Mohon tunggu...
Habibah Solehah
Habibah Solehah Mohon Tunggu... Guru - Linguistik dan Sastra

Terbuka untuk kritik dan saran yang membangun perbaikan penulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manfaat Tradisi Halalbihalal untuk Mencegah "Pareumeun Obor" dalam Masyarakat Sunda

24 Mei 2022   06:14 Diperbarui: 24 Mei 2022   08:20 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah seluruh umat muslim di dunia melaksanakan ibadah puasa satu bulan lamanya, tibalah pada hari kemenangan yang fitri. Takbir bergema tak terputus dari masjid-ke masjid, dari surau-ke surau, dari rumah-ke rumah, dari lisan- ke lisan, hingga dari hati setiap muslim.  

Tangan-tangan saling berjabat di pagi hari seraya lisan mengucapkan Minal a'idin walfaidzin ditambah dengan ucapan "mohon maaf lahir dan batin", maka berguguranlah dosa dari tangan yang saling berjabat.  

Setelah dua kali lebaran melaksanakan solat Idulfitri dalam bagian-bagian kecil di surau untuk mengurangi penyebaran virus covid-19, kini Alhamdulillah umat muslim di seluruh daerah di Indonesia dapat Kembali serentak melaksanakan solat idulfitri di satu tempat yang luas.

Bukan hanya sampai pada jabatan tangan, namun masyarakat kembali mengangkat besarnya manfaat tradisi halalbihalal setelah diperkenankannya kembali sesi mudik untuk merayakan Hari Raya Idulfitri 1443 H yang bertepatan pada 2 Mei 2022. Meskipun idulfitri telah berlalu, namun, suasana dan rencana bersilaturahmi tetap berjalan hingga saat ini dengan judul rencana halalbihalal idulfitri.

Adapun beberapa tujuan dari halalbihalal yang menjadi tradisi masyarakat Indonesia adalah agar terjaganya hubungan kekeluargaan yang harmonis. Bukan hanya itu, beberapa keutamaan halalbihalal lainnya pun menjadi alasan yang kuat, 

Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari). Rezeki bukanlah hanya sebatas materi, melainkan keluarga yang harmonis, kesehatan, serta kebaikan-kebaikan lainnya dalam kehidupan.

Di dalam masyarakat Sunda terdapat istilah "pareumeun obor" yang berarti tidak mengenal keluarga atau nenek moyang karena tidak ada yang memberitahukan (Sumantri. dkk., 1985: hlm.313) kehilangan komunikasi dan terputusnya pengenalan generasi atau turunan dari keluarga besar merupakan kesadaran yang kini menjadi kekhawatiran banyak generasi.

Atas dasar kekhawatiran tersebutlah, masyarakat berharap istilah pareumeun obor tidak terjadi dalam keluarga, atau jika sudah terlanjur terjadi, maka sebagai keluarga yang sadar akan terjadinya preumeun obor patut mengingatkan, dan merencanakan pertemuan keluarga besar yang bertujuan untuk mengenalkan keluarga satu sama lain.

Terlebih lagi, jika dalam pertemuan keluarga terdapat tausiyah yang mengingatkan akan pentingnya silaturahmi, sungguh pertemuan yang penuh manfaat. 

Keberkahan tercurah pada setiap jengkal di tempat tersebut, banyak hal yang dapat menjadi sebabnya obrolan berlangsung, di antaranya seperti sesi makan Bersama. Melalui sesi tersebut, akan terjalinnya obrolan yang lebih ringan, namun penuh keakraban.

Tetapi, ada banyak hal pula yang harus diingat dalam suasana keluarga besar, terlebih dengan ragamnya latar belakang perbedaan. Jangan sampai latar belakang perbedaan tersebut menjadi penghalang atau pembentur hubungan yang seharusnya harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun