Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia U-16 di Antara Pujian dan "Nyinyiran" Warganet

1 Oktober 2018   14:22 Diperbarui: 2 Oktober 2018   10:49 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Indonesia U-16 kini tinggal berjarak 90 menit (plus beberapa menit) untuk bisa tampil di turnamen yang paling diidamkan, Piala Dunia U-17 2019. 

Syaratnya, Timnas U-16 harus bisa mengalahkan Timnas U-16 Australia di perempat final Piala AFC U-16 2018 yang digelar di Bukit Jalil National Stadium, Kuala Lumpur, Malaysia Senin (1/10/2018).

Ya, kemenangan atas Australia tidak hanya bermakna Timnas U-16 bisa menggenggam 'tiket' tampil di semifinal Piala AFC U-16 2018. Empat tim semifinalis juga berhak lolos ke Piala Dunia U-17 yang akan digelar di Peru, Amerika Selatan pada Oktober tahun depan. 

Kemarin, Jepang dan Tajikistan lebih dulu memastikan lolos ke semifinal. Jepang mengalahkan Oman 2-1 dan Tajikistan menang adu penalti 4-2 (1-1) atas Korea Utara. Hari ini, selain laga Indonesia melawan Australia, juga ada Korsel yang bertemu India.

Mungkinkah Indonesia bisa lolos ke semiifinal dan menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang lolos ke semifinal dan juga ke Piala Dunia U-17 tahun depan?

Untuk mengalahkan Australia yang pemain-pemainnya memiliki postur lebih tinggi, Indonesia bisa meniru apa yang dilakukan Korea Selatan. Di pertandingan pertama fase grup D pada 22 September 2018 lalu, Korea Selatan mampu menang 3-0 atas negeri Kanguru tersebut. 

Korsel menampilkan permainan bola-bola pendek cepat yang membuat Australia kesulitan. Gol-gol Korsel diawali lewat skema rapi, utamanya serangan dari sayap.

Nah, bukankah Timnas U-16 memiliki gaya main seperti itu. Indonesia memiliki beberapa pemain sayap yang memiliki kecepatan dan dribble bagus seperti Mochammad Supriadi juga Amanar Abdullah. 

Lini tengah Timnas U-16 yang diisi Bryilian Aldama, Andre Oktaviansyah dan David Maulana, juga piawai memainkan umpan-umpan pendek cepat. Plus kecepatan Amiruddin Bagus Kahfi di lini depan.

Ya, sejatinya Timnas U-16 tidak perlu minder dengan Australia. Malah, Indonesia lolos ke perempat final sebagai juara Grup C, sementara Australia "hanya" peringkat kedua Grup D.Hanya saja, David Maulana dan kawan-kawan harus mampu bermain lepas. Mereka harus bisa bermain seperti halnya anak-anak berusia 16 tahun yang mengutamakan kesenangan bermain tanpa terbebani pikiran macam-macam.

Keharusan untuk bisa bermain lepas ini menjadi penting. Sebab, di dua pertandingan terakhir fase grup, beberapa pemain U-16 mendapatkan kritikan dari warganet di media sosial. Terutama penyerang Bagus Kahfi yang kerapkali menjadi sasaran kritik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun