Mohon tunggu...
Habibah
Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selain menulis di Kompasiana, saya juga menulis di brownisnis.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UM-PTKIN Daring? Beginilah Enak dan Tidak Enaknya

2 Agustus 2020   16:02 Diperbarui: 11 Agustus 2020   15:02 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak beberapa bulan yang lalu, para calon lulusan SMA dan sederajatnya sudah disibukkan dengan berbagai macam jalur pendaftaran untuk masuk ke perguruan tinggi. 

Sebagiannya ada yang memilih untuk mengikuti SNMPTN, SBMPTN, SPAN-PTKIN, UM-PTKIN sampai Ujian Mandiri yang biasanya dilakukan sebagai jalan terakhir. 

Bahkan, tidak hanya calon lulusan SMA saja yang sibuk. Karena nyatanya masih banyak pula lulusan SMA tahun 2019 yang masih menyibukkan diri untuk mengikuti pendaftaran masuk perguruan tinggi. 

Namun sayangnya, para lulusan SMA tahun 2019 hanya berkesempatan untuk mengikuti SBMPTN, UM-PTKIN dan Ujian Mandiri. Hal ini dikarenakan pendaftaran jalur SNMPTN dan SPAN-PTKIN membutuhkan bantuan sekolah untuk menginput data rapot dan dikhususkan bagi yang masih duduk di kelas 12 saja.

Terlepas dari itu, saya sendiri yang termasuk lulusan MA angkatan tahun 2019 akhirnya memutuskan untuk mengikuti pendaftaran jalur UM-PTKIN. Di mana pendaftaran UM-PTKIN ini telah dibuka sejak bulan Mei lalu. Yang kemudian mengalami beberapa kali pengubahan jadwal pencetakan kartu ujian dan pelaksanaan ujian dikarenakan masih menyesuaikan dengan kondisi saat ini yang masih mengalami pandemi. 

Hingga akhirnya beberapa minggu yang lalu telah diumumkan bahwa pelaksanaan ujian UM-PTKIN akan berlangsung pada awal bulan Agustus dan dilakukan dari rumah peserta masing-masing.

Awalnya, jujur saya masih bertanya-tanya dan kurang mengerti. Karena dalam Tata Tertib yang tercetak pada Kartu Ujian saya, tertulis bahwa 'peserta wajib menggunakan pakaian dengan atasan kemeja polos dan bawahan berwarna gelap' yang seolah-olah harus saya kenakan karena akan diperiksa ketika berada di tempat ujian yang dimaksud. 

Ditambah lagi, peraturan sebelumnya yang mewajibkan peserta untuk melakukan physical distancing dengan radius tiga meter selama ujian berlangsung. Seolah-olah, saya akan berada di tempat ujian yang ramai tapi tetap harus menerapkan physical distancing/jaga jarak dengan orang lain. 

Namun anehnya, kenapa saya harus menginstal aplikasi? Apakah peserta akan tetap melakukan ujian di tempat yang sudah ditentukan dan membawa perangkat ujiannya masing-masing? Itulah pertanyaan yang sempat muncul dalam pikiran saya.

Hingga akhirnya, saya mengambil kesimpulan bahwa ujian UM-PTKIN benar-benar dilakukan di rumah setelah berdiskusi cukup panjang bersama teman saya yang sama-sama mengikuti UM-PTKIN melalui aplikasi chat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun