Mohon tunggu...
Gusti Zia Cristy
Gusti Zia Cristy Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Just an ordinary teacher who seeks enlightenment within confrontation with discomfortness.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Know-Want to Know-Learned, Jembatan Miskonsepsi: Sebuah Inovasi Pembelajaran

7 Maret 2024   10:34 Diperbarui: 7 Maret 2024   10:36 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat Senin Bapak/Ibu hebat,

Salam dan Bahagia.

Kurikulum dalam pendidikan merupakan kunci utama dalam menciptakan generasi sebuah bangsa. Kurikulum ada bukan sebagai kantong serba guna Doraemon yang bisa menyelesaikan seluruh permasalahan pendidikan dan pengajaran. Kurikulum bukan juga sebuah alat yang kaku dan baku yang bila digunakan harus selalu berpatokan pada sistem tertentu. Kurikulum lebih tepatnya adalah perubahan zaman itu sendiri.

Dalam perjalanannya, kurikulum di Indonesia sudah berganti kurang lebih 10 kali (Juniardi, 2020). Dari tahun 1945 hingga 2020, negara kita memiliki 10 kurikulum pendidikan nasional yang telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013.

Tentu perubahan tersebut dilakukan bukan disebabkan kepentingan tertentu, melainkan seiring dengan berkembangnya zaman, bentuk dan cara mendidik pun juga berubah. Model pembelajaran yang umum diterapkan pada tahun 1947 barangkali kurang relevan jika diterapkan di tahun 2013 begitu juga sebaliknya, sebab mereka mewakili zaman yang berbeda. Namun, beberapa model pembelajaran dari kurikulum lama sering diadopsi dan diadaptasi dalam penerapan kurikulum baru. Pada hakikatnya esensi kurikulum tetap utuh sebagai seperangkat alat untuk mencerdaskan bangsa secara lahir dan batin meski zaman terus berubah.

Hadirnya Kurikulum Merdeka memberikan tantangan dan kesempatan baru dalam pendidikan. Kurikulum Merdeka  menerapkan konsep Understanding by Design (McTighe & Wiggins, 1999) pembelajaran dilakukan mengikuti alur backward design dimana menentukan tujuan pembelajaran adalah hal yang paling pertama dilakukan, diikuti dengan mengembangkan asesmen dan merencanakan kegiatan.

Dalam pembelajaran Bahasa Inggris khususnya, konsep backward design  ini memberikan pengaruh yang sangat baik bagi guru dan peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut, implementasi genre based approach dalam kurikulum merdeka  (Rudiyana, et al, 2022) membuka kemungkinan positif dalam pengembangan pembelajaran bahasa.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Latar Belakang Masalah

Berbicara terkait permasalahan seputar pembelajaran tentunya hal tersebut merupakan menu sehari-hari bagi seorang pendidik. Rasanya tak akan pernah habis permasalahan dalam pembelajaran. Selama dunia semakin baru, ia akan memberikan tantangan yang baru juga dalam pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun