Riyadh Mahrez gagal menyarangkan bola dari titik penalti di menit 33 dan ditarik keluar pada menit ke-69. Sementara Jamie Vardy dikartu kuning menit ke-85 karena tidak mampu mengendalikan emosinya.
Itulah rapor Jamie Vardy dan Riyadh Mahrez, dua pemain yang menjadi duet maut Leicester City, kala tim kejutan terbesar di Liga Inggris musim ini, bermain 1-1 dengan tim juru kunci, Aston Villa pada akhir pekan kemarin.
Kabar seperti itu sebenarnya akan terdengar lumrah dialami oleh pemain yang bermain di klub biasa seperti Leicester City. Namun, pada periode pertama Liga Inggris musim 2015/16, sangat sangat sulit menemukan kabar seperti ini.
Justru, kabar yang muncul setiap pekan adalah Jamie Vardy mencetak gol, mencetak gol lagi dan lagi. Dia bahkan mencetak gol dalam 11 pekan beruntun. Begitu juga Mahrez yang doyan bikin assist melalui kecepatan larinya dari pinggir lapangan, mencetak gol dari lini kedua dan titik penalti, hingga kabar ketertarikan tim-tim besar untuk merekrutnya.
[caption caption="Jamie Vardy (kanan) dan Riyad Mahrez, kini tak segarang dulu/Daily Mail"][/caption]
Selama paroh pertama kompetisi, keduanya adalah media darling. Media Inggris yang dikenal cerewet dalam mengomentari pesepak bola dan pelatih di Liga Inggris, justru hobi memuji dua pemain ini. Keduanya bak anak kembar. Di mana ada Vardy, juga ada Mahrez. Namun, itu cerita dulu. Dulu sekali. Setahun lalu (karena memang sekarang sudah bukan lagi tahun 2015).
Nyatanya, sejak pergantian tahun ke 2016, sulit menemukan nama keduanya ada dalam daftar pencetak gol atau pembuat assist. Faktanya, dalam lima pertandingan terakhir Liga Inggris, Vardy dan Mahrez sudah 'puasa bikin gol'.
[caption caption="Vardy Puasa Gol di Lima Laga EPL/Daily Mail"]

Ke mana perginya Vardy dan Mahrez? Mungkinkah keduanya sudah lupa caranya mencetak gol? Atau kah, bak kisah dongeng Cinderella yang tahu waktu senang-senangnya hanya sebelum tengah malam, sehingga jatah pesta keduanya memang telah usai setelah pergantian tahun?
Butuh mundur ke masa sebulan lalu, atau pada 15 Desember untuk tahu kapan kali terakhir Vardy dan Mahrez berbarengan mencetak gol. Yakni ketika gol-gol mereka membawa tim asuhan pelatih Claudio Ranieri ini mengalahkan Chelsea 2-1 dan berandil pada pelengeseran Jose Mourinho. Lalu, empat hari kemudian, Mahrez masih bikin gol meski melalui titik penalti ketika dua eksekusi penaltinya membawa Leicester City menang 3-2 atas tuan rumah Everton.
Awal kelabu Vardy-Mahrez bermula pada masa Boxing Day ketika menghadapi Liverpool di Anfield. Keduanya hanya main satu jam an lantas dan diganti ketika Leicester City tertinggal satu gol dan lantas kalah. Kisah mengecewakan Vardy-Mahrez berlanjut ketika Leicester menjamu Manchester City di King Power Stadium pada 30 Desember 2015. Meski dimainkan penuh, keduanya tak banyak memberikan kontribusi bagi The Foxes di laga yang berakhir 0-0 itu.
Ketika Leicester City bermain 0-0 dengan Bournemouth pada 2 Januari 2016, Mahrez malah gagal mencetak gol dari titik penalti di menit ke-59. Sementara Vardy yang main penuh, juga tak mampu berbuat banyak. Dan ketika Leicester City mengalahkan Tottenham 0-1 lewat gol bek terlupakan asal Jerman, Robert Huth, nama Vardy sudah tidak ada di lapangan. Dia sudah diganti menit ke-70.
Pekan kemarin, ketika media-media Inggris memprediksi Vardy dan Mahrez akan kembali meledak kala Leicester menjamu tim terlemah Liga Inggris musim ini (mengacu pada posisi di klasemen), keduanya juga tak mampu bikin gol. Mahrez malah gagal penalti. Imbasnya, Leicester City gagal menang. Padahal, andai menang, The Foxes akan memimpin klasemen, tak peduli hasil tim pesaing seperti Arsenal atau Manchester City.
Makanya, kegagalan Mahrez mencetak gol dari titik penalti, membuat pelatih Leicester City, Claudio Ranieri uring-uringan. Dia ngamuk. Ranieri lantas berucap akan mencopot status Mahrez sebagai pengambil penalti.
[caption caption="Penalti Mahrez gagal berbuah gol ke gawang Villa/Daily Mail"]

“Andai penalti itu gol, kami akan menang. Makanya, ini serasa kehilangan dua poin. Saya akan mengganti pengambil penalti. Saya sudah bicara dengan nya (Mahrez) dan saya akan memilih pengambil penalti yang baru,” keluh Ranieri.
Toh, Ranieri sejatinya tidak pusing pada Mahrez. Tapi pada penalti yang gagal itu. Artinya, kalaupun di pertandingan berikutnya, Vardy dan Mahrez masih gagal mencetak gol, itu sejatinya tidak mengapa. Ranieri dan fans Leicester City mau memakluminya. Asal, Leicester City tetap menang. Asal, Shinji Okazaki dan Leonardo Ulloa terus rajin mencetak gol. Asal, Leicester City tetap mampu nangkring di papan atas. Tak apalah Vardy-Mahrez menghilang.
Di tiga pertandingan berikutnya, Leicester City beruntun maun di kandang. Di awali laga reply Piala FA melawan Tottenham pada Kamis (21/1), lalu menjamu Stoke City (23/1) dan menjamu Liverpool (27/1). Fans Leicester pastinya berharap Vardy kembali garang mencetak gol demi menjaga posisi Leicester dan juga ambisi pribadinya masuk tim Inggris main di Piala Eropa 2016. Apalagi, rumor yang beredar di Inggris, dia akan direkrut Liverpool. Begitu juga dengan Mahrez. Pemain Aljazair berdarah Prancis ini diminati Manchester United.
Namun, bila Vardy dan Mahrez masih belum menemukan cara lepas dari kawalan bek-bek lawan dan pemain lain juga loyo lalu Leicester gagal menang. Ranieri dan fans Leicester baru akan pusing. Mereka baru akan bertanya, “ke mana perginya Vardy dan Mahrez yang dulu?"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI