Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keluar...Keluar....Keluar !

28 Maret 2010   03:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:09 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_104175" align="alignleft" width="300" caption="'out of the box'"][/caption]

(Ini sebuah ulasan imajiner menggunakan kata ‘out’ yang amat kaya makna dalam bahasa Inggris).

Dari outset (awal) kasus Bank Century sudah menunjukkan tanda-tanda akan menjadi cause celebre. Begitu banyak tangan-tangan hantu yang bermain di belakang layar sehingga publik semakin penasaran untuk find out ( mencari tahu), ferret out (mengorek) dan make out (memahami) apa yang sebenarnya terjadi di situ. Beberapa mantan menteri yang dianggap bertanggung jawab menjadi sorotan tajam dalam kasus ini, sekalipun mereka merasa sudah di single out (dibidik) secara semena-mena untuk tujuan politis.

Temuan panja DPR dalam kasus ini memang membuat mata masyarakat terbuka dan memicu berbagai outcry (protes keras) dan outrage ( amarah) dalam beragam bentuk. Kegusaran masyarakat ini sudah barang tentu banyak dipengaruhi oleh keunggulan teknik informatika modern dimana hampir seluruh rangkaian sidang kasus ini ditayangkan secara live di televisi. Disana pemirsa dapat melihat anggota panja yang dengan outright (tanpa tedeng aling-aling) dan outspoken ( blak-blakan) mencecarkan pertanyaan kepada pihak yang terkait. Terjadilah suatu pertandingan ‘gulat kata-kata’ di antara dua pihak dimana satu dengan yang lainnya berusaha untuk outwit (menelikung dengan kecerdasan) lawannya.

Sebenarnya dari semua temuan yang berhasil dihimpun oleh panja, orang sudah dapat menarik kesimpulan bahwa terjadinya penyimpangan outweigh (lebih condong) daripada sekedar keputusan politis yang meleset. Namun suara bulat untuk menyatakan hal itu ternyata sulit untuk didapat, sehingga untuk menyatakan sikap DPR dilakukan voting. Dan memang ternyata jumlah anggota yang menyatakan telah terjadi penyimpangan outnumber (menang suara) dari anggota yang berkata sebaliknya.

Sementara pihak-pihak yang terkait sedang berkutat untuk mencari wayout (jalan keluar) yang terbaik untuk kasus Bank Century ini, tiba-tiba merebak kasus lain yang secara tidak langsung berkaitan juga dengan permasalahan besar ini yaitu kasus yang digemborkan oleh si whistle blower Susno Duaji. Jadi nampaknya gonjang ganjing ini seperti outbreak (letusan wabah penyakit) yang menjalar liar kemana-mana. Kembali masyarakat mengungkapkan outburst ( luapan kemarahan) atas kebobrokan aparat perpajakan. Nampaknya kalau gerakan moral untuk tidak membayar pajak ini berhasil direalisasikan, maka akan terjadi pajak yang outstanding (tertunggak) dalam nilai ratusan milyar rupiah. Ini tidak lepas dari motif Susno Duaji yang merasa dizalimi karena dijadikan outcast (orang yang dikucilkan) bahkan diperlakukan tak berbeda seperti outlaw (penjahat) oleh rekan-rekannya di kepolisian.

Sementara si Gayus Tambunan sudah get out ke Singapura dengan dalih akan menjadi outpatient (pasien rawat jalan) atau inpatient (pasien rawat inap), tetapi yang lebih mungkin bisa dipercaya dia berusaha untuk fade out (menghilang dari pandangan mata). Diberitakan pula kepolisian sudah on the lookout ( mencari-cari) sang buron ini. Namun sepertinya outlook (prospek) nya cukup suram untuk bisa menangkap tokoh kunci ini,mengingat pengalaman-pengalaman masa lalu dimana Hendra Raharja yang buron bisa goyang-goyang kaki di rumahnya di outskirt (pinggiran kota) di Australia tanpa bisa diekstradisi. Tidak tertutup kemungkinan pihak Direktorat Perpajakan akan mengumumkan bahwa si Gayus Tambunan ternyata adalah tenaga outsource (pekerja lepas), sehingga segala tindak tanduknya adalah di luar tanggung jawab institusinya.

Sejauh ini belum diketahui bagaimana outcome (hasil) dari ’perang bintang’ di kepolisian ini, sekalipun Kapolri sudah membuat pernyataan dan outline (garis besar) tindakan yang akan segera diambil menyangkut kasus yang menghebohkan ini. Masyarakat memandang perseteruan di tubuh kepolisian ini seperti sebuah pertempuran di medan perang dimana masing-masing pihak berusaha untuk outflank ( melakukan manuver serangan melambung) ke pihak lawan. Mudah-mudahan ada outlet (penyaluran) yang positif untuk kebuntuan ini, barangkali dengan sekali-kali bersantai menurunkan suhu politik dengan berbelanja outfit (perlengkapan pakaian) di outlet (gerai) di kota Bandung. Punten saya mau out ....!

Ilustrasi dari : Google

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun