JAKARTA --- Aroma persaingan sengit dan ketegangan melingkupi Gelora Bung Karno malam ini. Timnas Indonesia akan melakoni laga krusial dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan menjamu kekuatan tangguh, Irak. Ini bukan sekadar pertandingan, melainkan pertaruhan harga diri dan asa Garuda di kandang sendiri.
Tim "Singa Mesopotamia," julukan Irak, datang dengan kepala tegak. Mereka dikenal disiplin, agresif, dan belum tersentuh kekalahan dalam lima laga terakhir. Pelatih kawakan, Jess Casas, diprediksi akan memaksimalkan ketajaman striker andalan, Aymen Hussein, yang siap menerkam setiap celah. Sorotan juga tertuju pada gelandang muda sensasional Manchester United, Zidane Iqbal, yang menjadi otak serangan dan kunci alur bola Irak.
Di kubu Merah Putih, Pelatih Shin Tae-yong (STY) meracik formula "darah muda" yang dikombinasikan dengan kematangan pemain naturalisasi. Kecepatan dan kreativitas diprediksi menjadi senjata utama. Trio Marselino Ferdinan, Rafael Struick, dan Ivar Jenner diharapkan menjadi kunci untuk membongkar pertahanan Irak yang terkenal rapat.
Menantang Sejarah Buruk
Secara statistik, Indonesia memikul beban sejarah. Dalam empat pertemuan terakhir, Garuda belum pernah sekalipun mengecap manisnya kemenangan. Irak unggul segalanya. Namun, sepak bola bukan hanya soal angka di atas kertas.
Dukungan penuh puluhan ribu suporter fanatik yang memadati GBK adalah "pemain ke-12" yang tak ternilai harganya. Gemuruh stadion bisa menjadi energi dahsyat untuk memompa semangat Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan.
Taktik STY: Menyerang dari Sayap, Waspada Serangan Balik
STY diperkirakan menurunkan skema 4-2-3-1, menekankan pada kecepatan serangan dari sayap. Peran bek sayap seperti Pratama Arhan dan Asnawi akan sangat vital sebagai motor penetrasi untuk mengoyak pertahanan Irak di sisi lapangan.
Namun, tantangan terbesar Indonesia adalah menjaga konsentrasi. Tim-tim Timur Tengah seperti Irak dikenal piawai memanfaatkan sedikit pun kehilangan bola di area berbahaya untuk melancarkan serangan balik cepat yang mematikan.
"Kami tahu Irak tim kuat, tapi kami juga sudah siap dengan strategi kami. Fokus dan kerja sama jadi kunci. Dalam laga seketat ini, efisiensi peluang sangat penting, satu kesalahan bisa berakibat fatal," tegas STY dalam konferensi pers pra-laga.