Mohon tunggu...
Gusti Aralist
Gusti Aralist Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Fisip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gemoy: Kampanye Prabowo-Gibran Membawa Pemilu Indonesia ke Dunia Baru

17 Desember 2023   21:14 Diperbarui: 17 Desember 2023   23:33 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita sudah bisa melihat tanggal pertamanya pada tahun 2024. Bahkan hari yang ditetapkan untuk pesta demokrasi Indonesia sudah diketahui. Kampanye pemilihan umum Indonesia telah dimulai dan akan berlangsung dari 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Untuk memperkenalkan dan menunjukkan kelayakan mereka sebagai Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres), Kampanye menjadi awal perjuangan untuk persiapan partai politik, koalisi partai, calon presiden dan cawapres, serta semua caleg yang telah ditetapkan dalam Daftar Calon Tetap (DCT) oleh KPU.

Gaya kampanye Capres dan Cawapres 2024 menarik. Baliho dan spanduk yang memajangkan wajah dan slogan kandidat politik dapat menunjukkan dampak globalisasi. Sekarang, konsep globalisasi menyingkap sekaligus mengelaborasi proses transformasi strategi yang akan terjadi selama kampanye pemilihan presiden 2024. Konsekuensi dari konsep ini adalah bagaimana politik demokrasi dapat mengintegrasikan praktik modernisasi.

Salah satu konsekuensi logis dari gagasan globalisasi adalah kebutuhan akan integrasi. Ini berkaitan dengan seberapa baik sistem politik mampu mengintegrasikan situasi politik modern, seperti cara komunikasi politik dan sosialisasi politik, bentuk pertumbuhan ekonomi, desain urbanisasi, pendidikan dan kesejahteraan, serta aspek penting lainnya dari kehidupan negara. Fenomena "Gemoy" menunjukkan hasilnya.

Di hari pertama kampanye, baliho yang dipasang oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi perhatian besar. Baliho paslon nomor urut 2 menciptakan sejarah baru dalam kampanye pemilu Indonesia secara visual. Dengan menggunakan AI, atau kecerdasan buatan, baliho "gemoy" menggambarkan Prabowo dan Gibran dengan wajah yang tidak nyata. Disebut sebagai sejarah baru karena sangat berbeda dengan baliho presiden dan cawapres sebelumnya. Di daerah Pakisaji hingga Kepanjen, Kabupaten Malang, terdapat baliho "gemoy".

Baik visual maupun slogan menunjukkan perspektif modernisasi. dibandingkan dengan "Diremehin, Dihujat, Difitnah." "Smile Just", "President Gemoy", dan sebagainya. Itu sangat berbeda dari gaya kampanye yang digunakan oleh dua paslon lain yang berada di nomor urut 1 dan 3. Bahkan, kampanye Prabowo-Gibran ini mendorong masyarakat dengan menyebut Prabowo "gemoy".

Dengan demikian, pengaruh yang digunakan pada kampanye Prabowo-Gibran berdampak lebih besar pada Prabowo. Ini mungkin karena pengaruh AI membuat Prabowo lebih cocok untuk disebut Gemoy. Ini juga sangat berdampak pada elektabilitas paslon nomor urut dua ini. Menurut tiga lembaga survei, Prabowo-Gibran memiliki elektabilitas yang lebih besar daripada Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud.

Berdasarkan hasil survei Political Statistics (8 Desember 2023):

- Prabowo Subianto-Gibran: 43,5 Persen

- Ganjar Pranowo-Mahfud: 27,2 Persen

- Anies Baswedan-Muhaimin: 25,8 Persen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun