Mohon tunggu...
Habib burrohman
Habib burrohman Mohon Tunggu... Penulis - teman yang asyik, suka ngopi, menulis dan diskusi

yakin usaha sampai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Masyarakat atau Pemerintah yang Panik karena Corona?

30 Maret 2020   20:12 Diperbarui: 30 Maret 2020   20:05 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

berbicara corona pada akhir-akhir ini menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh dunia dan terkhusu negara tercinta kita Indonesia.

corona termasuk jenis virus yang cukup cepat persebarannya, fakta membuktikan hanya dalam waktu singkat banyak terjangkit virus ini dan kemudian tidak sedikit yang menghembuskan nafas. di indonesia sendiripun demikian. pemerintah sempat menghimbau masyarakat untuk jangan panik dengan virus ini, tentu benar kepanikan bisa membuat stress dan tentu sama saja membuat diri sendiri menderita, Namun pada akhirnya ada sedikit "kelucuan" yaitu pemerintah mulai ikut panik bagi saya ini adalah sebauah kesalahan besar. jika pemerintah panik dan masyarakat panik mau bagaiamana kita bisa efektif memutuskan mata rantai virus ini?

kepanikan pemerintah yang saya maksud adalah pemerintah mengeluarkan kebijakan yang kurang tepat dan kurang efektif sepertihalnya dilarang mudik bagi para perantauan, jalanan kota banyak yang di tutup hingga pemudik tidak bisa pulang kekampung halamannya. niat pemerintah memang baik yaitu untuk mengurangi penyebaran virus. namun, perlu kita seksama perhatikan. tidak masalah mungkin jika berbagaia jalan di tutup kemudian di himbau untuk tidak mudik asalkan fikirkan bagaiamana nasib mereka ketika tetap tinggal di perantauan yang jelas sudah tidak ada kerjaan karena di liburkan, lantas mereka makan, minum, dan tinggal dimana? tentu solusinya adalah perlu di subsidi makanan dan lain-lainnya pada setiap kota yang terdapat perantaunya yang tidak bisa pulang.

kemudian bagi perantau yang bekerja di luar negara yang tidak bisa pulang hingga masa visa kerjanya sudah habis apakah lantas mereka akan tidak di perhitungkan keberadaannya, tentu mereka juga tidak ingin begitu.

jangan sampai para perantau beranggapan ketika momentum politik mereka di paksa pulang namun saat begini tidak di anggap keberadaannya.

perlu kiranya pemerintah untuk memerhatikan segala aspek kebijakan dengam baik benar agar hasilnyapun indah tidak ada pengecualian bagi si perantau dan yang stay di rumah (kampung).

pemerintah mengajurkan jangan panik tapi sekarang terkesean pemerintah yang panik hingga teledor membuat kebijakan

dalam istilah jawa disebut "JARKONI" alias ngajar tapi ora ngelakoni ( menganjurkan tapi dirinya tidak menjalankan).

mari kritisi dan beri solusi yang tepat untuk memutus mata rantai virus ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun