Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(Tip) Memindahkan Barang Berat di Dalam Rumah

8 Desember 2012   04:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:01 6215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_222998" align="aligncenter" width="400" caption="(ilust 123rf.com)"][/caption] Saya mengetahui kiat memindahkan barang berat di dalam rumah yang ’cemerlang’ ini waktu saya ingin memindahkan dental unit (perangkat gigi) yang beratnya ratusan kilogram. Memindahkan barang berat di dalam rumah bukan sekedar mendorongnya ramai-ramai, karena ada pertimbangan lantai rumah yang harus dijaga agar tidak baret atau pecah. Juga tak mungkin digunakan forklift karena pintu masuk ke dalam rumah sudah dipastikan tidak cukup lebar untuk mengakomodir masuknya kendaraan alat berat ini. Belum lagi menimbang faktor daya tahan lantai tegel menahan beban berat forklift ini. Salah-salah lantai tegel yang mulus ini jadi retak rambut dan gompel dilewati kendaraan yang seharusnya hanya dioperasikan di dalam gudang.

Dalam benak saya, dengan mempertimbangkan faktor di atas, berarti dibutuhkan sedikitnya enam tenaga laki-laki yang berotot untuk mengangkat dental unit ini. Saya sudah pernah mendengar kiat memindahkan barang berat ini dengan meletakkan kain tebal (seperti handuk bekas, selimut bekas dsb) atau karton kardus tebal di bawah barang berat yang akan dipindahkan itu. Cara ini memang cukup praktis, karena barang berat ini dapat digeser dengan lebih ringan dan relatif tak menggores lantai rumah. Namun dengan cara ini, tetap dibutuhkan sejumlah tenaga untuk mendorong dan menariknya.

Cara memindahkan barang berat, apakah dengan cara menggotongnya atau menggeser dengan alas kain/karton ini perlu juga mempertimbangkan faktor keamanan ’kuli angkut’nya. Bila tak hati-hati, tak jarang akan terjadi pinggang yang terkilir atau lebih parah lagi menyebabkan HNP (Herniated Nucleus Pulposis) yaitu cedera pada syaraf tulang belakang yang sangat sulit disembuhkan. Posisi tubuh yang salah pada saat mengangkat barang berat adalah dengan cara membungkuk kemudian mengangkat barang itu dengan menegakkan badan.

Tak dinyana, saya mendapat pengetahuan baru dari asisten yang saya mintai bantuan untuk memindahkan dental unit ini. Caranya adalah dengan menyelipkan seutas tali tambang plastik di bawah barang berat ini dan selanjutnya dengan entengnya dia menarik sendirian tali tambang plastik ini. Sungguh menakjubkan. Mungkin bahan plastik inilah yang membuat dia menjadi licin dan meluncur di atas permukaan tegel tanpa menggoresnya. Alhasil dental unit ini berpindah tempat dengan aman dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Ada satu hal yang perlu diperhatikan pada waktu akan memakai alas sebagai ’pelicin’ barang berat ini. Jangan kita menggunakan bahan yang terbuat dari karet (misalnya keset dari karet). Sifat karet ini justru menyebabkan tahanan pada upaya penggeserannya. Jadi alih-alih bergerak, karet ini justru menjadi semacam ’rem yang pakem’. Itulah sebabnya, jalanan menanjak (ramp) untuk mendorong kereta pasien di rumah sakit selalu dialasi dengan karpet karet. Tujuannya supaya orderly/helper (petugas rumah sakit) yang mendorong brankar ini dapat mengontrol laju kereta dorong dan tidak meluncur tak terkendali.

Sambil masih terkagum-kagum dengan kiat memindahkan menggunakan tali tambang plastik ini, saya jadi teringat dengan adegan film pada waktu firaun mau membangun piramid. Kalau tak keliru film yang saya tonton itu adalah ’The Ten Commandment’ (Sepuluh Perintah Allah). Di situ digambarkan betapa beratnya memindahkan bongkahan batu granit yang bobotnya berton-ton itu ke lokasi pembangunan piramid. Digunakan ratusan budak-budak (slaves) untuk menggeser bongkahan ini inci demi inci. Pada suatu adegan, demi untuk menambah ‘pelicin’ maka tentara firaun ini memerintahkan budak-budak yang paling lemah untuk dikurbankan diselipkan di bawah bongkahan batu ini. Tapi itu cuma ada di film dan saya pikir hanya khayalan dramatis sang sutradara.

Inilah tip yang ingin saya bagikan bagi sahabat Kompasianers, mudah-mudahan bermanfaat adanya. Have a nice weekend.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun