Mohon tunggu...
Gusti Zia Cristy
Gusti Zia Cristy Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Just an ordinary teacher who seeks enlightenment within confrontation with discomfortness.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Know-Want to Know-Learned, Jembatan Miskonsepsi: Sebuah Inovasi Pembelajaran

7 Maret 2024   10:34 Diperbarui: 7 Maret 2024   10:36 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pembelajaran kali ini, model yang digunakan adalah genre based approach, dengan mengkombinasikan beberapa strategi di dalam prosesnya seperti gamification, pomodoro, dan diskusi terbimbing. Kemudian pada siklus kali ini, diterapkan strategi baru berupa  K-W-L Chart (Ogle, 1986).

Mengonfirmasi penelitian yang dilakukan Hudaria (2021) dengan menerapkan K-W-L Chart, peserta didik di kelas mampu menilai dan menganalisis kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing dalam topik yang dibahas. Peserta didik menjadi lebih paham terhadap topik yang dimaksud. K-W-L Chart dalam hal ini menjembatani prior knowledge peserta didik dengan kemampuan menyelesaikan dan melakukan penyelidikan konsep (Susilo, 2016)

Dengan diterapkannya strategi KWL Chart guru mampu dalam memetakan pengetahuan awal peserta didik lebih detail, sehingga guru dapat menyajikan pembelajaran dengan perangkat yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan peserta didik untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

Bagi peserta didik, beberapa manfaat yang dirasakan diantaranya, mudah dalam membangun konsep, mudah dalam mencari contoh secara keseluruhan dan mudah dalam menghubungkan materi ke dalam konteks nyata di dunia kerja. Dengan inovasi yang dilakukan, peserta didik merasa lebih diperhatikan proses fasilitasi yang dilakukan oleh guru sangat berarti dalam menghimpun pengetahuan mereka terkait topik yang dibahas.

Pada pendalaman materi, masalah utama yang membuat pembelajaran terasa begitu berat bagi peserta didik adalah miskonsepsi. Dengan menerapkan strategi K-W-L Chart, pencapaian peserta didik membaik. Miskonsepsi pun tidak terjadi lagi dan mereka dapat mengasimilasi pengetahuan baru yang mereka dapat dengan pengetahuan awal mereka terkait topik.

Pada pemecahan masalah maupun tantangan baru tersebut, guru sudah melakukan mitigasi alternatif berupa penggunaan aplikasi Google Translate maupun memberikan kesempatan peserta didik menuangkan hasil penilaian diri mereka dalam bahasa Indonesia. Namun disebabkan kerancuan dua jenis alternatif ini, tidak membuat masalah terpecahkan dengan lebih baik.


Seperti yang kita ketahui bahwasanya kemampuan kognitif peserta didik masih belum berkembang ke tahap intermediate, dengan berbagai kekurangan di setiap empat kemampuan berbahasa otomatis berdampak pada kemampuan mereka untuk memahami topik pada pelajaran di tingkat selanjutnya.

Namun, dengan adanya strategi KWL Chart sebagai assessment of learning, sedikit banyak peserta didik terakomodasi kebutuhan belajarnya pada tingkat yang lebih tinggi. Perlahan-lahan pengalaman belajar yang sebenarnya sulit dengan kemampuan peserta didik yang kurang berubah menjadi lebih menyenangkan. Inovasi pembelajaran yang dilakukan secara tidak langsung mengubah hal yang tak mungkin menjadi sebuah gebrakan dalam pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun