Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Karena BTN, Bahagianya Jadi Pengantin Baru di Rumah Sendiri

28 Februari 2019   23:50 Diperbarui: 1 Maret 2019   07:55 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama BTN, generasi digital dan milenial bisa membeli rumah/foto: https://www.instagram.com/bankbtn/?hl=en

Benarkah generasi milenial dengan rentang usia 25 tahun sampai 35 tahun, sulit memiliki rumah sendiri?

Tidak sulit untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut. Bila kita masuk ke mesin pencari Google dan menuliskan kata milenial dan rumah, maka akan muncul beragam tautan berita yang menjelaskan betapa generasi milenial memang sebagian besar belum memiliki rumah.

Diantaranya berita tentang beberapa penyebab generasi milenial sulit memiliki rumah, hingga berbagai saran dari para pakar ekonomi dan keuangan bagi milenial bila ingin memiliki hunian.

Terkait hal ini, pada pertengahan tahun 2017 silam, Kompas.com pernah melakukan riset dengan melibatkan 300 responden generasi milenial yang tinggal di tujuh kota besar. Hasil dari riset tersebut, ternyata hanya 39 persen generasi milenial dengan rentang usia 25-35 tahun yang telah memiliki hunian.

Artinya, ada 61 persen yang belum punya tempat tinggal. Penyebabnya, meski kelompok usia ini secara finansial sudah cukup mapan, tetapi mereka lebih memilih menggunakannya untuk membeli ataupun mencicil kendaraan (sepeda motor) daripada membeli hunian seperti dikutip dari https://properti.kompas.com/read/2018/04/09/155858321/61-persen-milenial-belum-punya-rumah.

Cerita memilih rumah hingga program KPR bersama calon istri, akhirnya mantap memilih BTN karena punya banyak kelebihan 

Menurut saya, survei tersebut ada benarnya. Sebab, saya juga pernah berada pada situasi tersebut. Situasi ketika keinginan untuk membeli rumah bak peribahasa bagai pungguk merindukan bulan.

Dulu, di tahun-tahun awal bekerja dan berkeinginan memiliki rumah sendiri (sekira pada tahun 2006), ketika membaca beberapa brosur tentang properti, saya langsung angkat tangan saat mengetahui besaran uang muka yang disyaratkan. Saya merasa uang mukanya sangat tinggi dan tidak akan terjangkau oleh saya.

Baru di awal tahun 2009, ketika memiliki rencana menikah, saya mulai benar-benar serius mempertimbangkan untuk membeli rumah. Waktu itu, dengan berbekal jumlah saldo di tabungan sekitar Rp 30 juta, saya merasa sudah cukup untuk bisa membayar uang muka.

Bersama calon istri, saya rajin mendatangi pameran properti, lantas mengumpulkan beberapa brosur dari para developer yang menjadi peserta pameran. Berbekal informasi dari puluhan brosur tersebut, saya bersama calon istri lantas melakukan survei ke beberapa lokasi perumahan yang ditaksir. Lantas, mantap memilih lokasi yang benar-benar disenangi.

Apakah selesai di situ? Belum.

Kami lalu mendatangi beberapa kantor bank untuk mencari informasi tawaran kredit pemilikan rumah (KPR). Karena kami memang berniat memanfaatkan KPR bank. Menurut saya, bagi generasi milenial, inilah bagian yang paling penting ketika hendak membeli rumah. Terlebih bagi mereka yang memanfaatkan KPR bank.

Ya, bagian terpenting. Sebab, bila keliru dalam memilih bank yang menjadi "partner" dalam mengajukan KPR semisal karena minimnya informasi yang didapat atau bahkan malas mencari informasi, bisa berujung penyesalan. Saya memiliki saudara yang mengalami nasib seperti itu.

Setelah membeli rumah dengan KPR bank, hanya satu tahun, dia lantas menjual rumahnya tersebut. Salah satu penyebabnya, dia mengaku tidak kuat dengan kenaikan angsuran KPR perbulan yang disebutnya tidak flat. Sebab, hanya dalam beberapa bulan, angsuran KPR yang harus dia bayar, bisa melonjak lumayan tinggi.

Saya merasa lebih beruntung karena mau gerak mendatangi beberapa bank demi mendapatkan informasi sebelum mengambil keputusan. Pada akhirnya saya mantap memilih program KPR dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).

Ada banyak hal yang membuat kami akhirnya mantap memilih BTN. Pertimbangan kami, dari segi keamanan, BTN jelas aman karena dilindungi oleh negara. Proses pengurusan untuk mendapatkan KPR di BTN juga jelas dan mudah. Proses pembayaran pe bulan juga mudah karena banyak caranya, bisa transfer lewat ATM ataupun langsung datang ke bank. Serta, kenaikan suku bunganya juga jelas. Seingat saya kala itu flat dalam setahun.

Bahagianya memulai hidup berumah tangga di rumah sendiri

Singkat cerita, pada April 2009, setelah pengajuan KPR kami di setujui oleh pihak BTN, di bulan itu juga pembangunan rumah kami dimulai. Rasanya luar biasa senang ketika melihat pondasi rumah mulai dibangun. Bila sedang libur kerja, saya seringkali datang menengok progress pembangunannya. Bulan demi bulan, rumah yang awalnya sekadar pondasi itu lantas berdiri gagah.

Hingga ketika kami menikah pada akhir November 2010, rumah tersebut selesai dibangun. Pemasangan instalansi listrik dan penataan jalan serta taman dan fasilitas umum di lingkungan perumahan tersebut juga sudah selesai. Pendek kata, rumah tersebut siap ditempati meski di perumahan tersebut belum banyak penghuninya.

Tidak lama setelah menikah, saya dan istri lantas menempati rumah yang masih polos tersebut. Seperti dulu ketika kami berdua mencari brosur, mengecek lokasi rumah dan mendatangi bank, kami yang sama-sama bekerja berjuang bersama untuk mengisi rumah tersebut dengan beberapa perabotan utama.

Dari situ saya merasa, betapa bahagianya menjadi pengantin baru di rumah sendiri. Betapa senangnya bisa mengawali dari nol memulai hidup sendiri di rumah sendiri. Walau seadanya, tetapi yang terpenting milik sendiri. Saya jadi berpikir, mengapa dulu saya menunda-nunda membeli rumah. Padahal, bisa memiliki rumah di usia muda, sangat membahagiakan.

BTN memudahkan generasi milenial agar bisa punya rumah

Karenanya, ketika tahu hasil riset yang dilakukan Kompas.com pada pertengahan tahun 2017 lalu seperti yang saya tuliskan di atas, alangkah sayangnya mereka di rentang usia 25-35 tahun bila sudah mapan dan berkecupukan materi tetapi malah menunda untuk membeli rumah.

Namun, itu hasil riset dua tahun lalu. Hari ini, bila dilakukan riset ulang, sepertinya hasilnya sudah akan berbeda. Prosentase jumlah anak muda yang sudah memiliki rumah, kemungkinan besar jumlahnya sudah semakin bertambah banyak. Pasalnya, generasi milenial kini disebut sudah lebih sadar untuk memiliki hunian layak dengan harga terjangkau.

Merujuk pada data Bank Indonesia (BI), generasi dengan usia serentang 25 tahun sampai 35 tahun itu semakin banyak memanfaatkan kredit pemilikan rumah. Bahkan, jumlahnya lebih banyak dibanding generasi yang berumur 35 tahun sampai 46 tahun.

Nah, salah satu faktor yang membuat generasi milenial kini semakin tertarik untuk memiliki rumah adalah adanya tawaran dari pihak bank yang menawarkan program KPR untuk anak-anak muda. Salah satu bank BTN.

Sebagai sahabat generasi digital dan milenial Indonesia, BTN rupanya merespons fenomena sulitnya generasi milenial untuk memiliki rumah karena berbagai kendala yang dihadapi. Diantaranya tingginya uang muka atau down payment (DP) KPR yang ditetapkan oleh perbankan.

BTN memberikan solusi atas kendala tersebut dengan mengeluarkan produk KPR dengan DP bunga ringan hanya 5 persen dan bunga ringan 8,25 persen fix selama 2 tahun. Selain itu, biaya proses pengajuannya pun lebih terjangkau karena ada diskon provisi 50 persen dan dibebaskan dari biaya administrasi.

Menariknya lagi, program KPR BTN untuk anak muda ini berlaku untuk jangka waktu kredit sampai 30 tahun. Serta, tidak dibatasi jumlahnya, dalam artian tidak ada plafon bawah dan atas. Kelebihan program KPR BTN ini seperti menjawab harapan generasi milenial yang ingin memiliki rumah. Selama ini, dari hasil bincang-bincang dengan kawan-kawan yang masih muda-muda, mayoritas memang mengharapkan adanya program KPR dengan jangka waktu panjang.

Satu lagi kelebihan program KPR BTN era kekinian yang dulu belum ada di era ketika saya mengajukan KPR BTN adalah kemudahan dalam pengajuannya dikarenakan pemanfaatan teknologi. Pengajuan aplikasi kredit KPR BTN ini bisa dilakukan secara daring (online) sehingga lebih cepat dan praktis. Sehingga, generasi milenial kini bisa mengajukan aplikasi KPR melalui internet dari mana saja dan kapan saja. Praktis.

Dengan adanya program KPR BTN untuk milenial ini, generasi yang lahir mulai 1985 sampai 1995 ini tentunya tidak perlu berpikir panjang untuk memutuskan membeli hunian. Bila memang memiliki penghasilan rutin setiap bulannya, apalagi bila memiliki saldo tabungan cukup, tidak perlu khawatir tidak bisa membayar angsuran rumah tiap bulan. Terpenting, mengkalkulasi dulu program KPR yang ditawarkan, serta mengatur pemasukan dan bijak mengelola keuangan.

Bila seperti itu, jangan ditunda lagi niat untuk membeli rumah. Terlebih bagi generasi milenial yang berencana menikah dalam waktu dekat. Sebab, sampean (Anda) bisa membuktikan kebenaran dari cerita saya perihal betapa bahagianya menjadi penganti baru di rumah sendiri.   

Selamat ulang tahun ke-69 BTN. Terima kasih telah menjadi 'teman baik' dan juga bagian dari cerita dalam episode terpenting saya membangun rumah tangga hingga kini diamanahi membesarkan dua putra. Salam.  

Referensi :

https://properti.kompas.com/read/2018/04/09/155858321/61-persen-milenial-belum-punya-rumah

https://properti.kompas.com/read/2018/09/05/175238321/hanya-bayar-dp-5-persen-milenial-bisa-punya-rumah

https://www.moneysmart.id/generasi-millennial-indonesia-kesulitan-memiliki-rumah/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun