Mohon tunggu...
Gustira Andini
Gustira Andini Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apakah di Laut Mereka Tidak Memiliki Ikan?

11 Maret 2019   02:05 Diperbarui: 11 Maret 2019   08:48 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Penangkapan ikan secara ilegal tentunya menjadi ancaman bagi suatu negara. Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Membuat Indonesia memiliki kekayaan laut yang berlimpah seperti ikan, udang, dan berbagai jenis hewan laut lainnya membuat perhatian masyarakat luar negeri terhadap hasil laut Indonesia. 

Hal ini tentu menjadi daya tarik tersediri bagi Negara asing atau orang yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan kekayaan bahari Indonesia dengan menangkap ikan secara ilegal.

Beberapa minggu yang lalu tepatnya tanggal 24 Februari 2019. Keempat kapal berbendera Vietnam ditangkap di perairan Natuna Utara, karena diduga menangkap ikan secara ilegal. 

Selain itu, terdapat dua kapal patroli milik pemerintah Vietnam yang menerobos masuk zona ekonomi eksklusif Indonesia dan melakukan manuver berbahaya saat KRI Bung Tomo menggiring empat kapal yang ditangkap. (Sumber : Kompas.tv tanggal akses 10 Maret 2019).

Namun meskipun pemerintah Indonesia telah melakukan penangkapan terhadap kapal-kapal tersebut. Seperti tidak lelah kapal-kapal asing (Vietnam) tersebut kembali melakukan penangkapan ikan secara ilegal dilaut Indonesia pada Jumat 8 Maret 2019 di Laut Natuna Utara. (Sumber: Suaramerdeka.com tanggal akses 10 Maret 2019).

Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah di laut mereka tidak memiliki ikan sehingga tidak jera melakukan penangkap ikan secara ilegal di Indonesia?

Menurut Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP, Eko Djalmo Asmadi, mengatakan berdasarkan hasil testimoni pada nelayan ikan Vietnam. 

Alasan mereka tangkap ikan karena ikan di Indonesia lebih lezat rasanya daripada ikan di Vietnam. Selain rasa ikan di Indonesia lebih enak, dua alasan lainnya yakni anggapan nelayan Vietnam bahwa ikan di Indonesia populasinya lebih banyak. Selain itu, mereka menganggap daerah tangkapan mereka di Natuna masih wilayah tangkapan ikannya. Padahal jelas mereka masuk zona Indonesia. (Sumber: Finance.detik.comtanggal akses 10 Maret 2019).

Namun apabila kita melihat secara keseluruhan ada beberapa faktor-faktor tambahan kenapa kapal-kapal asing tersebut terus melakukan penangkap ikan secara ilegal, yang pertama mungkin populasi ikan di laut mereka mulai sedikit dan menyebabkan hasil tangkapan berkurang, kedua batas perairan yang kurang jelas menyebakan kebingungan terhadap nelayan batas wilayah perairan negaranya, ketiga besarnya wilayah perairan Indonesia yang memungkinkan untuk melakukan penangkapan ikan secara ilegal.

Penangkapan ikan secara ilegal ini tentu merugikan negara kita secara materil, akibatnya hasil tangkapan nelayan kita berkurang, ekspor hasil laut kita berkurang, populasi jumlah ikan kita menipis, rusaknya ekositem laut kita karena menggunakan alat yang berbahaya bagi ekosistem laut dikarenakan kebanyakan para penangkap ikan ilegal ini menggunakan alat tangkap yang dilarang dan tidak terdaftarnya hasil tangkapan ikan yang meraka tangkap dari laut kita yang semestinya ini bisa menjadi masukan pendapatan pajak negara kita.

Oleh karena itu pemerintah Indonesia telah mengambil salah satu langkah yaitu menenggelamkan atau menyerang kapal-kapal asing penanggkap ikan yang secara ilegal masuk ke wilayah perairan Indonesia. Ini mengingatkan saya pada salah satu prinsip yang dicetuskan oleh Julian Corbett, control of the sea yang menjelaskan pentingnya negara untuk melindungi wilayah maritimnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun