Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Simbol, Antara Harapan dan Kenyataan

17 Oktober 2022   18:18 Diperbarui: 17 Oktober 2022   19:20 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hal yang ditunjukkan Anies antara lain, menemui Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa di ujung masa jabatannya menjadi Gubernur. Secara simbolik mungkin Anies ingin mengatakan, "Hallo masyarakat Indonesia, bagaimana kalau saya berpasangan dengan Pak Andika, Pantas apa tidak ?",  Anies pastinya ingin bilang ke partai partai yang mengusungnya, bahwa dia lebih nyaman dan berpeluang besar menang kalau dipasangankan dengan Andika.

Dan juga pada saat pidato perpisahan dari menjabat Gubenrnur DKI Jakarta beberapa hari lalu Anies memposisikan arah pidatonya, menghadap ke utara, ada apa di uatara ? di utara itu ada Istana Negara. 

Secara simbolik Anies ingin menyampaikan bahwa langkah selanjutnya dengan mantap adalah dia akan melangkah ke arah Istana, menjadi Presiden.

Selain kedua tokoh tersebut ada beberapa elite politik yang memakai politik simbol dalam menyampaikan gagasannya. Seperti Prabowo yang selalu mengajak tamu tamu pentingnya untuk berkuda bersama di Hambalang. 

Hal ini secara simbolik dapat dipandang bahwa Prabowo adalah orang yang tidak otoriter, orang yang mau mengharai tamunya, serta orang yang penuh keakraban, ingin membuang stigma bahwa Prabowo itu keras karena berasal dari tentara.

Tetapi ada juga yang mencoba memakai politik simbol, tetapi pada akhirnya malah mendapat reaksi kurang simpatik dari rakyat. Beberapa waktu lalu juga ada pertemuan antara Puan Maharani dan Muhaimin Iskandar makan pecel bareng. 

Kita tau bersama bahwa pecel memang makanan rakyat " biasa" secara simbolik mungkin kedua tokoh politik ini ingin menunjukkan "kesederhanaan" mereka. Mengasosikan bahwa partai mereka adalah partai wong cilik.

Namun yang menjadi masalah adalah tampilan tempat dan suasana makanya jauh dari kesan merakyat, Meja yang rapi, bangku yang disarungin, ada tempat tissue. Berbeda kalau mereka makannya memang misalnya, ditengah pasar, dipinggir jalan disamping gerobak pecelnya, mungkin akan lebih terasa apa yang ingin mereka komunikasikan, bahwa mereka adalah wakil dari partai wong cilik.

Diatas adalah beberapa contoh politik simbol yang dipakai oleh elite politik, pertanyaannya adalah seberapa efektif cara komunikasi tersebut kepada pihak yang akan dituju? Apakah pihak yang dituju akan mengerti?

Terkait hal tersebut yang paling gampang tentu kita harus melihat rekam jejak mereka selama ini. Rekam jejak mereka sendiri, konsisten apa tidak terhadap simbol yang mereka buat. 

Misal Jokowi memberikan simbol-simbol yang dimaknai publik akan ada pergantian menteri, dan ternyata benar tak lama kemudian ada pergantian.
Hal ini jelas membuat publik akan mengerti dan hapal terhadap gaya politik simbol jokowi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun