Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Surabaya, Kita Belajar 'Memanusiakan' Pejalan Kaki

22 Januari 2019   16:47 Diperbarui: 23 Januari 2019   17:25 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pejalan kaki berhak menikmati pedestrian yang lebar, nyaman dan aman. Salah satu contohnya ada di Surabaya/Foto: www.inst4gram.com

Apa sih fungsi dari trotoar?

Sebuah pertanyaan yang sangat mudah dijawab. Rasanya, hampir semua orang mengetahui jawaban pertanyaan tersebut. Ada banyak orang yang akan dengan mudah mengatakan, trotoar alias pedestrian merupakan 'ruangan ekslusif' bagi para pejalan kaki.

Masalahnya, pertanyaan yang mudah dijawab itu, mendadak menjadi sangat sulit untuk diwujudkan. Silahkan mencari di mesin pencari Google, berapa banyak sih kota-kota di negeri ini yang telah mampu mewujudkan trotoar yang nyaman sekaligus aman bagi pejalan kaki.

Saya yakin, belum banyak kota yang mampu memanjakan pejalan kaki. Saya lebih suka memakai kata belum daripada tidak. Sebab, belum berarti masih ada harapan akan ada banyak kota yang lebih peduli pada pejalan kaki. 

Tetapi memang, hingga kini, berita-berita tentang trotoar yang disulap sebagai lapak jualan ataupun tempat usaha hingga kondisi pedestrian yang rusak, tergenang air ketika hujan, kurang penerangan ketika malam hari dan sederet kondisi pahit lainnya, masih cukup sering kita baca dan kita dengar.

Kondisi itu menjadi sebuah simpul benang merah, bahwa belum banyak pemerintah kabupaten/kota di negeri ini yang memiliki kemauan kuat untuk mau membangun dan mewujudkan trotoar yang ramah bagi pejalan kaki.

Sebuah kemauan kuat yang tentunya tidak hanya sekadar diucapkan, tetapi juga didukung lewat aksi nyata pemerintah daerah, semisal melalui penganggaran di pos belanja daerah untuk pembangunan pedestrian.  

Belajar dari Surabaya cara memanusiakan pejalan kaki

Nah, salah satu kota yang menurut saya telah mampu mewujudkan kemauan kuat untuk memiliki trotoar yang nyaman demi memanjakan pejalan kaki bahkan mendorong warganya untuk senang berjalan kaki adalah Surabaya.

Ya, sampean (Anda) yang pernah ke Surabaya, utamanya dalam beberapa tahun/bulan terakhir, pastinya pernah melihat langsung atau bahkan menikmati berjalan di atas trotoar yang lebar, nyaman sekaligus teduh karena keberadaan pohon-pohon rindang.

Salah satu penampakan trotoar di Surabaya/Foto: pamboedifiles.blogspot.com
Salah satu penampakan trotoar di Surabaya/Foto: pamboedifiles.blogspot.com
Tidak sulit mendapati trotoar-trotoar yang lebar dan nyaman seperti itu di Surabaya. Di sejumlah ruas jalan protokol di Surabaya, sisi kanan dan kirinya telah dihiasi pedestrian yang sedap dipandang. Rata-rata lebar pedestriannya tiga (3) meter dengan panjang variatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun