Siapakah yang Layak Diselamatkan? Mencari Jawaban dalam Predestinasi Sebuah Ajaran Teologi Reformed

Teologi Reformed adalah suatu ajaran yang lahir seiring dengan bergulirnya reformasi Gereja yang terjadi pada abad ke-16 di Eropa, yang dipelopori oleh seorang Pendeta bernama Marthinus Luther. 

Secara prinsipil, tujuan gerakan reformasi adalah menghidupkan semangat iman dan mengingatkan gereja pada masa itu untuk kembali pada ajaran Alkitab yang murni. 

Marthin Luther sebagai seorang reformator bersama Johanes Calvin dan Ulrich Zwingli, sangat terkenal dengan semboyannya: "Sola Fide, Sola Gratia, dan Sola Scriptura" yang pada intinya sangat menekankan tentang keselamatan yang hanya bisa diperoleh karena iman kepada Allah di dalam Kristus, tentang keselamatan sebagai suatu anugerah cuma-cuma dari Allah, dan bahwa Alkitab sebagai Firman Allah adalah satu-satunya sumber kebenaran yang absolut bagi kekristenan. Selain ketiga hal di atas, ada satu lagi ajaran reformed yang sangat penting yaitu Predestinasi. Apakah sesungguhnya Predestinasi itu?

1.PENGERTIAN PREDESTINASI

Istilah Predestinasi atau Predestination dapat berarti ketetapan, yang dipakai untuk menunjuk " tujuan Allah yang berkaitan dengan manausia". Istilah ini diangkat dari kata Ibrani, "yada" dan kata Yunani "ginoskein, proginoskein dan prognosis". 

Menurut Berkhof, kata "yada" secara harfiah berarti "mengetahui" atau "mengamati" dari seseorang atau sesuatu, atau yang dapat dipakai untuk menunjukkan satu arti yang lebih tajam, yaitu "mengetahui seseorang dengan satu kasih yang besar", atau dapat juga diartikan "menjadikan seseorang sebagai objek kasih atau pilihan kasih". Dalam pengertian ini  Predestinasi memberikan pemahaman tentang arti pemilihan (Kej 18:19; Amos 3:2; Hosea 13:5)

Dari pengertian istilah diatas, maka Predestinasi mengandung arti "pertimbangan Allah berkenan dengan manusia yang jatuh dalam dosa, termasuk pemilihan yang berdaulat dari sebagian orang dan penolakkan atas sebagian orang lainnya". Penegasan makna predestinasi secara umum menunjukkan bahwa Allah dalam kedaulatan, pengetahuan dan rahmat-Nya yang kekal, telah menetapkan semua dari segala sesuatu yang akan terjadi. 

Predestinasi dari perspektif umum menekankan bahwa "sejak kekekalan, Allah yang berdaulat, telah menetapkan apa saja yang akan terjadi dalam sejarah umat manusia bedasarkan rancangan shalom-Nya yang kekal telah menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi dan untuk terjadi dalam sejarah manusia, sesuai dengan kemahatahuan-Nya. Hal ini menegaskan bahwa "Allah menyelamatkan orang yang berdosa yang ditetapkan dan dipilih-Nya dari semula" (Efesus 1:11,22 ; Mazmur 22)

Bahwa Allah mengetahui hal-hal sebelum waktunya, maka dengan demikian mau menegaskan bahwa segala sesuatu sudah selama-lamanya dan untuk selama-lamanya ada di depan mata-Nya, sehingga untuk pengetahuan-Nya tidak ada yang akan datang atau yang sudah lampau, tetapi semua ada dalam kekinian. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak terikat oleh waktu (Kairos).

2. HUBUNGAN PREDESTINASI DENGAN KESELAMATAN

Predestinasi sesungguhnya menekankan tentang keputusan Allah yang kekal, yang melaluinya  Dia menetapkan untuk diri-Nya sendiri, apa yang menurut kehendak-Nya akan terjadi atas setiap orang. Sebab tidak semua orang diciptakan dalam keadaan yang sama, tetapi yang satu ditentukan untuk kehidupan yang kekal, dan kepada yang lain hukuman yang abadi.