Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Para Unggulan "Rontok Cepat" di Denmark Open, Berkah bagi Pemain Indonesia?

17 Oktober 2018   16:02 Diperbarui: 17 Oktober 2018   17:31 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carolina Marin (kanan) dan Pusarla Sindhu, dua tunggal putri top dunia yang langsung out di babak awal Denmark Open 2018/Foto: Indiatoday

Bagi Sindhu, kegagalan melaju ke babak 16 besar Denmark Open membuat pemain 23 tahun ini kembali gagal dalam upaya meraih gelar pertamanya di BWF World Tour tahun 2018 ini. Peraih medali perak Olimpiade 2016 ini malah lebih akrab menjadi finalis dibanding juara. Seperti di Kejuaraan Dunia 2018, Asian Games 2018, Thailand Open, Commonwealth Games dan India Open 2018.

Dua tunggal putra andalan Tiongkok langsung out 

Kejutan juga terjadi di sektor tunggal putra. Dua pemain top asal Tiongkok, Shi Yuqi dan Chen Long, langsung terhenti di putaran pertama. Shi Yuqi, unggulan 3 dan kini menjadi tunggal putra Tiongkok dengan rangking tertinggi BWF, takluk straight game 17-21, 18-21 dari pemain India, Sameer Verma dalam waktu 44 menit.

Shi Yuqi yang merupakan runner-up Kejuaraan Dunia 2018, rupanya masih tampil labil. Anak muda 22 tahun ini mampu mengulangi penampilan ketika menjadi juara All England 2018 pada Maret lalu.

Hasil buruk yang diraih Shi Yuqi rupanya 'menular' kepada seniornya, Chen Long. Tunggal putra peraih medali emas Olimpiade 2016 ini juga langsung terhenti di round 1. Chen Long dikalahkan pemain Hongkong, NG Ka Long Angus, 20-22, 15-21 dalam waktu 45 menit. 

Tersingkirnya dua pemain andalan Tiongkok di babak pertama ini menjadi sinyal bahwa Tiongkok mulai redup di sektor tunggal putra. Ketika regenerasi tunggal putri mulai memperlihatkan tren positif dengan munculnya Chen Yufei, He Bingjioa dan Ghao Fangjie yang berusia 19-20-21 tahun, regenerasi tunggal putra justru belum memperlihatkan pengganti Lin Dan.

Kejutan berlanjut di hari kedua

Tren kejutan pemain unggulan langsung rontok di putaran pertama, rupanya berlanjut di hari kedua, Rabu (17/10/2018) hari ini. Salah satunya, ganda putri Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara yang langsung terhenti.

Di luar dugaan, Matsumoto/Nagahara yang merupakan ganda putri juara dunia 2018, dikalahkan ganda putri Belanda, Selena Piek/Cheryl Seinen dengan skor 19-21, 18-21. Hasil ini merupakan kejutan besar bila merujuk dominasi Jepang di sektor ganda putri dalam beberapa tahun terakhir.

Meski memang, performa Matsumoto/Nagahara masih labil. Mereka masih belum stabil seperti dua seniornya, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Berkah bagi pemain Indonesia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun