Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu...

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

"Cowlick" alias "Rambut Nakal"

3 Mei 2014   01:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399028502833194365

[caption id="attachment_322346" align="aligncenter" width="551" caption="(ilust dontdodumbthing.com)"][/caption]

Selagi saya membaca novel “After Her” karangan Joyce Maynard, saya tersua dengan istilah “cowlick” ini yang kutipannya sebagai berikut [a photograph showing our mother, with an expression I barely recognized, of eagerness and hope, and our young and lanky father – skinnier than we’d ever known him, with a cowlick – wrapping his arms around the two of us in a gesture that would have made you think no harm could ever befall this family]. Istilah ini sama sekali asing buat saya, dan langsung saya buka kamus untuk mencari tahu maknanya. Seperti biasanya istilah asing yang saya temukan pada novel, saya merasa beruntung mendapat vocabulary baru dan pengetahuan baru dengan kata cowlick ini.

Pada salah satu kamus, cowlick diberi definisi “a tuft of hair that grows in a different direction from the rest of the hair and usually will not lie flat” (sejumput rambut yang tumbuh berbeda arah dengan rambut lainnya dan biasanya tidak mau merunduk). O ya, baru tahu saya, kalau dalam bahasa kita suka dinamakan “rambut nakal”, “rambut yang tidak mau nurut”, atau dalam bahasa yang sedikit saru disebut “rambut ngaceng”. Cowlick ini biasanya terdapat pada ubun-ubun, meskipun kadang-kadang juga bercokol di depan atau di belakang kepala. Meskipun diberi minyak rambut tebal-tebal dan disisir berulang kali, cowlick ini tetap berdiri tegak tak mau tidur.

Istilah cowlick ini memang mengacu pada sapi betina (cow) yang suka menjilati (lick) bulu anaknya, sehingga bulu yang dijilati itu menyerupai jambul. Dalam bahasa Belanda cowlick ini dinamakan dengan “spuuglok” (spuug = ludah, lok = sejumput rambut). Anda dari generasi lama mungkin masih ingat supaya rambut kita berjambul, maka jari tangan kita basahi dengan ludah, lantas kita oleskan pada rambut yang ingin dibuat jambul itu. Dalam bahasa Inggris British dia dinamakan dengan “kiss-me-quick”. Agak aneh penamaan ini, tapi saya tengarai mungkin istilah ini diilhami oleh lagu Elvis Presley yang berjudul “Kiss Me Quick”. Dan Elvis memang terkenal dengan jambulnya yang digandrungi anak muda di zaman itu.

Saya masih ingat dulu, mati-matian kepingin memiliki gaya rambut seperti Elvis ini. Ada yang memberi saran bahwa rambut harus digunduli dulu, baru kemudian dibentuk (disisir) sesuai dengan arah yang kita inginkan. Tapi dasar rambut saya memang “penurut” bukan “kasar”, jadi tetap saja gagal menciptakan kuif (jambul) yang saya idamkan. Memang menurut referensi yang saya baca cowlick, lebih mudah terjadi pada mereka yang berjenis rambut kasar dan kaku. Seorang bintang film komedi yang terkenal dengan cowlick adalah Alfalfa (dengan serial Our Gang di tahun 1930-1940). Rata-rata kita tak menyukai cowlick ini, karena memberi penampakan seperti orang bangun tidur di mana rambut berdiri serabutan.

Omong-omong soal kosakata baru yang asyik saya temukan di novel yang saya baca, kemarin saya juga menemukan kata “bunk bed”. Apakah Anda dapat menebak maknanya? Ternyata bunk bed adalah “ranjang susun” dalam bahasa kita. Saya masih ingat waktu anak-anak dahulu, tidur di ranjang susun ini, saya tidur di ranjang atas dan adik laki-laki saya di ranjang bawah. Mendapat vocabulary baru selagi membaca novel memang merupakan bonus keasyikan dan kenikmatan tersendiri buat saya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun