Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warisan Nama Makanan Khas Belanda

18 Juni 2012   10:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:50 3813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_188849" align="aligncenter" width="548" caption="muisjes (ilust wikipedia.com)"][/caption]

Ada satu ‘teman’ makanan roti yang sudah sangat akrab di lidah kita yaitu ‘meses’ yakni bulir-bulir lonjong kecil dari cokelat yang biasanya ditaburkan pada irisan roti tawar setelah dibubuhi mentega. Rasanya memang menggoyang lidah. Kata ‘meses’ (rasanya tak ada padanan bahasa Indonesia lainnya) memang berasal dari kata ‘muisjes’ (muis berarti ‘tikus’ dan dengan diberi akhiran –je menjadi ‘tikus kecil’). Muisjes pada awalnya memang bukan berbahan baku cokelat tetapi adas manis (aniseed) yang disalut dengan gula dan pewarna. Jadi penampilannya mirip mencit dengan warna beraneka. Muisjes ini juga dibubuhkan pada roti tawar dan secara tradisional dibubuhkan pada biskuit (bahasa Belanda beschuit) pada saat kelahiran bayi dan dipercaya akan memperlancar pengeluaran ASI (lactation).

Mungkin Anda sedikit bingung mencari padanan kata ‘meses’ ini dalam bahasa asing lainnya. Dalam bahasa Inggris dia sering disebut dengan ‘sprinkle’ (atau chocolate sprinkle) juga dengan istilah ‘jimmies’. Dalam bahasa Perancis dia dinamai dengan ‘nonpareil’ (makna harfiahnya ‘tak ada tandingannya’). Di Australia dan Selandia Baru dia diberi nama unik yaitu ‘hundreds and thousands’. Di negara Inggris dia dinamai dengan ‘jazzles’ atau ‘jazz drops’. Yang tak bisa dimungkiri ‘meses’ ini adalah asli kuliner dari negeri Belanda.

[caption id="attachment_188850" align="aligncenter" width="521" caption="hopjes (ilust wikipedia.com)"]

13400134831330996423
13400134831330996423
[/caption]

Kuliner atau tepatnya permen khas Belanda lainnya adalah ‘hopjes’. Saya tak tahu apakah generasi muda masih akrab dengan hopyes ini. Dia adalah permen yang dibuat dari campuran kopi dan karamel (gulali) dan rasanya memang ‘ngangeni’. Permen yang disebut juga dengan ‘Haagse hopjes’ (hopyes dari Den Haag) ini memang sudah eksis sejak abad ke 18. Dia pertama kali diciptakan oleh seorang baron bernama Hendrik Hop, karena mendapat nasehat dari dokter untuk tidak meminum kopi. Dia lantas memerintahkan kokinya untuk menciptakan penganan pengganti dengan cita rasa kopi. Akhirnya setelah melakukan beberapa eksperimen terciptalah ‘hopjes’ yang merupakan perpaduan antara kopi, karamel, cream dan mentega. Dewasa ini permen ini sudah mendunia tetap dengan nama aslinya Hopjes.

Ada juga minuman khas dari Belanda yang bernama ‘jenever’. Dalam bahasa Inggris dia dinamakan dengan ‘gin’. Tapi jenever mempunyai banyak sebutan ‘nakal’ lainnya. Antara lain dia dijuluki ‘sopje’ (sop artinya ‘seteguk’) atau ‘sopie’, sehingga di tanah air kita tempo dulu dinamai orang dengan ‘sopi’. Julukan lainnya adalah ‘slokje’ (slok berarti menegak). Karena itu ‘gelas kecil’ untuk menegak jenever ini dalam bahasa kita dinamakan dengan ‘seloki’.

Itulah tiga nama makanan/minuman khas Belanda yang diberi embel-embel –je (maknanya ‘kecil’). Banyak kata-kata Belanda berakhiran dengan –je ini yang akhirnya menjadi kosakata Indonesia seperti ‘boontjes’ menjadi ‘buncis’, ‘dasje’ menjadi ‘dasi’, ‘petje’ menjadi ‘peci’, ‘erwtjes’ menjadi ‘ercis’ dan sebagainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun