Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Lolos ke Perempat Final dengan "Catatan Minus", Indonesia Jumpa Taiwan

23 Mei 2019   08:51 Diperbarui: 23 Mei 2019   14:19 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Piala Sudirman Indonesia berpose setelah pelantikan tim oleh PBSI di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Sabtu (11/5/2019).| Sumber: Kompas.com/Farahdilla Puspa

Tim bulu tangkis Indonesia melaju ke babak perempat final Piala Sudirman 2019 yang digelar di Nanning, Tiongkok. Meski kalah 2-3 dari tim Denmark di pertandingan kedua, Rabu (22/5) tadi malam, Indonesia tetap lolos sebagai juara Grup 1B.

Bekal kemenangan 4-1 atas tim Inggris di laga pertama (19/5), menjadi penolong bagi tim Indonesia. Sementara Denmark yang di laga pertama kalah 2-3 dari Inggris, lolos sebagai runner-up.

Meski tampil di perempat final sebagai juara grup, ada beberapa catatan yang menyertai lolosnya Indonesia. Beberapa catatan yang mungkin tidak terlalu berlebihan bila menyebutnya sebagai "nilai merah". Catatan yang tentu saja harus dievaluasi dan diperbaiki.

Apa saja catatan minus untuk tim Indonesia?

Pertama adalah penampilan ganda campuran yang masih belum mampu menyumbangkan poin. Ya, dari dua laga di penyisihan, ganda campuran Indonesia selalu kalah.

Tadi malam, pasangan Hafiz Faizal dan Gloria Widjaja yang tampil di laga pertama dan sejatinya menang peringkat BWF dari lawannya, malah kalah cukup mudah 17-21, 11-21 dari ganda campuran Denmark, Mathias Christiansen/Sara Thygesen. Padahal, Mathias Christiansen tidak lagi bermain dengan pasangan terbaiknya, Christinna Pedersen yang sudah pensiun.

Hafiz/Gloria gagal menyumbangkan poin untuk Indonesia/Foto: Twitter badminton ina
Hafiz/Gloria gagal menyumbangkan poin untuk Indonesia/Foto: Twitter badminton ina

"Saya kurang puas dengan penampilan saya, biasanya saya dapat poin dari servis saya, tapi kali ini servis saya tidak seperti biasanya. Bola-bolanya ke Hafiz jadi tanggung dan menyusahkan, dan saya juga banyak melakukan kesalahan sendiri. Lawan juga lebih siap menunggu bola-bola dari kami," ujar Gloria usai pertandingan dikutip dari badmintonindonesia.org

Di laga sebelumnya ketika melawan Inggris, pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva juga gagal menyumbangkan poin untuk menyempurnakan kemenangan Indonesia. Praveen/Melati takluk dari pasangan suami istri, Chris Adcock/Gabrielle Adcock.

Tentu saja, kalah menang itu hal biasa dalam pertandingan. Namun, kekalahan dua pasangan ganda campuran ini memunculkan kekhawatiran. Bahwa permainan mereka masih labil. Perolehan skor yang cukup jauh menjadi buktinya.

Menjadi pekerjaan rumah bagi pelatih tim Indonesia, siapa pasangan ganda campuran yang akan dimainkan di perempat final. Apakah tetap memilih Hafiz/Gloria atau Praveen/Melati. Atau memainkan Tontowi Ahmad/Winny Octavina yang tampil bagus dalam beberapa turnamen BWF Tour sejak dipasangkan pada Maret lalu.

Catatan kedua adalah performa sektor tunggal. Ketika melawan Denmark, sektor tunggal gagal meraih poin. Anthony Sinisuka Ginting dikalahkan Viktor Axelsen 9-21, 16-21. Sementara Fitriani takluk dari Mia Blichfeldt 13-21, 19-21.

Pelatih memang punya alasan kuat memainkan Ginting dan Fitri di laga tadi malam. Ginting lebih dipilih dibanding Jonatan Christie karena punya head to head bagus, 2-1 saat melawan Axelsen. Dia menang di pertemuan terakhir di China Open 2018.

Sementara Fitri lebih dipilih juga karena track record apik ketika melawan Mia. Dari dua pertemuan sebelumnya, Fitri selalu menang. Salah satunya kemenangan di Piala Sudirman 2017.

Sayangnya, strategi itu tidak berujung manis. Keduanya tak mampu meraih poin untuk Indonesia.

"Axelsen mengubah permainan, lebih tidak kasih saya bola di depan, sudah saya pancing untuk main net, dia tetap angkat bola lagi. Liat dari shuttlecock-nya memang enak untuk dijauh-jauhin. Selain itu mungkin dia kebantu dari posturnya yang tinggi, kalau saya balikin main seperti dia, pergerakannya cuma satu langkah saja dia bisa dapat peluang serangan. Dari fisik memang saya lebih terforsir jauh. Jadi lebih ke cara main, itu kendalanya," beber Anthony dikutip dari Badminton Indonesia.

Untunglah, sektor ganda putra dan putri mampu memperlihatkan kualitas mereka. Di ganda putra, pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengatasi pasangan baru Denmark, Kim Astrup/Mathias Boe 22-20, 21-14. Sementara Greysia Polii/Apriani Rahayu memastikan Indonesia tampil sebagai juara grup lewat kemenangan di laga terakhir atas Maiken Fruergard/Sara Thygesen, 21-18, 21-13.

Bertemu Taiwan, Indonesia Harus Jeli Atur Strategi
Di babak perempat final, Jumat (24/5), Indonesia akan bertemu Tim Taiwan yang merupakan runner-up Grup 1C. Tentu saja, Taiwan tidak bisa dianggap remeh. Mereka punya potensi untuk menyulitkan Indonesia.

Taiwan kuat di sektor tunggal. Mereka punya tunggal putri rangking 1 dunia, Tai Tzu-ying dan di tunggal putra ada pemain rangking 3 dunia, Chou Tien-chen.

Di sektor ganda, mereka juga tidak bisa dianggap remeh. Di ganda putra mereka punya pasangan Lee Yang/Wang Chi-lin yang tahun ini sudah meraih tiga gelar BWF di Swiss Open Super 300, Orleans Masters Super 100, dan India Open Super 500. Pasangan ini ikut menyumbangkan poin bagi Taiwan saat kalah 2-3 dari juara bertahan, Korsel tadi malam.

Di atas kertas, Indonesia berpeluang memgambil poin dari sektor ganda putra, tunggal putra dan ganda putri. Namun, tim pelatih harus lebih jeli dalam mengatur strategi. Di tunggal putra misalnya, Jonatan Christie sepertinya perlu diberi kepercayaan. Dia tampil bagus dalam beberapa turnamen terakhir. Apalagi, dia juga punya rekor apik saat melawan Chou Tien-chen. Salah satunya kemenangan di final Asian Games 2018.

Di ganda putra, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang diistirahatkan saat melawan Denmark, kemungkinan besar akan kembali tampil dan diharapkan bisa mendapatkan poin. Begitu juga ganda putri, Greysia/Apri seharusnya mampu mengatasi ganda putri Taiwan yang sejauh ini belum masuk kategori ganda elit dunia.

Siapa tahu, tunggal putri bisa memberikan kejutan. Meski lawan yang dihadapi Tai Tzu-ying. Bukankah Tai Tzu-ying tadi malam dikalahkan pemain 17 tahun Korea, An Se-young. Selain itu, sektor ganda campuran termotivasi untuk menyumbangkan poin pertama bagi Indonesia.

Andai Indonesia berhasil melewati hadangan Taiwan, mereka akan menghadapi pemenang laga Jepang melawan Malaysia di semifinal. Selamat berjuang pemain-pemain Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun