Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Stunting, "PR Besar" Jokowi dalam Visi Indonesia

17 Juli 2019   06:37 Diperbarui: 17 Juli 2019   21:37 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penting mengenali penyebab dan dampak stunting agar tidak sampai terjadi pada anak/Foto: Lifestyle - Bisnis.com

Di Sentul pada Minggu (14/7) malam lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus presiden terpilih Pilpres 2019, menyampaikan pidato bertajuk Visi Indonesia. Ada lima pokok gagasan dalam Visi Indonesia tersebut.

Salah satu dari lima pokok gagasan tersebut, presiden menyampaikan akan mengutamakan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) demi melihat putra-putri terbaik Indonesia bisa bersaing di panggung dunia. Nah, untuk mewujudkan itu, Jokowi mengungkapkan keinginan besarnya untuk menurunkan angka stunting dan mencegah kematian ibu dan bayi.

"Pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia ke depan dan titik dimulai dengan menjamin kesehatan ibu hamil. Sejak hamil. Jangan sampai ada stunting, kematian ibu, kematian anak," kata Jokowi dalam paparan pidatonya yang disampaikan di Sentul, Jawa Barat, dikutip dari CNBC Indonesia.

Semangat yang tersembul dalam isi pidato Jokowi tersebut layak mendapatkan aplaus. Itu menunjukkan bahwa pak presiden sangat paham bahwa untuk menghasilkan generasi berkualitas, tidak cukup hanya dengan membuat sistem pendidikan terbaik. Namun, yang paling pertama, calon generasi berkualitas harus dipersiapkan sejak kehamilan. Ketika janin masih di dalam kandungan.   

Bahkan, untuk poin 'memerangi' stunting tersebut, Jokowi seperti memberikan penekanan akan bekerja keras melalui penggunaan kata 'jangan sampai ada'.

Pak presiden pastinya sudah mengetahui data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 bahwa ada 30,2 persen anak Indonesia mengalami stunting. Padahal, batas angka stunting yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia di bawah naungan PBB (WHO) hanya 20 persen.

Mengenal Stunting dan Dampaknya Bagi Generasi

Sebenarnya, apa stunting dan seperti apa dampaknya sehingga harus mendapatkan perhatian besar selain kesehatan ibu hamil?

Menjawab pertanyan  ini, kebetulan, beberapa pekan sebelum pidato pak presiden tersebut, saya sempat berbicara panjang lebar perihal stunting dengan dokter spesialis anak yang sudah bergelar doktor (menyelesaikan pendidikan S3 kedokterran) di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Bagi saya, wawancara dengan tema seperti ini bukan hanya untuk 'melunasi' target mengisi majalah kesehatan yang saya isi. Lebih dari itu, sebagai orang tua yang memiliki dua anak, mendengarkan penjelasan dokter yang memang paham masalah anak, serasa mendapatkan 'wawasan gratis'.

Menurut dokter yang pernah meraih "The Winner of Young Researcher Award Asian Pediatric Conference" tahun 2002 ini, selama ini di Indonesia, ada banyak orangtua yang melihat perkembangan dan pertumbuhan anaknya sekadar dari berat badan saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun