadi kebetulan juga berteman di Facebook. Jadilah, saya disalami bapak-bapak bak penerima tamu di acara pernikahan.    

Punya Banyak Teman

Selesai urusan kerja bakti, siangnya saya melakukan "perjalanan waktu" kembali ke masa lalu. Demi menghadiri agenda pengurus Ikatan Aumni SMA, saya berkesempatan bertemu kembali dengan gedung sekolah SMA yang sudah hampir 20 tahun tak pernah bersua. Tentu saja ada rasa pangling--lebih dari terkejut melihat situasi sekolah sekarang yang sudah jauh lebih keren.

Tentu saja, tidak hanya sekolah, tetapi juga berjumpa kawan-kawan lama. Namun, karena tidak semuanya berasal dari angkatan yang sama, ditambah lagi sudah lama tak pernah berjumpa, sedikit saja yang saling kenal.

Toh, itu bukan masalah pelik. Apa sih susahnya berkenalan dengan 'orang baru' lantas mengobrol santai sembari berbincang perihal urusan agenda serius, pengesahan AD/ART IKA alumni SMA plus rencana kegiatannya.

Meski acaranya berlangsung hingga menjelang sore, tapi acara kumpul-kumpul dengan banyak kawan baru itu tidak berasa lama. Diskusi serius hingga bercandaan ditemani aneka camilan, menjadi 'warna' acara di sekolah itu.

Di akhir acara, usai berfotorl bersama, tidak ada ucapan ulang tahun seperti halnya di perumahan. Toh, kawan baik tidak harus selalu mengingat hari lahir And, kan? Toh saya juga tidak berharap diperlalukan istimewa di hari 4 Agustus?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun