[caption id="attachment_234043" align="aligncenter" width="400" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption]
Yang saya maksud dengan ‘tak punya nama’ adalah tiadanya istilah atau kosakata ini dalam bahasa Indonesia. Dan 'ciri khas orang Indonesia' yang saya maksudkan adalah ‘hobi’ untuk mencampuri urusan pribadi orang lain baik dengan cara menggunjingkan di belakang punggung maupun dengan bertanya langsung tanpa risi kepada yang bersangkutan. Buat saya, sungguh aneh bahwa ciri yang menonjol dari bangsa kita ini tak bernama dalam bahasa Indonesia yang baku. Dalam bahasa-bahasa dunia lainnya, sifat yang berkonotasi negatif ini selalu ada istilah khususnya.
Dalam bahasa Inggris dikenal istilah ‘nosy’ atau ‘nosey’ yang menurut kamus Oxford didefinisikan dengan ‘showing too much curiosity about other people’s affairs’ (mempertontonkan rasa ingin tahu yang kelewatan mengenai urusan pribadi orang lain). Istilah ini memang diambil dari kata ‘nose’ untuk mengibaratkan orang yang selalu menempelkan batang hidungnya di belakang punggung kita, karena ingin meneropong segala sepak terjang kita sedetil-detilnya. Mungkin juga ini tamsil pada hewan yang selalu mengendus-enduskan hidungnya kemana-mana. Istilah yang lebih ‘formal’ dalam bahasa Inggris adalah ‘inquisitive’ atau ‘prying’ dan sangat pas menggambarkan sifat yang ‘mau tahu urusan orang’ ini.
Dalam bahasa Belanda pun ada istilah yang khusus untuk perangai ini yaitu ‘nieuwsgierig’ (nieuws = berita, gierig = pelit, kikir). Saya tengarai istilah ini lahir untuk menggambarkan sifat si penyandangnya, yakni ‘mau mengorek informasi sebanyak-banyaknya dari orang lain, tetapi sangat kikir membuka diri mengenai ihwal dirinya’. Di sinilah letak tidak ‘fair’nya orang yang ‘nieuwsgierig’ ini: ingin meraup sebanyak-banyaknya isi perut orang lain, tetapi menutup rapat jeroannya sendiri. Saya terkenang dengan ibu saya, yang memakai istilah ‘nieuwsgierig’ untuk mencela orang yang sok ingin tahu masalah yang bukan urusannya ini.
Masih beruntung bahasa Indonesia tertolong dengan bahasa alay yang justru kini lagi ngetren yaitu ‘kepo’ yang bermakna persis sama dengan ‘nosy’ atau ‘nieuwsgierig’ itu. Konon kata ‘kepo’ ini berasal dari bahasa Mandarin (Hokkien) dan sebenarnya sudah lama dipakai di komunitas chinese melayu. Secara sarkasme kata ‘kepo’ ini lalu diartikan sebagai akronim dari ‘knowing every particular object’ (blusukan sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya). Dengarkan sejumput dialog anak muda berikut ini: Eh, si anu udah putus belom sih sama ceweknya? Iih, kepo banget sih lo! Istilah lain yang juga bahasa alay adalah ‘fudul’ dan nampaknya diserap dari bahasa Arab.
Dari negeri jiran Filipina ada istilah ‘ilungan’ untuk melukiskan sifat ’kepo’ ini. Sepertinya pas juga istilah ini, karena ’ilong’ bermakna ‘hidung’ dalam bahasa Tagalog, dan mengingatkan kita pada kata ‘nosy’ di atas. Dalam bahasa Palembang, juga ada istilah ’cerudikan’ atau ‘celudikan’ yaitu sifat ‘mau tahu urusan dalam negeri orang lain’. Dalam bahasa Rusia pun, perangai orang yang suka bertanya seperti polisi yang menginterogasi maling ada sebutannya yaitu ‘pochemuchka’.
Menghadapi orang yang ‘kepo’ memang membuat kita serba salah, apalagi bila yang bertanya adalah orang yang lebih senior dari diri kita. Mau dijawab ‘Ini bukan urusanmu’ (It’s none of your business), kita bisa dicerca tidak sopan dan kasar (rude). Mau dijawab, yang ‘diplomatis’, dia malah mencecar dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya sampai kita tak berkutik. Benar-benar annoying dan frustrating menghadap orang yang ‘kepo’ ini.
Mengapa ciri khas orang Indonesia yang begitu menonjol (dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain) ini tak mempunyai sebutan dalam bahasa Indonesia? Istilah ‘nosy’ ini tidak dapat dipadani dengan kata ‘penasaran’ (curious), karena sekalipun berkonotasi ‘kepingin tahu’, curious tidak sampai menerobos ke wilayah privat seseorang. Dalam bahasa Jawa saya belum berhasil menemukan padanannya. Juga dalam bahasa daerah lainnya. Mungkinkah di antara Kompasianers ada yang mengetahui sebutan ini dalam bahasa ibunya, siapa tahu dapat ‘disumbangkan’ sebagai kosakata baru dalam bahasa Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI